backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Gangguan Skizotipal

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 25/01/2023

    Gangguan Skizotipal

    Skizotipal merupakan gangguan mental yang membuat pengidapnya percaya akan hal-hal berbau gaib dan mistis. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai skizofrenia, padahal keduanya berbeda.

    Apa itu skizotipal?

    Skizotipal atau schizotypal personality disorder adalah gangguan mental yang membuat pengidapnya tidak nyaman untuk menjalin hubungan dekat dan berinteraksi secara sosial.

    Orang dengan kondisi ini sering kali memiliki pemikiran yang tidak biasa atau tidak wajar. Hal tersebut membuat mereka percaya akan hal yang berbau gaib dan takhayul.

    Selain itu, perilaku pengidap gangguan skizotipal juga cenderung eksentrik. Namun, mereka sering tidak sadar bahwa perilakunya tidak wajar dan problematik.

    Seseorang hanya bisa dinyatakan mengalami gangguan skizotipal saat telah beranjak dewasa. Pasalnya, gangguan kepribadian terbentuk dalam waktu yang lama.

    Gejala gangguan skizotipal dapat meningkat hingga dewasa, kemudian menurun pada usia dewasa akhir sebelum memasuki usia lansia atau sekitar 40–50 tahun.

    Perbedaan skizotipal dengan skizofrenia

    Gangguan kepribadian skizotipal sering disalahartikan sebagai skizofrenia. Keduanya dapat memicu gejala psikosis yang menyebabkan kesulitan untuk membedakan kenyataan dan halusinasi.

    Namun, frekuensi dan intensitas episode halusinasi dan delusi pada pengidap gangguan kepribadian skizotipal secara umum lebih ringan dibandingkan skizofrenia. 

    Umumnya, pengidap skizotipal masih menyadari beda kenyataan dengan imajinasi. Ini berbeda dengan pasien skizofrenia yang tidak bisa membedakan alam nyata dan ilusi.

    Meskipun keduanya berbeda, pengobatan skizofrenia dapat memberikan efek positif terhadap pengidap schizotypal personality disorder.

    Tanda dan gejala gangguan skizotipal

    skizotipal

    Gejala umum schizotypal yaitu perasaan tak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, berikut beberapa gejala lain yang dapat dialami pasien.

    • Memiliki kepercayaan kuat terhadap hal magis, mistis, gaib, dan/atau klenik meskipun bertentangan dengan norma.
    • Sering berilusi tentang pengalaman supranatural atau kejadian yang tidak biasa.
    • Memiliki ide yang tidak wajar.
    • Memiliki cara bicara dan perkataan yang tidak jelas untuk dipahami orang lain.
    • Sering menunjukan emosi yang tidak wajar.
    • Sangat merasa tidak nyaman pada situasi sosial.
    • Terlalu merasa paranoid akan hal tertentu.
    • Memiliki penampilan yang tidak biasa atau eksentrik.
    • Sangat sedikit memiliki teman dekat atau orang kepercayaan selain keluarga dekat.
    • Mengalami kecemasan sosial dan rasa paranoid untuk berinteraksi dengan seseorang meskipun sudah kenal lama.

    Gejala di atas tidak selalu disebabkan gangguan schizotypal. Untuk mencari tahu penyebabnya, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater saat merasakan gejalanya.

    Penyebab skizotipal

    Hingga kini, penyebab gangguan skizotipal belum diketahui secara pasti. Namun, menurut beberapa ahli, berikut beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada berkembangnya kondisi ini.

    • Keturunan atau genetik.
    • Lingkungan sosial.
    • Pola asuh orangtua.
    • Pergaulan sosial sejak kecil.
    • Cara menyelesaikan masalah.
    • Kondisi kejiwaan. 

    Komplikasi skizotipal

    Skizotipal merupakan kondisi yang perlu mendapatkan penanganan serius. Apabila dibiarkan begitu saja, berikut sejumlah komplikasi yang dapat terjadi.

    • Depresi.
    • Gangguan kecemasan.
    • Gangguan kepribadian lain.
    • Skizofrenia.
    • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan tertentu.
    • Masalah dalam kehidupan sosial, hubungan, dan pekerjaan.
    • Percobaan bunuh diri.

    Untuk mencegah komplikasi, segera periksakan diri ke psikolog atau psikiater saat merasakan gejala gangguan ini. Penanganan sedini mungkin dapat mengurangi risiko perburukan kondisi.

    Diagnosis gangguan skizotipal

    diagnosis skizotipal

    Diagnosis schizotypal personality disorder dilakukan dengan melakukan serangkaian tes. Mengacu Mayo Clinic, beberapa tes yang mungkin Anda jalani, antara lain:

    • pemeriksaan fisik,
    • wawancara terkait gejala yang dirasakan,
    • riwayat kesehatan, dan
    • gejala yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental tertentu.

    Dari hasil diagnosis, dokter akan menentukan penyebab dari kondisi yang Anda rasakan. Selain itu, tindakan ini juga membantu dokter menentukan penanganan yang tepat.

    Pengobatan gangguan skizotipal

    Gangguan skizotipal bisa ditangani dengan sejumlah terapi dan penggunaan obat-obatan. Berikut beberapa pengobatan yang biasa diberikan pada pasien.

    • Terapi perilaku kognitif: mencari tahu penyebab munculnya pikiran dan perilaku negatif serta mengubahnya ke arah yang positif.
    • Terapi suportif: dilakukan dengan memberikan kenyamanan, kasih sayang, dan empati pada pasien.
    • Terapi keluarga: melibatkan anggota keluarga untuk melatih kemampuan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
    • Pemberian obat: seperti antidepresan untuk mengatasi gejala.

    Penanganan pada masing-masing pasien dapat berbeda. Untuk mendapatkan tindakan penanganan yang sesuai kondisi Anda, konsultasikan ke psikolog atau psikiater.

    Serba serbi seputar gangguan kepribadian skizotipal

    • Gangguan mental yang membuat pasian sulit menjalin hubungan dekat dan berinteraksi secara sosial.
    • Pengidapnya memiliki pola pikir dan perilaku abnormal serta cenderung percaya hal berbau mistis.
    • Mirip seperti skizofrenia, tetapi gejala delusi dan halusinasi yang dialami lebih ringan.
    • Cara mengatasinya bisa dengan sejumlah terapi dan pemberian obat seperti antidepresan untuk meredakan gejala.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 25/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan