backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Jurus Jitu Menghadapi Perilaku Pacar yang Posesif

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 26/04/2021

    5 Jurus Jitu Menghadapi Perilaku Pacar yang Posesif

    Tidak ada yang mau punya pacar posesif yang selalu membatasi segala gerak-gerik kita setiap hari. Ke mana pun dan apa pun yang Anda lakukan bersama siapa pun selain dirinya harus selalu lapor atas seizin dia dulu. Interaksi Anda dengan orang-orang sekitar pun juga sengaja dihalang-halangi dengan alasan melindungi.

    Memang, sih, rasa saling memiliki itu harus ada dalam sebuah hubungan asmara. Namun, terlibat dalam hubungan yang posesif lama-lama bisa bikin stres. Lantas, bagaimana cara yang tepat menghadapi pacar posesif?

    Langkah-langkah menghadapi pacar posesif

    Cap pacaran bukan berarti pasangan mengklaim hak milik terhadap Anda sehingga ia merasa berhak campur tangan dalam segala aspek dalam hidup Anda hingga hal-hal yang paling remeh sekalipun.

    Lima jurus jitu di bawah ini bisa bantu Anda menghadapi pacar yang posesif tanpa drama.

    1. Katakan dengan jujur bahwa Anda keberatan dengan sikapnya

    Jika sifat tukang kendali si pacar sudah mulai membuat Anda tidak nyaman, baiknya Anda langsung mengajaknya bicara empat mata. Bicarakan dengan santai tapi tegas tanpa harus tarik urat agar maksud Anda tersampaikan jelas.

    Daripada berkata, “Kamu tidak pernah membiarkanku jalan-jalan bersama sahabat!” Anda bisa menggantinya dengan, “Aku merasa tidak nyaman kalau kamu terus-terusan mengendalikan hidupku.’

    Tegaskan bahwa tidak semua hal harus Anda laporkan pada dirinya, dan Anda juga tidak harus selalu minta persetujuan dirinya untuk melakukan sesuatu atau bertemu teman. Ingatkan pada pasangan bahwa meski Anda dan dirinya menjalin hubungan eksklusif, masing-masing tetap memiliki kepentingan, kebebasan, dan kehidupan pribadi yang tidak boleh seenaknya diatur secara sepihak. Anda punya hidup dan rutinitas sendiri, begitu pula dengannya.

    Jelaskan juga pada pasangan bahwa sikap posesif lama-lama bisa ikut mengganggu hidupnya. Selalu fokus pada titik masalahnya tanpa bertele-tele.

    2. Jangan marah-marah

    Untuk mencoba hal-hal di atas, pasti butuh kesabaran dan pengertian yang amat sangat besar. Maka diharapkan Anda untuk bisa mengendalikan emosi sebaik mungkin untuk menghadapi perilaku pacar posesif.

    Jika keduanya sama-sama emosi, yang ada hubungan malah tidak berjalan lancar. Bila perilaku posesif pasangan mulai “kambuh’, bersabarlah dengan cara menarik napas dalam sebanyak 3 sampai 5 kali. Kalau Anda memang sudah mulai naik pitam, mintalah waktu untuk menyendiri guna mendinginkan kepala. Semakin Anda bereaksi berlebihan, pasangan Anda akan semakin berada di atas angin untuk mengontrol Anda.

    3. Cari tahu apa penyebabnya

    Setelah Anda mencurahkan apa yang mengganjal di hati Anda, kini saatnya Anda tanyakan pada pasangan Anda apa yang membuatnya posesif. Jika perilaku pacar posesif ini disebabkan karena ia merasa tidak aman dan takut Anda berpaling atau bahkan karena cemburu buta takut Anda menyakiti perasaanya.

    Katakan dengan tegas tapi tanpa emosi bahwa Anda juga sama sayang dan cintanya pada pasangan, tapi tidak ingin dikekang dan dikendalikan. Dengan begitu, pasangan Anda tidak bisa lagi mencari-cari kesempatan untuk membela diri atau menyalahkan Anda.

    4. Berikan pengertian lebih

    Setelah Anda dan pasangan sama-sama meluruskan masalah, cobalah untuk menunjukkan perhatian lebih terhadap pasangan. Anda bisa memeluknya untuk meredakan rasa cemasnya saat ia tidak ingin kehilangan Anda. Hindari juga hal apa yang akan membuat rasa curiga dan posesif pasangan Anda muncul. Intinya, buat Anda dan pasangan saling menghindari hal yang tidak disukai satu sama lain.

    5. Buat batasan hubungan agar tidak makin posesif

    Untuk menghadapi perilaku pacar posesif, Anda bisa menetapkan batasan berpacaran dengan pasangan. 

    Dilansir dari PsychCentral, psikolog Leslie Becker-Phelps, Ph.D mengatakan bahwa Anda perlu menentukan batasan di mana Anda dan pasangan boleh bersikap, berbicara dan melarang suatu hal yang dirasa sudah melebihi batas dan akan berdampak buruk pada hubungan berdua.

    Pada dasarnya ini bukan hal yang buruk. Batasan berguna untuk menciptakan aturan yang bisa membuat Anda satu sama lain nyaman dan mencegah timbulnya pertengkaran di masa depan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 26/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan