backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Vagina Basah Bisa Normal dan Tidak, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 08/06/2023

    Vagina Basah Bisa Normal dan Tidak, Ini Kemungkinan Penyebabnya

    Pernahkah Anda merasa vagina menjadi basah atau becek? Pada suatu waktu, sangat normal jika miss v Anda terasa becek daripada biasanya, sehingga tak perlu dikhawatirkan.

    Namun, pada beberapa kondisi, vagina yang basah bisa terjadi karena suatu penyakit pada wanita yang membutuhkan penanganan. Jadi, apa penyebab vagina basah yang Anda alami? Cari tahu jawabannya pada ulasan di bawah ini.

    Penyebab vagina basah yang umum terjadi

    Vagina yang basah bisa terjadi dalam keseharian atau hanya pada suatu waktu karena faktor tertentu.

    Cairan yang keluar terkadang diproduksi oleh serviks (leher rahim) dan vagina. Namun, cairan ini juga bisa berasal dari kelenjar yang ada di sekitar lubang vagina Anda.

    Berikut adalah berbagai penyebab vagina atau miss v Anda terasa becek atau basah.

    1. Terangsang atau bergairah

    Saat Anda terangsang secara seksual, termasuk ketika masturbasi atau foreplay, pembuluh darah di vagina, vulva, dan klitoris Anda akan melebar.

    Hal ini membuat kelenjar Bartholin yang ada di dekat lubang vagina menghasilkan cairan. Cairan ini akan melumasi vagina untuk mempermudah penetrasi penis bila terjadi hubungan seksual.

    Dengan cairan dari vagina ini, kemungkinan terjadinya gesekan yang membuat nyeri selama hubungan seksual akan berkurang. Hubungan intim Anda pun akan terasa lebih nikmat.

    Lalu, sebelum atau selama terjadinya orgasme, miss v Anda bisa menjadi lebih becek karena keluarnya cairan dari kelenjar Skene yang terkadang seperti menyemprot dari vulva.

    2. Masa subur atau ovulasi

    Dalam siklus menstruasi, ada waktu tertentu di mana vagina akan terasa basah. Biasanya, vagina yang basah ini merupakan tanda Anda sedang ovulasi atau dalam masa subur.

    Melansir Cleveland Clinic, cairan yang diproduksi serviks pada masa ovulasi ini memudahkan sperma untuk bertemu dengan sel telur.

    Artinya, jika Anda sedang merencanakan kehamilan, miss v yang becek ini bisa menjadi penanda bagi Anda dan pasangan kalau ini saatnya berhubungan intim.

    Tahukah Anda?

    Cairan yang keluar saat Anda terangsang umumnya lebih licin, cair atau basah, berwarna transparan, dan menyebar lebih mudah.
    Tidak seperti keputihan, cairan ini pun biasanya akan mengering dengan cepat dan menguap dalam waktu kurang lebih satu jam.

    3. Faktor keputihan

    Keputihan memang wajar terjadi dalam keseharian Anda. Cairan yang diproduksi serviks dan vagina ini berfungsi untuk melembapkan serta melindungi miss v dari infeksi.

    Namun, volume cairan keputihan umumnya akan lebih banyak dari biasanya akibat faktor tertentu.

    Selain ovulasi, faktor lain seperti kehamilan, penggunaan pil KB, stres, serta mengonsumsi obat atau makanan tertentu juga bisa membuat vagina Anda terasa lebih basah.

    Penyebab vagina basah yang perlu dikhawatirkan

    keputihan seperti ampas tahu

    Miss v becek yang terkait dengan hal di atas memang normal terjadi. Setelah pencetus-pencetus di atas hilang, vagina Anda akan tidak sebasah seperti sebelumnya.

    Namun, bagaimana jika vagina selalu basah? Vagina yang selalu basah atau terasa becek berlebihan bisa terjadi karena penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan medis.

    Jadi, jika miss v Anda terasa becek berlebihan dan muncul gejala lainnya, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya.

    1. Vaginosis bakterialis

    Vaginosis bakterialis terjadi ketika bakteri yang ada di vagina tumbuh secara berlebihan. Akibatnya, muncul gejala keputihan yang tak biasa sehingga membuat vagina Anda terasa basah.

    Biasanya, keputihan akibat vaginosis bakterialis tampak encer serta berwarna putih keabu-abuan atau hijau. Vagina Anda pun umumnya akan tercium bau tak sedap dan terasa gatal.

    2. Penyakit menular seksual

    Beberapa penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis, gonore, dan klamidia, bisa menyebabkan miss v Anda terasa basah yang tak biasa.

    Biasanya, akibat penyakit ini, cairan yang keluar dari vagina akan berwarna hijau atau kuning. Beberapa di antaranya juga mengalami keputihan berwarna abu-abu yang berbuih.

    3. Infeksi jamur vagina

    Vagina yang selalu basah juga bisa terjadi karena infeksi jamur vagina, yaitu ketika jamur candida tumbuh berlebih di vagina tanpa terkendali.

    Bila ini penyebabnya, cairan keputihan biasanya akan terlihat kental, berwarna putih, dan tampak seperti keju cottage. Vagina juga mungkin gatal dan seks akan terasa menyakitkan.

    4. Servisitis

    Peradangan pada serviks atau disebut servisitis bisa menimbulkan keputihan abnormal yang tak kunjung sembuh sehingga vagina Anda akan selalu terasa basah.

    Cairan yang keluar dari vagina sering kali tampak berwarna abu-abu, putih, atau kuning. Vagina juga bisa terasa gatal dan nyeri, terutama saat buang air kecil dan berhubungan intim.

    5. Atrofi vagina

    Atrofi vagina adalah kondisi di mana dinding vagina menjadi lebih kering dan tipis. Biasanya, kondisi ini paling sering terjadi saat masa perimenopause dan menopause.

    Sering kali, penyakit ini menyebabkan vagina kering pada awalnya. Gejala lainnya kemudian muncul, termasuk gatal pada area genital serta cairan vagina yang berwarna kekuningan.

    Itulah beberapa penyebab miss v Anda terasa becek lebih dari biasanya, baik yang normal maupun tidak.

    Selama vagina yang basah tidak disertai dengan gejala lain dan cairannya berwarna bening atau putih seharusnya ini adalah hal yang wajar dan tak perlu dikhawatirkan.

    Jadi, selalu perhatikan kembali apa yang terjadi pada Anda belakangan ini dan apakah muncul pula gejala lainnya.

    Bila Anda masih ragu, konsultasikan kepada dokter untuk mendapat jawaban dan penanganan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 08/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan