Ketakutan berlebihan terhadap objek, makhluk hidup, atau situasi tertentu yang dialami pengidap fobia terkadang sulit dijelaskan. Ini jugalah yang dirasakan oleh seseorang dengan scopophobia atau ketakutan terhadap tatapan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Ketakutan berlebihan terhadap objek, makhluk hidup, atau situasi tertentu yang dialami pengidap fobia terkadang sulit dijelaskan. Ini jugalah yang dirasakan oleh seseorang dengan scopophobia atau ketakutan terhadap tatapan.
Scopophobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal akan tatapan. Salah satu bentuk gangguan kecemasan ini bisa muncul dalam tingkat keparahan yang berbeda.
Merasa takut terhadap tatapan yang mengintimidasi ketika melakukan wawancara kerja atau berpidato di depan umum tentu merupakan hal yang wajar.
Namun, kondisi yang juga disebut scoptophobia ini bisa membuat seseorang ketakutan hanya dengan kontak mata biasa, seperti ketika berbincang dengan pasangan atau teman.
Alhasil, orang yang mengalaminya cenderung menghindari situasi yang mengharuskan mereka untuk berkontak mata dengan orang lain. Hal ini tentu dapat mengganggu kehidupan sosial.
Penting untuk segera menemui dokter atau psikolog. Pasalnya, rasa takut yang dialami oleh pengidap scopophobia cenderung memburuk bila tidak ditangani.
Scopophobia digolongkan sebagai gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).
Pengidapnya bisa mengalami gejala fisik dan psikis dalam bentuk yang berbeda-beda, sesuai tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa contoh gejalanya.
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dialami seseorang dengan scopophobia.
Berikut ini adalah perubahan fisik yang dialami seseorang dengan scopophobia saat menerima tatapan.
Tidak semua pengidap gangguan ini mengalami gejala yang sama. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang belum tercantum di atas.
Fobia terhadap tatapan juga membuat seseorang lebih rentan mengalami erythrophobia atau ketakutan berlebihan karena wajah memerah.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar tanda dan gejala scopophobia, konsultasikanlah dengan dokter atau psikolog untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
Sejauh ini, penyebab scopophobia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pada sebagian kasus, fobia dapat muncul setelah seseorang mengalami trauma psikologis.
Orang yang mengalami kecelakaan atau perundungan (bullying) pada masa kanak-kanak hingga remaja juga lebih berisiko memiliki fobia terhadap tatapan orang lain.
Selain itu, seseorang dengan epilepsi atau sindrom Tourette juga berpeluang lebih tinggi untuk memiliki scopophobia.
Kedua kondisi tersebut bisa menyebabkan gerak-gerik tubuh secara spontan. Gerak-gerik itulah yang bisa menarik perhatian orang lain sehingga membuat pengidapnya merasa tidak nyaman.
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala fobia terhadap tatapan, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau psikolog agar gangguan mental ini dapat teratasi dengan baik.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) tidak menjelaskan scopophobia secara spesifik. Namun, kondisi ini dapat didiagnosis sebagai gangguan kecemasan sosial.
Adapun, beberapa kriteria diagnosis untuk gangguan kecemasan sosial adalah sebagai berikut.
Untuk memastikan diagnosis, pasien juga akan menjalani tes fisik dan wawancara. Ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain yang menimbulkan respons serupa scopophobia.
Berbagai metode dapat dilakukan untuk mengobati fobia, termasuk scoptophobia. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
Terapi psikologis atau psikoterapi dapat digunakan untuk membantu menangani berbagai gangguan mental.
Dalam mengatasi fobia, psikolog Anda bisa memberikan terapi pemaparan dan terapi perilaku kognitif.
Beberapa jenis obat-obatan, termasuk obat penenang dan antidepresan, dapat mengatasi gejala kecemasan yang timbul saat menghadapi situasi sosial.
Meski efektif untuk mengurangi gejala yang timbul akibat scopophobia, penggunaan obat medis harus disesuaikan dengan izin dan resep dari dokter.
Scopophobia adalah kondisi yang dapat membatasi kehidupan sosial seseorang. Apabila tidak ditangani, kondisi ini akan mengganggu aktivitas dan produktivitas pengidapnya secara bertahap.
Oleh sebab itu, orang-orang yang mengalami gejalanya dianjurkan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan psikolog.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar