backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

13 Kesalahan Utama Saat Menggunakan Kondom

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    13 Kesalahan Utama Saat Menggunakan Kondom

    Tidak menggunakan kondom adalah kesalahan terbesar yang dapat Anda lakukan. Tetapi, bahkan di saat bertindak dengan tanggung jawab penuh dan kehati-hatian, kecelakaan bisa saja terjadi.

    Kondom rusak dan sobek, meski jarang, bukanlah hal yang tidak mungkin. Namun, kedua hal ini bukanlah satu-satunya kesalahan saat menggunakan kondom yang dihadapi oleh pasangan. Dilansir dari Live Science, sebuah artikel terbitan jurnal Sexual Health mengulas 50 studi dari 14 negara, berusia lebih dari 16 tahun tentang kesalahan penggunaan kondom dari seluruh dunia.

    Beberapa kesalahan yang paling sering dilakukan termasuk pemakaian yang terlambat atau melepasnya sebelum hubungan intim benar-benar selesai, tidak menyisakan ruangan di ujung kondom untuk air mani, hingga keteledoran memeriksa kemasan guna meneliti kedaluwarsa atau kecacatan produk. Kesalahan sepele ini bisa menempatkan Anda dan pasangan terhadap peluang kehamilan yang tidak diinginkan dan penularan penyakit kelamin yang lebih tinggi, tandas para peneliti.

    Apakah Anda pernah membuat salah satu kesalahan di atas? Dari penelitian tersebut, berikut adalah 13 kesalahan menggunakan kondom yang paling umum.

    1. Pemasangan kondom terlambat

    Sekitar 17-51,1 persen pasangan dilaporkan menggunakan kondom baru setelah hubungan seksual sudah berjalan. Penelitian lain menemukan bahwa pemakaian yang terlambat terjadi mengalami kenaikan, dari 1,5 persen menjadi 24,8% kasus hubungan seksual.

    Menunggu terlalu lama untuk memakai kondom adalah tindakan berisiko. Banyak pria yang menunggu foreplay usai sebelum menggunakan kondom. Tidak ada masalah berarti dengan taktik ini — kecuali jika foreplay Anda melibatkan penetrasi dalam bentuk apapun.

    Cairan pra-ejakulasi pria dapat mengandung sperma. Kontak kulit dengan kulit berpotensi menyebabkan penyakit kelamin menular atau kehamilan. Dengan kata lain: jangan menunda.

    2. Terlalu cepat memakainya

    Pemakaian yang terlalu dini saat penis bahkan belum ereksi juga bukan merupakan langkah yang bijak. Melakukan hal ini dapat berarti kondom tidak akan terpasang dengan benar berisiko longgar atau sobek setelah penis ereksi. Hanya pakai kondom saat penis setengah ereksi atau sepenuhnya.

    3. Terlalu cepat melepas

    Sekitar 13,6 persen hingga 44,7 persen individu yang dipelajari dalam studi tersebut melaporkan pernah melepas kondom sebelum waktunya — hingga hubungan seksual benar-benar berakhir. Penelitian lain menemukan bahwa pelepasan kondom terlalu dini juga ditemukan pada 1,4 – 26,9 persen dari hubungan seksual.

    Menarik diri dari perlindungan menempatkan Anda pada kedua risiko penularan penyakit kelamin dan kehamilan yang tidak diinginkan. Disarankan untuk menanggalkan kondom sebelum penis kembali ‘layu’ sepenuhnya, karena hal ini dapat menyisakan lebih banyak ruangan dalam kondom yang bisa meningkatkan peluang air mani tumpah keluar atau kondom tergelincir lolos.

    Terlalu lama memakainya juga tidak baik, yang dapat merisikokan cairan ejakulasi Anda membeku. Hal ini dapat mengiritasi kulit karena air mani memiliki banyak molekul anti-peradangan. Selain itu, sisa air mani Anda dapat bercampur dengan cairan pra-ejakulasi selanjutnya, dan dapat menyumbat uretra penis jika didiamkan terlalu lama.

    4. Membuka gulungan kondom sebelum memakainya

    Antara 2,1 hingga 25,3 persen individu melaporkan mereka membuka keseluruhan gulungan kondom sebelum mulai memakainya.

    Terlihat sepele, namun membuka keseluruhan gulungan kondom sebelum Anda memakaikannya pada penis justru dapat membuat proses pemakaian jauh lebih sulit dan menempatkan Anda pada risiko sobek atau rusak akibat tarikan.

    Cara pemakaian kondom yang benar adalah layaknya memakai stoking — kumpulkan kerutan bahan di ujung kepala penis dan perlahan gulung ke atas dari bagian bawah kumpulan kerutan dengan lembut sambil memastikan posisi kondom tidak berubah dan tertarik meregang sampai ke bagian pangkal — bukan seperti memakai kaos kaki, yang biasa langsung Anda tarik dari atas. Intinya adalah untuk menciptakan sebuah jalur masuk yang mudah bagi penis Anda, sehingga Anda dapat menempatkannya di dalam kondom tanpa harus merobeknya.

    5. Tidak menyisakan ruang di ujung

    Gagal untuk menyisakan sedikit ruang di ujung kepala penis untuk air mani dilaporkan dilakukan oleh 24,3-45-45,7 persen responden studi.

    Umumnya, disarankan untuk menyisakan ruang kosong di ujung kondom sekitar 1,5 cm untuk membiarkan kondom menangkup cairan ejakulasi. Kondom dapat bergerak selama seks — tertarik meregang ‘mencekik’ kepala penis atau melonggar. Pasrikan untuk mencubit ujung kondom saat Anda memasangnya, sehingga akan ada sedikit ruang untuk ejakulasi Anda — jika tidak, kemungkinan air mani akan bocor.

    6. Menyisakan gelembung udara

    Hampir setengah (48,1 persen) wanita dan 41,6 persen pria dilaporkan terlibat dalam hubungan seksual di mana pemasangan kondom masih menyisakan ruang udara di dalamnya.

    Pemasangan kondom yang terburu-buru dan tidak tepat akan menciptakan ruang bagi gelembung udara tetap tinggal. Hal ini dapat merisikokan Anda pada kasus kondom sobek atau robek seluruhnya. Saat menggulung kondom untuk melapisi penis Anda, pastikan bahan pas membalut alat genital Anda dan tidak lecek untuk menghindari pembentukan gelembung udara.

    7. Pemasangan setengah-setengah

    11,2 persen wanita dan 8,8 persen pria melaporkan memulai hubungan seksual sebelum kondom benar-benar melapisi keseluruhan penis.

    Setelah membuka bungkus kondom dan memeriksa ada tidaknya kecacatan pabrik, letakkan ujung gulungan di kepala penis Anda, kemudian buka gulungan dengan menyeretnya perlahan ke atas hingga benar-benar menutupi batang penis seutuhnya. Jika Anda hanya melakukannya setengah jalan, Anda akan merisikokan diri Anda pada peluang penularan penyakit kelamin akibat paparan antar kulit yang lebih besar.

    8. Satu kondom untuk dua situasi berbeda

    Sekitar 4 – 30,4 persen responden studi melaporkan menggunakan satu kondom untuk dua situasi seksual berbeda (melepasnya, kemudian memasang ulang dalam posisi terbalik dan kemudian melanjutkan penggunaannya).

    Daur ulang penting bagi lingkungan, tapi tidak untuk seks. Selain tidak higienis — bakteri dari aktivitas seksual sebelumnya dapat menyebar ke yang lain — hal ini juga dapat mengekspos partner seks Anda terhadap cairan pra-ejakulasi Anda, yang menempatkannya pada risiko penularan penyakit kelamin atau kehamilan. Dan, kecuali jika Anda mencuci kondom Anda dengan sabun dan menunggu lima hari, sperma sisa ejakulasi sebelumnya dapat bertahan hidup hingga lima hari setelahnya.

    9. Paparan pada benda tajam

    Sekitar 2,1 hingga 11,2 persen responden melaporkan membuka bungkusan kondom dengan benda tajam. Masalahnya, jika suatu obyek cukup tajam untuk dapat membuka plastik segelnya, benda tersebut juga cukup tajam untuk dapat menembus dan merobek kondom.

    10. Tidak memeriksa kedaluwarsa dan kecacatan pabrik

    Saat membuka kondom dari bungkusannya, 82,7 persen wanita dan 74,5 persen pria melaporkan mereka tidak dengan teliti memeriksa kondisi kondom dan mencari ada tidaknya kerusakan sebelum memasangnya.

    Yang harus Anda perhatikan: pastikan bungkusan kondom tidak lecek atau aus (longgar), tampak ada sobekan atau terbuka. Periksa pula tanggal kedaluwarsa dan kondisi bahan kondom selagi Anda memasangnya.

    11. Tidak menggunakan pelumas

    16-25,8 persen responden studi melaporkan penggunaan kondom yang tidak didahului oleh adanya lubrikasi, sehingga meningkatkan risiko sobek.

    Beberapa produk kondom tersedia dengan lubrikan. Namun, menambahkan setetes pelumas akan memudahkan Anda saat pemasangan dan selama aktivitas seksual. Selain itu, tambahan lubrikasi pada kedua sisi kondom (dalam dan luar) juga dapat membantu mencegah risiko sobek atau robek.

    12. Salah pilih pelumas

    Sekitar 4,1 persen dari laporan hubungan seksual, responden melaporkan mereka mengombinasikan lubrikasi berbahan minyak (petroleum jelly, vaseline, minyak pijat, minyak kelapa, hingga lotion tubuh) dengan kondom lateks, yang dapat membuat bahan kondom cepat aus dan rusak. Gunakan pelumas berbahan dasar air atau silikon, untuk pilihan yang lebih aman.

    13. Metode penarikan yang kurang tepat

    Gagal untuk secepatnya (dan dengan tepat) menarik penis keluar setelah ejakulasi adalah salah satu kesalahan menggunakan kondom yang paling umum. Hal ini terjadi hingga 57 persen laporan hubungan seksual. Sekitar 31 persen pria dan 27 persen wanita melaporkan pernah membuat kesalahan ini.

    Ketika melepas kondom setelah ejakulasi benar-benar berakhir, pegang pinggiran kondom saat Anda menarik kondom untuk melepasnya, agar mencegah adanya tumpahan.

    Kondom bisa mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan melindungi dari penyakit menular seksual jika digunakan dengan benar.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan