backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Kiat Jitu Menjaga Hubungan Baik dengan Mantan Suami Atau Istri

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 24/01/2019

    4 Kiat Jitu Menjaga Hubungan Baik dengan Mantan Suami Atau Istri

    Memelihara silaturahmi dengan mantan istri atau suami setelah bercerai memang tidak pernah mudah. Beberapa pasangan mungkin berpisah secara alot sehingga rasanya sedikit mustahil buat menjalin hubungan yang baik. Namun meski sulit, Anda dan mantan pasangan tetap harus berusaha untuk menjalin hubungan baik setelah bercerai. Apalagi jika Anda dan pasangan telah memiliki buah hati. Ingat, peran orangtua sangat penting untuk masa depan anak Anda kelak.

    Lantas, bagaimana Anda bisa melakukan hal tersebut? Simak tipsnya di bawah ini.

    Cara membangun hubungan baik dengan mantan istri/suami

    1. Jangan menjelekkan pasangan di depan anak

    cara kerja sistem imun

    Anda mungkin merasa kesal, marah, dan kecewa dengan mantan pasangan. Namun, jangan pernah tunjukkan perasaan tersebut di hadapan anak Anda. Apalagi sampai mengungkit sifat buruk atau bahkan merendahkan pasangan Anda.

    Membicarakan hal buruk tentang mantan pasangan berarti Anda juga berpikir negatif tentang anak Anda. Pasalnya, anak adalah bagian dari mantan pasangan Anda. Apa pun yang terjadi itu tidak akan berubah.

    Jadi, jangan biarkan emosi mengambil alih dengan menceritakan pada anak tentang kesalahan mantan pasangan atau hal-hal lain yang menyudutkan mantan pasangan Anda.

    Berbagai hal tersebut justru akan membuat anak memiliki rasa benci. Entah dia akan berpihak pada Anda atau malah memihak pada pasangan.

    2. Fokus pada masa depan anak

    cara kompromi dengan pasangan

    Alih-alih menyimpan banyak energi negatif pada mantan istri/suami, sebaiknya gunakan energi tersebut pada sesuatu yang lebih positif, misalnya menyiapkan masa depan anak Anda. Meski sudah tidak lagi bersama, Anda berdua memiliki tanggung jawab penuh terhadap masa depan anak Anda.

    Diskusikan tentang rencana tentang tabungan pendidikan hingga asuransi kesehatan anak. Perhitungkan dengan baik berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan per bulan untuk kedua hal tersebut. Bila perlu, Anda bisa melibatkan jasa perencana keuangan (financial adviser) agar pembiayaan anak Anda lebih terstruktur dan terencana.

    Jadi, entah tinggal dengan Anda atau mantan pasangan, masa depan anak penting untuk dibicarakan dan dipikirkan secara matang.

    3. Maafkan diri Anda dan mantan pasangan

    mencari pasangan mirip orangtua

    Rasa bersalah, marah, dan benci bukanlah perilaku yang patut untuk dipertahankan. Berusalah sekuat tenaga untuk berdamai dengan diri sendiri sekaligus mantan pasangan Anda.

    Meski sulit dilakukan, memaafkan kekhilafan diri sendiri dan bahkan mantan pasangan sangat penting untuk membangun hubungan baik setelah perceraian.

    Belajarlah untuk melepaskan perasaan negatif agar Anda dan mantan pasangan bisa sama-sama bangkit dari keterpurukan.

    4. Atur waktu bersama anak

    Dalam banyak kasus, urusan hak asuh anak sering kali membawa petaka setelah perceraian. Untuk menghindari hal ini, Anda dan mantan pasangan harus mendiskusikan dengan hati-hati dan kepala dingin. Bila perlu, libatkan pengacara untuk membantu memilih cara terbaik.

    Namun, terlepas siapa pun yang mendapatkan hak asuh anak nantinya, masing-masing dari kalian berdua berhak untuk bertemu dan menikmati waktu bersama dengan anak.

    Ingat, anak Anda ingin tetap menyayangi Anda berdua dan menikmati waktu bersama. Jadi, hindari berpikir bahwa anak terlalu memihak karena lebih senang tinggal di rumah Anda atau mantan pasangan

    Jika anak Anda sedang berada di rumah mantan pasangan, sempatkan untuk chatting, menelepon, dan bercerita apa pun selayaknya anak dan orangtua. Begitu pula ketika anak sedang berada di rumah Anda, ingatkan ia untuk memberi kabar ayah/ibunya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 24/01/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan