10. Penghindaran
Bagi Anda yang tidak suka konflik, penghindaran sering kali menjadi pilihan terbaik untuk melindungi perasaan sendiri.
Pada mekanisme penghindaran, seseorang memilih untuk menghindari kondisi yang tidak menyenangkan.
Seseorang dengan tipe self-defense mechanism ini akan memilih untuk menjaga jarak atau tidak membicarakan situasi yang membuatnya merasa tidak nyaman.
11. Identifikasi dengan agresor
Mekanisme pertahanan dengan identifikasi agresor berarti bahwa seseorang mengadopsi atau meniru perilaku agresif dari orang atau kelompok yang dianggap lebih kuat.
Contohnya adalah ketika seorang anak meniru perilaku perundung supaya tidak menjadi korban.
Cara ini mungkin memang mengatasi ketakutan. Namun, identifikasi agresor bisa membuat seseorang kehilangan jati diri karena memilih untuk meniru orang lain.
12. Kompartementalisasi
Mekanisme pertahanan diri dengan kompartementalisasi membuat seseorang mampu “mengkotak-kotakkan” perasaannya sehingga tidak saling berbenturan.
Contohnya, ketika Anda memiliki masalah rumah tangga, Anda tetap bisa bersikap profesional di dalam pekerjaan dan sebaliknya.
Dengan cara ini, seseorang bisa menjaga supaya tekanan dari satu aspek kehidupan tidak mengganggu aspek lainnya.
Meski kompartementalisasi bisa membuat Anda mengendalikan berbagai aspek kehidupan, terlalu banyak “mengkotak-kotakan” juga bisa mendorong Anda kesulitan memahami diri secara utuh.
Mekanisme pertahanan diri memang terbentuk secara alamiah sebagai upaya untuk menjaga kesehatan mental. Namun, jika digunakan secara berlebihan, self-defense mechanism juga bisa menimbulkan masalah.
Apabila Anda merasa kesulitan ketika menghadapi kejadian yang tidak diinginkan, jangan takut untuk meminta bantuan orang sekitar atau pergi ke psikolog.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar