Depresi dapat disebabkan oleh produk sisa dari kortisol yang membuat orang-orang dengan jenis stres ini merasa lesu dan tenang.
Gangguan mental ini merujuk pada perubahan mood yang berkelanjutan dalam jangka panjang, berbeda dengan rasa sedih atau berduka yang terjadi sesekali dan hilang seiring waktu.
Depresi bisa mengisolasi pengidapnya dari kehidupan dan interaksi sosial. Hal ini bahkan dapat meningkatkan kecenderungan untuk mengakhiri hidup.
2. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan mood dari amat sangat sedih (fase depresi) dan amat sangat bahagia (fase mania) yang bergantian dalam hitungan hari, minggu, atau bulan.
Ketika fase depresi, pengidap gangguan bipolar merasakan kesedihan dan keterpurukan. Memasuki fase mania, terjadi peningkatan mood drastis sehingga timbul rasa bahagia, hiperaktif, dan energetik.
Perubahan tersebut berisiko diperburuk bila pengidap gangguan bipolar mengalami stres berat yang parah dan berlangsung dalam waktu lama.
3. Gangguan kecemasan
Rasa cemas dan gangguan kecemasan berbeda. Gangguan kecemasan dapat dikenali dengan adanya gejala cemas berlebihan, seperti serangan panik, gemetar, dan detak jantung cepat.
Gangguan kecemasan serius juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami ketakutan yang tidak beralasan untuk melakukan berbagai hal.
Tanpa penanganan yang tepat, stres berat yang Anda alami juga bisa berubah menjadi depresi dan memicu gejala PTSD.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar