backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Manipulasi, Taktik Psikologis untuk Memengaruhi Orang Lain

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 31/10/2022

Manipulasi, Taktik Psikologis untuk Memengaruhi Orang Lain

Manipulasi merupakan tindakan yang bisa dilakukan siapa saja, tak terkecuali orang terdekat. Sering tidak disadari korban, tindakan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental jika dilakukan untuk alasan yang buruk. Seperti apa dampaknya?

Apa itu manipulasi?

pasangan bicarakan mantan

Manipulasi adalah cara seseorang untuk mengubah, memengaruhi, atau mengontrol orang lain agar sesuai dengan yang ia inginkan.

Manipulasi bisa dilakukan siapa saja, termasuk orang terdekat seperti pasangan, keluarga, atau sahabat. Umumnya, tindakan ini muncul sebagai bentuk ketakutan dan kecemasan pelakunya. 

Berikut beberapa contoh manipulasi dalam ranah psikologi.

  • Kekerasan verbal.
  • Mengisolasi korban dari orang-orang terdekat.
  • Menggunakan hubungan seksual untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Perilaku pasif-agresif, yaitu menyampaikan kekesalan atau kekecewaan secara tersirat.
  • Gaslighting untuk membuat seseorang merasa lemah, bersalah, dan meragukan diri sendiri.

Manipulasi tidak selalu buruk

Manipulasi dapat bersifat positif, seperti kontak mata atau tersenyum untuk membangun kedekatan dengan orang lain. Manipulasi menjadi tidak sehat ketika bertujuan untuk menghindari tanggung jawab atau berkuasa atau orang lain.

Taktik manipulasi yang sering digunakan

Bila berhadapan dengan orang yang manipulatif dan menunjukkan empati, Anda mungkin akan dimanfaatkan. Tak hanya sekali, tindakan ini dapat terjadi secara berulang.

Supaya terhindar dari perangkap para manipulator, Anda perlu mengetahui apa saja taktik manipulasi psikologi yang mereka gunakan.

1. Berbohong

Berbohong merupakan senjata ampuh yang sering kali digunakan sebagai taktik manipulasi. Tujuannya bukan untuk menyembunyikan rasa bersalah, melainkan untuk membuat Anda bingung.

Jika pelaku melihat kesempatan untuk mendapatkan sesuatu dengan berbohong, mereka bisa membuat kebohongan dengan menyembunyikan rahasia besar atau memutarbalikkan fakta.

Untuk mendeteksi kebohongan seorang manipulator, Anda perlu menggalinya dengan pertanyaan. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali atau bahkan berulang. 

Apabila jawaban yang diberikannya tidak jelas dan tidak konsisten, hal tersebut dapat menjadi tanda adanya kebohongan.

2. Menyangkal

Penyangkalan merupakan salah satu taktik manipulasi andalan yang digunakan seseorang saat melakukan kesalahan. Tujuannya tentu saja membuat Anda bersimpati.

Sebagai contoh, Anda yakin pasangan Anda melakukan kesalahan. Namun, penyangkalan membuat Anda ragu dengan diri sendiri sehingga ia termaafkan dengan begitu mudah.

3. Menghindari tanggung jawab

Orang yang manipulatif akan berusaha untuk menghindari tanggung jawab. Biasanya, pelaku menolak untuk membicarakan masalah ketika Anda ingin mendiskusikannya.

Contohnya, Anda mungkin akan mendengar ia berkata, “Kamu nggak bosan tanya itu terus? Ganggu tahu, nggak?” 

Kata-kata tersebut sengaja diucapkan untuk membuat Anda merasa bahwa tindakan yang Anda lakukan sangat mengganggu. Akhirnya, Anda pun mundur dan tidak membahasnya lagi.

4. Menyalahkan dan merendahkan orang lain

salah satu taktik manipulasi adalah menghindari tanggung jawab

Menyalahkan orang lain adalah contoh taktik manipulasi yang digunakan pelaku untuk menyerang balik Anda. Hasilnya, Anda yang akan merasa bersalah pada akhirnya.

Selain itu, pelaku manipulasi bisa membuat Anda merasa lemah dan rendah di mata orang lain. Beberapa caranya seperti menyebutkan kejelekan, ketidakmampuan, dan kekurangan Anda.

5. Mengintimidasi dan bersikap seolah dirinya korban

Pelaku manipulasi kerap kali mengintimidasi lawannya. Bukan dengan ancaman, tetapi dengan kata-kata yang lebih halus agar Anda merasa takut dan menyerah.

Apabila tidak berhasil, senjata yang digunakan manipulator yaitu “playing as the victimatau menempatkan dirinya seolah-olah sebagai korban.

Seorang manipulator melakukan ini untuk menimbulkan kesan seolah-olah ialah yang paling menderita sekaligus membangun simpati lawan.

Dengan begitu, kesalahan yang dilakukannya akan semakin kabur dan pelaku dianggap juga sebagai korban. Alhasil, akan ada keringanan bagi pelaku atas kesalahan yang ia lakukan.

6. Mengajak orang lain untuk ikut melakukan manipulasi

Pelaku manipulasi sering kali mengajak orang lain untuk memuluskan aksinya. Tujuan dari tindakan tersebut tentu saja untuk membuat Anda semakin percaya, tertekan, atau diam.

Hasilnya, pelaku dapat dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Anda juga akan mulai berhenti mempermasalahkan kesalahan pelaku.

7. Silent treatment

Ketika terlibat masalah dengan Anda, orang yang manipulatif lebih memilih untuk melakukan silent treatment. Tindakan ini dilakukan dengan cara diam dan mengabaikan Anda.

Umumnya, tujuan silent treatment yaitu untuk membuat Anda takut dan berbalik merasa bersalah. Dengan begitu, kesalahan pelaku akan dilupakan begitu saja.

Dampak manipulasi pada kesehatan mental

manipulasi dapat menyebabkan trauma

Dampak manipulasi tidak hanya berpengaruh terhadap emosi korban, tetapi juga kesehatan mentalnya. Pada kasus yang parah, tindakan ini dapat mengakibatkan trauma.

Beberapa dampak manipulasi terhadap kesehatan mental korban adalah:

  • depresi
  • gangguan kecemasan, 
  • berkembangnya mekanisme koping yang tidak sehat, 
  • mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri, 
  • sering berbohong dengan perasaan sendiri, dan
  • kesulitan untuk memercayai orang lain.

Jika Anda mulai merasakan atau terganggu dengan gejala-gejala di atas, Anda bisa berkonsultasi kepada psikolog. Penanganan sedini mungkin dapat mencegah kondisi Anda bertambah parah.

Manipulasi bisa jadi tanda masalah kesehatan mental

Manipulasi adalah perilaku yang muncul sebagai bentuk ketidakpercayaan diri pelakunya. Selain itu, tindakan ini juga dapat menjadi tanda gangguan mental.

Berikut beberapa masalah kesehatan mental yang berpotensi memunculkan tindakan manipulasi.

1. Gangguan kepribadian narsistik

Tindakan manipulatif umumnya dilakukan oleh orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik yang kesulitan untuk membangun kedekatan dengan orang lain, khususnya pasangan.

Lewat tindakan ini, pelaku merasa bisa menjaga kedekatan dengan orang lain. Beberapa manipulasi yang bisa dilakukannya seperti gaslighting, mempermalukan, dan menyalahkan orang lain.

2. Gangguan kepribadian ambang

Pada orang dengan gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), tindakan manipulasi sering muncul ketika mereka merasa tidak aman atau ditinggalkan.

Tindakan ini sering kali dijadikan sarana untuk memenuhi kebutuhan emosi orang-orang dengan BPD, seperti ditemukan dalam penelitian oleh Mandal dan Kocur pada 2013.

Selain itu, kebutuhan akan validasi juga dapat menjadi penyebab munculnya tindakan manipulatif.

Jika Anda memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan manipulatif, konsultasi kepada seorang terapis bisa membantu Anda.

Nantinya, terapis akan mengajak Anda menggali alasannya dan mencari cara untuk berhenti melakukannya.

https://youtu.be/2VEVIcPPjI4

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Klinik Chika Medika


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 31/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan