Jatuh cinta memang merupakan suatu perasaan yang sulit dijabarkan. Bahkan, tubuh Anda bisa memberikan reaksi yang beragam saat jatuh cinta.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Jatuh cinta memang merupakan suatu perasaan yang sulit dijabarkan. Bahkan, tubuh Anda bisa memberikan reaksi yang beragam saat jatuh cinta.
Tak sekedar jantung berdebar-debar dan keringat dingin, beberapa orang sering kali jarang terlihat “bodoh” saat jatuh cinta. Namun, tenang saja, Anda bukan satu-satunya yang merasakannya.
Seperti potongan sebuah lagu, “jatuh cinta berjuta rasanya“, reaksi tubuh yang dirasakan setiap orang saat merasakan kebahagiaan ini juga bisa beragam.
Dari berbagai reaksi berikut, mana yang pernah Anda rasakan?
Laman Harvard Medical School menyebutkan bahwa sensasi jatuh cinta serupa dengan euphoria (kebahagiaan berlebihan) yang dirasakan seseorang ketika ketagihan obat.
Euphoria terjadi ketika otak melepaskan zat kimia, seperti dopamin, oksitosin, adrenalin, dan vasopresin secara berlebihan.
Seperti halnya obat-obatan, semakin banyak waktu yang Anda habiskan bersama orang yang membuat Anda jatuh cinta, Anda akan semakin “ketagihan”.
Anda tentu sudah tidak asing dengan istilah mabuk cinta. Rupanya, istilah ini memang beralasan.
Pasalnya, saat jatuh cinta, produksi hormon oksitosin alias “hormon jatuh cinta” akan meningkat. Kondisi ini hampir sama ketika Anda minum wine cukup banyak.
Meski menimbulkan efek yang sama, bukan berarti Anda bisa memilih untuk minum alkohol saat sedang tidak jatuh cinta. Sebab, dampak buruk minum alkohol jauh lebih berbahaya daripada jatuh cinta.
Pernahkah Anda merasakan pipi menghangat dan bersemu saat kencan pertama? Kondisi ini rupanya merupakan efek dari peningkatan aliran darah.
Seperti yang disebutkan oleh American Psychological Association, ketika seseorang menemukan kegembiraan, salah satu reaksi yang diberikan oleh tubuh adalah peningkatan aliran darah.
Selain pipi yang bersemu, kondisi tersebut juga menyebabkan keringat dingin dan peningkatan detak jantung.
Perasaan bahagia yang timbul saat jatuh cinta akan meningkatkan produksi hormon oksitosin dalam tubuh.
Hormon tersebut kemudian memengaruhi kinerja saraf yang mengatur ukuran pupil sehingga membuatnya tampak lebih besar.
Namun, bukan hanya perasaan senang, pembesaran pupil juga bisa terjadi saat sedang sedih, cemas, dan takut.
Kehilangan nafsu makan hingga susah konsentrasi? Ini bisa menjadi salah satu reaksi tubuh Anda saat sedang jatuh cinta.
Meski belum diketahui secara pasti bagaimana hal ini bisa terjadi, keduanya memang kerap menghampiri seseorang yang sedang jatuh cinta.
Kondisi ini biasanya akan membaik saat Anda mendapatkan sinyal positif dari si “dia”.
Ketika sedang jatuh cinta, terutama saat masih berada di masa pendekatan, tak jarang seseorang rela berkorban demi mendapatkan perhatian targetnya.
Kondisi ini sering kali membuat “kekuatan super” muncul karena Anda rela melakukan sesuatu lebih dari biasanya.
Sebagai contoh, Anda mungkin rela bangun pagi di akhir pekan saat memiliki janji dengan gebetan. Padahal, biasanya Anda akan menggunakan waktu tersebut untuk tidur sampai siang.
Khusus untuk wanita, efek jatuh cinta kerap membuat nada berbicara menjadi lebih tinggi.
Tanpa disadari, perubahan suara tersebut sebenarnya merupakan sinyal tubuh untuk menarik seseorang. Perubahan ini sekaligus menjadi pertanda bahwa Anda tertarik dalam percakapan yang sedang terjalin.
Setelah menikah dan hidup bersama, rasa cinta bisa ikut berkembang. Dalam kondisi ini, lama Max Planck Institute for Human Development menjelaskan kecenderungan seseorang untuk mengalami kenaikan berat badan.
Berbeda dengan berpacaran, hidup bersama memiliki peluang lebih tinggi untuk mengubah pola makan Anda menjadi lebih banyak.
Itulah salah satu alasan mengapa Anda mungkin mengalami kenaikan berat badan setelah menikah.
Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terkena penyakit jantung akan meningkat.
Namun, studi yang diterbitkan oleh BMC Medicine menemukan bahwa seseorang yang menikah memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal saat memiliki penyakit jantung.
Belum diketahui secara pasti bagaimana kondisi ini bisa terjadi. Namun, risiko stres yang menurun karena hidup bahagia bersama pasangan diperkirakan menjadi salah satu faktornya.
Jatuh cinta sering kali membuat seseorang lebih berani bermimpi dan berimajinasi. Kreativitas yang tadinya terpendam bisa perlahan muncul karena Anda berusaha mendapatkan atau membahagiakan seseorang.
Tak hanya itu, konflik dalam rumah tangga terkadang juga membutuhkan pemikiran kreatif untuk mendapatkan opsi penyelesaian yang beragam.
Fase jatuh cinta yang penuh gairah dan intens ternyata bisa memberikan efek serupa dengan obat penghilang rasa nyeri.
Meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut, hormon dopamin yang meningkat saat jatuh cinta dipercaya mampu memengaruhi area kinerja otak yang sama ketika obat nyeri diberikan.
Perasaan jatuh cinta sering kali tidak disadari atau bahkan dihindari karena merasa terkejut sendiri ketika menyukai seseorang tertentu.
Namun, apabila tubuh Anda sudah memberikan berbagai reaksi tersebut, bisa jadi Anda sedang benar-benar jatuh cinta.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar