backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Dominan dan Submisif dalam Hubungan, Apa Artinya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 08/02/2023

Dominan dan Submisif dalam Hubungan, Apa Artinya?

Anda yang pernah mendengar tentang BDSM mungkin sudah tak asing dengan istilah “dominan” dan “submisif”, tetapi sudahkah Anda mengetahui pengertian keduanya?

Peran dominan dan submisif pada diri pasangan memang kerap menjadi bumbu dalam hubungan. Tertarik mencoba hal yang sama? Simak dulu penjelasannya di bawah ini.

Apa itu hubungan dominan dan submisif?

Hubungan dominan dan submisif adalah hubungan yang melibatkan peran kekuasaan pada masing-masing pihak.

Pada hubungan dominan dan submisif, ada salah satu pihak yang memiliki kekuasaan lebih dalam memutuskan sesuatu. Dialah yang disebut sebagai dominan.

Sementara itu, pihak satunya yang menjadi submisif dengan senang hati dan penuh kesadaran mengikuti keinginan sang dominan.

Seorang dominan tidak selalu laki-laki dan submisif tidak selalu perempuan. Keduanya bisa menjadi dominan, submisif, ataupun bertukar peran.

Maka dari itu, ada istilah male dommale subfemale dom, dan female subMale sub artinya laki-laki submisif, female sub artinya perempuan submisif, dan seterusnya.

Tidak hanya dalam hubungan romantis, peran dominan dan submisif juga dapat ditemukan dalam bentuk hubungan lainnya.

Hanya saja, pengertian dominan dan submisif memang paling sering dikaitkan dengan hubungan romantis, khususnya hubungan intim.

Pada hubungan intim, peran dominan dan submisif ditemukan dalam gaya bercinta BDSM atau bondage, discipline, sadism, dan masochism.

Huruf D dan S dalam BDSM juga kerap diartikan sebagai dominance and submission.

Apakah Anda dominan atau submisif?

female sub artinya

Setiap orang sejatinya memiliki sifat dominan dan submisif. Meski begitu, memang akan ada kecenderungan pada salah satu di antaranya.

Pada dasarnya, jika Anda lebih banyak membuat keputusan dalam hubungan yang sedang Anda jalani saat ini, bisa jadi Anda adalah seorang dominan.

Anda mungkin lebih sering memutuskan waktu untuk berlibur, tempat yang akan dituju, sampai hal-hal yang lebih intim seperti jadwal bercinta dan gaya yang akan digunakan.

Sebaliknya, jika selama ini Anda lebih banyak pasrah atau menyerahkan segala keputusan pada pasangan, ini bisa menandakan bahwa Anda berperan sebagai submisif.

Contoh mudahnya yakni saat Anda menikmati berbagai arahan atau permintaan dari pihak dominan.

Namun, perlu diingat bahwa pihak submisif tidak harus selalu pasrah. Mereka boleh memberi perlawanan atau menolak pihak dominan.

Sebagai contoh, saat bercinta dan merasa tidak nyaman dengan gaya bercinta yang dipilih pihak dominan, pihak submisif boleh meminta agar hubungan intim tersebut dihentikan.

Apakah hubungan dominan dan submisif aman dilakukan?

pasangan dominan dan pasangan submisif

Hubungan dominan dan submisif yang dikaitkan dengan BDSM kerap membuat bentuk hubungan ini terlihat negatif seperti kekerasan seksual.

Padahal, BDSM dan kekerasan seksual merupakan dua hal yang berbeda.

Dikutip dari laman Office for Victims of Crime, selama dilakukan dalam batasan dan atas persetujuan, BDSM merupakan bentuk hubungan yang aman dilakukan.

Pengertian dominan dan submisif pada BDSM pun tidak hanya sebatas rasa sakit yang dialami oleh salah satu pihak.

Bagi pasangan yang sama-sama menyukai gaya bercinta ini, BDSM justru akan membuat mereka merasakan keintiman, kenikmatan yang lebih, dan mood yang lebih baik.

Selain itu, meski selama ini peran dominan lebih banyak ditemukan pada laki-laki, tidak menutup kemungkinan perempuan akan mengambil posisi tersebut.

Pada situasi seperti ini, akan ada peran male sub yang artinya peraturan selama berhubungan intim akan ditentukan oleh wanita.

Perubahan peran ini mungkin saja terjadi, tetapi kembali lagi semua harus disertai dengan kesepakatan bersama dan persetujuan (consent).

Apabila seorang female sub ingin berganti peran, artinya pihak pria harus menyerahkan posisi yang dimilikinya.

Jadi, jika suatu saat Anda ingin berganti peran, cobalah bicarakan dengan pasangan Anda. Ini merupakan hal yang wajar dan tidak ada salahnya untuk dicoba.

Pada akhirnya, satu hal yang paling penting dilakukan sebelum berhubungan intim ialah persetujuan antara kedua belah pihak, terutama jika Anda ingin menerapkan peran dominan dan submisif.

Semua tentang hubungan dominan submisif

  • Hubungan dominan dan submisif tidak hanya terjadi saat di atas ranjang. Ini juga bisa terjadi dalam bentuk hubungan lain di luar hubungan asmara.
  • Anda merupakan seorang dominan ketika lebih banyak memegang kendali dalam hubungan yang dijalin.
  • Submisif adalah seseorang yang lebih banyak pasrah tetapi tetap menikmati keinginan pihak dominan.
  • Peran dominan dan submisif dalam gaya bercinta BDSM merupakan hal yang wajar selama dilakukan dengan kesepakatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 08/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan