backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Beragam Cara Mengatasi Trauma Psikologis Akibat Kekerasan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 16/04/2023

    Beragam Cara Mengatasi Trauma Psikologis Akibat Kekerasan

    Kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat, seperti orangtua atau pasangan, terkadang bisa membekas dan mengganggu kesehatan mental. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa cara menghilangkan trauma akibat kekerasan yang bisa Anda lakukan.

    Bagaimana cara menghilangkan trauma akibat kekerasan?

    Trauma akibat kekerasan terjadi setelah seseorang disakiti atau diabaikan, terutama pada masa kanak-kanak. Tindak kekerasan tersebut bisa bersifat fisik, emosional, seksual, hingga finansial.

    Seseorang yang mengalami trauma pada umumnya akan sangat tersiksa saat harus mengingat kembali peristiwa tersebut. Hal ini bahkan bisa sampai mengganggu kehidupan sehari-harinya.

    Bahkan, trauma berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan mental, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD), depresi, gangguan kecemasan, hingga penyalahgunaan zat.

    Anda mungkin tidak bisa menghilangkan trauma begitu saja. Akan tetapi, Anda bisa menghadapinya dengan menyadari bahwa diri Anda harus bangkit dari keterpurukan.

    Oleh sebab itu, beberapa cara di bawah ini setidaknya dapat Anda lakukan untuk meringankan dan menghilangkan trauma yang tengah dirasakan.

    1. Mulai cintai diri sendiri

    menghilangkan trauma

    Menanamkan rasa cinta kepada diri sendiri memang terdengar mudah. Namun, bagi banyak orang, kebiasaan ini ternyata cukup sulit untuk dilakukan. 

    Kenangan-kenangan buruk yang Anda miliki terkadang muncul tanpa bisa dicegah. Hal tersebut membuat Anda kesulitan saat tengah berusaha mencintai diri sendiri.

    Saat menjalani fase ini, Anda harus bersabar dan jangan terlalu keras pada diri sendiri. Cobalah untuk mengatakan, “Ini bukan salah saya. Saya sudah merasa cukup dengan diri sendiri.” 

    Mengapa kata-kata tersebut bisa memengaruhi kesehatan mental Anda? Ini karena korban sering merasa dirinyalah yang membuat pelaku melakukan kekerasan.

    Jika Anda telah melakukan introspeksi dan tidak mengetahui apa masalahnya, kata-kata di atas mungkin bisa membantu Anda menghadapi trauma yang ada.

    2. Kurangi kritik terhadap diri sendiri

    Selain mencintai diri sendiri, salah satu cara mengatasi trauma akibat kekerasan yakni dengan mengurangi kritik terhadap diri sendiri.

    Sebagai contoh, saat masih kecil, mungkin Anda berpegang teguh dengan prinsip bahwa Anda harus menjadi anak yang baik, pintar, dan berbakat untuk membahagiakan orangtua.

    Namun, bila hal tersebut tetap tidak dapat menggugah hati orangtua, Anda akan merasa bahwa kesalahan tersebut berasal dari diri Anda.

    Kritik berlebihan dan perilaku menyalahkan diri sendiri atas kegagalan akan membuat Anda sulit maju. Itulah sebabnya, Anda perlu mengurangi kritik terhadap diri sendiri untuk mengatasi trauma.

    3. Bicarakan dengan orang yang dipercaya

    curhat masalah pernikahan pada teman dan keluarga

    Untuk membantu menghilangkan trauma, Anda juga dapat menceritakan apa yang terjadi dan bagaimana perasaan Anda kepada orang-orang yang bisa dipercaya.

    Orang-orang terdekat Anda, misalnya orangtua dan teman, bisa memberi masukan bijaksana tentang apa yang harus dilakukan saat menghadapi kekerasan.

    Di samping itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mental dan lembaga yang secara khusus memberikan dukungan pada korban kekerasan.

    Contohnya Anda dapat menghubungi layanan pengaduan dari Komnas Perempuan atau KPAI bila mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

    4. Cari sarana untuk menghilangkan trauma

    Ada banyak sarana untuk memulihkan diri. Anda bisa mengikuti berbagai program terapi atau menggunakan jasa terapis untuk mempercepat proses pemulihan.

    Apabila trauma psikologis sampai mengganggu kondisi fisik Anda, penting juga untuk menerapkan gaya hidup sehat, yakni dengan pola makan sehat dan tidur yang cukup.

    Beberapa sarana di bawah ini dapat Anda gunakan sebagai cara menghilangkan trauma akibat kekerasan yang dialami.

  • Jurnal atau buku harian untuk melampiaskan perasaan saat tidak ada orang lain di sekitar Anda.
  • Aktivitas fisik, seperti melakukan hobi atau berolahraga, agar perhatian Anda tidak terlalu terfokus pada trauma masa kecil tersebut. 
  • Mencari cara pemulihan trauma lainnya melalui situs di internet, buku, atau musik.
  • Mengulangi setiap tahapan sampai otak Anda terlatih dan trauma dapat diatasi.
  • 5. Bangun kepercayaan diri

    percaya diri

    Kekerasan yang dilakukan orang terdekat dapat menurunkan kepercayaan diri Anda. Akibatnya, Anda mungkin cenderung menarik diri dari kehidupan sosial.

    Meningkatkan kepercayaan diri bisa menjadi salah satu cara menghilangkan trauma yang selama ini membelenggu diri sendiri. Hal ini juga berpengaruh terhadap kesehatan mental Anda. 

    Terdapat banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi trauma akibat kekerasan. Akan tetapi, hal yang terpenting ialah niat dan kesiapan hati untuk menghadapinya.

    Walau terasa sulit, usahakan untuk melepaskan diri dari kenangan tersebut. Tetap ingat bahwa kebahagiaan Anda ditentukan oleh diri sendiri, bukan orang lain atau masa lalu Anda.

    Jika memang trauma yang Anda rasakan akibat kekerasan terlalu berat, Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan jalan keluarnya. 

    Sebagai langkah awal, Anda bisa mencari psikolog atau psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.

    Kesimpulan

    • Trauma psikologis mungkin muncul setelah Anda mengalami kekerasan, baik secara fisik, emosional, maupun seksual.
    • PTSD, depresi, gangguan kecemasan, dan penyalahgunaan zat merupakan beberapa efek dari trauma berkepanjangan yang tidak dikelola dengan baik.
    • Beragam cara dapat dilakukan untuk membantu menghilangkan trauma, mulai dengan mencintai diri sendiri, curhat dengan orang lain, dan melakukan gaya hidup sehat.
    • Namun, bila Anda merasa kesulitan dengan trauma yang begitu berat, janganlah ragu untuk konsultasi dengan psikolog atau psikiater.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 16/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan