backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyebab dan Ciri Usus Buntu Kambuh setelah Operasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 19/01/2024

Penyebab dan Ciri Usus Buntu Kambuh setelah Operasi

Usus buntu yang mengalami infeksi dan meradang perlu diangkat melalui prosedur apendiktomi. Operasi ini menjadi pengobatan yang efektif untuk mengatasi apendisitis. Namun, sebagian pasien mengalami sejumlah keluhan setelah melakukan apendiktomi. Benarkah ada kemungkinan radang usus buntu kambuh setelah operasi? Jika benar, apa ciri usus buntu kambuh?

Apakah usus buntu bisa kambuh?

Gejala seperti radang usus buntu (apendisitis) bisa muncul kembali setelah melakukan pengangkatan dengan prosedur operasi.

Namun, sebenarnya kondisi ini kurang tepat dikatakan sebagai ciri radang usus buntu yang kambuh karena organ tersebut telah diangkat dari tubuh melalui operasi.

Kondisi ini lebih tepat disebut sebagai stump appendicitis yaitu peradangan di jaringan sisa usus buntu setelah dilakukannya apendiktomi. Ini termasuk risiko komplikasi operasi usus buntu.

Meski begitu, komplikasi ini sangat jarang terjadi. Menurut Journal of Minimal Access Surgery, kasus ini hanya terjadi pada 1 dari 50.000 kasus operasi usus buntu.

Komplikasi bisa terjadi dalam beberapa minggu atau bulan setelah menjalani operasi. Namun, ada juga yang kambuh kembali setelah bertahun-tahun menjalani operasi. 

Studi kasus dalam jurnal Acta Chirurgica Belgica melaporkan bahwa seorang pasien berusia 41 tahun mengalami stump appendicitis setelah 10 tahun melakukan operasi apendiktomi.

Penyebab usus buntu kambuh

obat usus buntu harus operasi

Sebenarnya, sampai saat ini para ahli tidak mengetahui penyebab pasti dari stump appendicitis.

Namun, kondisi ini kemungkinan terjadi karena operasi usus buntu yang tidak sempurna dan masih ada bagian usus buntu yang tertinggal. 

Sebuah penelitian dalam APSP Journal of Case Reports mengungkapkan kasus seorang anak berusia 15 tahun yang mengalami nyeri perut setelah 7 tahun melakukan operasi usus buntu.

Saat dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa masih ada bagian usus buntu yang tertinggal sepanjang 5 cm.

Sisa usus buntu yang tertinggal ini bisa mengalami peradangan dan infeksi. Hal inilah yang menyebabkan gejala radang usus buntu seperti kambuh, biasanya berupa nyeri perut yang parah. 

Jika merasakan sakit di bagian perut yang tidak kunjung hilang setelah operasi atau sakit di area bekas operasi setelah beberapa waktu, Anda jangan mengabaikannya. 

Pasalnya, sisa jaringan usus buntu bisa pecah dan menyebabkan infeksi yang lebih luas di dalam perut. Segera periksakan kondisi Anda kepada dokter.

Dokter akan menjadwalkan untuk melakukan operasi kembali untuk mengangkat sisa usus buntu yang tertinggal.

Ciri-ciri usus buntu kambuh

Pada dasarnya, ciri usus buntu kambuh setelah operasi bisa berbeda-beda pada tiap orang.

Namun, umumnya cirinya tidak jauh berbeda dengan gejala usus buntu awal sebelum menjalani operasi, di antaranya sebagai berikut. 

1. Nyeri perut

Seseorang yang mengalami usus buntu kambuh juga biasanya ditandai dengan sakit perut yang dimulai dari perut bagian tengah dan berpindah ke bagian perut kanan bawah. 

Hal ini terjadi karena usus buntu yang tertinggal di dalam perut mengalami peradangan dan membengkak. Anda juga mungkin akan merasakan nyeri saat bekas operasi ditekan. 

2. Demam

cara menurunkan demam

Ciri usus buntu kambuh selanjutnya yang kerap dialami adalah demam tinggi. Hal ini disebabkan oleh infeksi jaringan sisa usus buntu. 

Saat terjadi infeksi, bagian otak yang disebut hipotalamus akan meningkatkan suhu tubuh sebagai respons terhadap infeksi, sehingga muncul gejala demam. 

Sama seperti halnya penyakit usus buntu pada umumnya, gejala demam yang muncul umumnya berkisar antara 37 – 38 °Celcius.

3. Mual dan muntah

Mual dan muntah merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi akibat rasa tidak nyaman pada perut.

Hal ini juga mengakibatkan penderitanya mengalami penurunan nafsu makan. 

4. Gangguan pada sistem pencernaan

Peradangan dan infeksi pada usus buntu juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit. 

Beberapa orang juga mungkin mengalami kesulitan buang angin. Hal ini membuat perut terasa penuh dan tidak nyaman. 

Cara mengatasi usus buntu kambuh

Setelah Anda di diagnosis mengalami stump appendicitis, dokter akan menganjurkan untuk melakukan prosedur pengangkatan kembali usus buntu.

Ada tiga jenis prosedur pengangkatan usus buntu yang mungkin akan dilakukan oleh dokter.

  • Laparoskopi apendektomi. Dari lubang sayatan kecil, dokter akan memasukan sebuah tabung panjang dan tipis bernama laproskop yang dilengkapi oleh kamera dan lampu kecil untuk mengangkat usus buntu yang meradang.
  • Apendektomi terbuka. Dokter akan membuat sayatan besar untuk membuka rongga perut, lalu ia akan mengangkat usus buntu.
  • Operasi ileocolic resection. Operasi ini dilakukan jika terdapat peradangan pada area ileokolik, yakni bagian usus yang berada di antara usus halus dan usus besar. Namun, hal ini cukup jarang terjadi.

Meski kasus kambuhnya usus buntu alias komplikasi apendiktomi jarang terjadi, Anda tetap harus waspada. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda bila mengalami ciri-ciri komplikasi setelah menjalani operasi. 

Kesimpulan


Komplikasi operasi apendiktomi bisa membuat gejala radang usus buntu seperti kambuh karena peradangan atau infeksi di jaringan usus buntu yang tertinggal. Kondisi yang disebut dengan stump appendicitis ini sebenarnya tidak umum terjadi. Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan pengangkatan usus buntu kembali.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 19/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan