Mulai dari anak-anak hingga orang tua menggunakan ponsel pintarnya untuk memperoleh dan bertukar informasi melalui media apapun, termasuk media sosial. Sebenarnya, umur tidak terlalu menjadi penyebab hal tersebut dapat terjadi. Hal ini disebabkan oleh cara berpikir manusia sangat dinamis karena berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Akan tetapi, anak-anak yang menggunakan media sosial tanpa pengawasan dari orang tua akan berdampak buruk bagi kondisi mental mereka. Misalnya, ketika mereka sedang menonton konten kartun di platform YouTube, bisa saja tersasar ke konten-konten yang seharusnya tidak patut mereka saksikan.
Usia anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP pola pikirnya masih belum matang, sehingga mudah untuk mengubah pola pikir mereka, baik untuk hal positif maupun negatif..
2. Cara mengolah informasi
Media sosial tidak langsung mengubah poa pikir seseorang. Hal ini tentu saja akan tergantung dengan cara seseorang mengolah informasi yang didapatkan.
Misalnya, ketika Anda mendapatkan informasi dari Instagram atau Twitter, apakah Anda akan langsung menyimpulkan atau berusaha mencari fakta lain?
Lagi-lagi, hal itu tergantung dengan bagaimana Anda mengolah informasi tersebut. Ketika langsung percaya terhadap suatu informasi, saat itu juga pola pikir Anda akan berubah. Oleh karena itu, cara mengolah informasi hingga menyimpulkan suatu fakta bisa sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang.
3. Usaha memastikan kebenaran
Salah satu topik yang kini sedang hangat-hangatnya dibicarakan di Indonesia adalah hoaks atau kabar berita bohong. Berubah atau tidaknya pola pikir seseorang juga tergantung pada kemauan yang ada di dalam dirinya untuk memeriksa sumber dan fakta mengenai berita tersebut. Seperti yang sudah disinggung di atas, jika kita tidak memastikan kebenarannya, pola pikir seseorang akan sangat mudah untuk berubah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar