backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Fenomena Kesurupan Dilihat dari Sisi Medis

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 21/12/2022

    Fenomena Kesurupan Dilihat dari Sisi Medis

    Kita sering mendengar cerita horor tentang kesurupan. Kesurupan didefinisikan sebagai kondisi ketika tubuh seseorang dirasuki hantu. Namun, benarkah fenomena ini terjadi karena adanya gangguan dari makhluk tak kasat mata? Lantas, bagaimana ilmu medis menjelaskan fenoma ini?  Yuk, cari tahu jawaban pada ulasan berikut ini!

    Penjelasan kesurupan menurut ilmu medis

    psikosis pdf

    Di Indonesia, kesurupan dipahami sebagai kondisi seseorang kerasukan hantu atau roh jahat. Fenomena ini dipercaya di berbagai negara lain yang juga memiliki kultur kepercayaan terhadap hal-hal berbau mistis.

    Kondisi bisa terjadi baik karena tidak disengaja maupun yang disengaja. Misalnya, beberapa ritual adat sengaja memanggil roh nenek moyang untuk masuk ke dalam tubuh salah satu anggota di desa adat tersebut untuk tujuan tertentu.

    Namun, sebenarnya di mata medis, kemasukan hatu atau roh jahat merupakan suatu penyakit mental, dan bukan menjadi suatu hal yang mistis. Gangguan mental ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor sosial dan psikologis.

    Kesurupan di mata medis disebut dengan Possession Trance Disorder.

    Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM V) kesurupan masuk dalam kategori Other Specified Dissociative Disorder. Kondisi pada kategori ini ditandai dengan penyempitan atau hilangnya kesadaran akan lingkungan sekitar sehingga orang tersebut tidak responsif atau tidak peka terhadap rangsangan lingkungan.

    Ketidakmampuan merespons rangsangan lingkungan ini bisa disertai hal-hal kecil yang kerap tidak disadari atau tidak dapat dikendalikan oleh orang tersebut seperti gerakan tertentu pada jari hingga kelumpuhan sementara atau hilangnya kesadaran.

    Kondisi kesurupan yang tidak disengaja atau tidak diinginkan bukanlah hal normal yang dapat diterima sebagai bagian dulu kultur atau praktik keagamaan. 

    Sementara dalam International Classification of Diseases 11th (ICD 11), gangguan kesurupan (possesion trance disorder) ditandai dengan perubahan kesadaran individu, identitas individu tersebut kemudian tergantikan oleh identitas kepemilikan eksternal sehingga perilaku individu tersebut dikendalikan oleh hal di luar kesadaran dirinya.

    Kondisi kesurupan bisa berulang atau hanya satu episode yang mungkin berlangsung selama beberapa hari. Tidak ada gejala khusus selama gangguan ini terjadi dan kerap tak dapat dijelaskan oleh gangguan mental, perilaku, atau gangguan saraf lain.

    Gejala yang timbul biasanya bukan disebabkan oleh zat atau obat tertentu yang memengaruhi sistem saraf pusat. Gejala juga bukan disebabkan oleh kondisi putus obat, kelelahan, atau keadaan hipnagogik atau hipnopompik, dan bukan karena penyakit sistem saraf atau gangguan tidur.

    Gejala kesurupan biasanya mengakibatkan penderitaan yang signifikan atau gangguan signifikan pada seseorang dalam menjalankan fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

    Kesurupan lebih ditentukan oleh faktor kesehatan mental seseorang.

    Ingin tahu lebih banyak mengenai kesehatan mental, baca lebih banyak artikel seputar kesehatan mental di sini!

    Tanda dan gejala kesurupan

    kesurupan

    Ketika tubuh seseorang kehilangan identitasnya, ia tidak dapat menjadi diri sendiri dan berlaku seperti orang lain. Sehingga saat kesurupan atau possession trance disorder, orang tersebut dapat bertingkah aneh, membicarakan hal yang tidak biasa, dan dengan nada berbeda.

    Setelah fenomena ini terjadi, orang yang bersangkutan kerap tidak ingat apa yang telah dilakukannya.

    Possession trance ditandai dengan perubahan sementara dalam identitas, yakni identitas normal seseorang diganti atau seolah-olah dimiliki oleh hal eksternal dari dirinya yang dipercaya seperti roh, hantu, kekuatan, dewa, atau orang lain.

    Pengalaman “dimiliki” oleh entitas lain, seperti orang, dewa, setan, binatang, atau benda mati, mempunyai arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda dan karena itu diagnosis untuk gangguan ini mungkin terikat budaya.

    Saat seseorang sedang diambil alih kepemilikan identitasnya atau sedang kesurupan, orang tersebut biasanya mengalami berbagai tanda seperti di bawah ini.

    • Kehilangan kontrol atas tindakannya.
    • Mengalami perubahan perilaku atau bertindak berbeda dari biasanya.
    • Kehilangan kesadaran lingkungan.
    • Kehilangan identitas pribadi.
    • Kesulitan membedakan kenyataan dari fantasi pada saat kesurupan.
    • Mengalami perubahan nada suara.
    • Perhatiannya berkeliaran.
    • Kesulitan berkonsentrasi.
    • Kehilangan kesadaran waktu.
    • Kehilangan memori atau ingatan.
    • Penampilan tubuhnya berubah.

    Terkadang, tanda orang yang kesurupan tersebut sama dengan tanda-tanda gangguan mental lainnya, seperti demensia, epilepsi, skizofrenia, sindrom Tourette, dan amnesia disosiatif. Sehingga, harus diketahui perbedaan antar penyakit tersebut agar possession trance disorder dapat didiagnosis dengan tepat.

    Penyebab kesurupan

    akibat anak sering dipukul

    Possession trance disorder dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor spiritual, sosial, psikologis, dan fisik. Dengan melakukan pemeriksaan mendalam, mungkin faktor penyebabnya bisa diketahui.

    Gangguan disosiatif juga dapat menyebabkan possession trance disorder ini. Ini karena trauma psikologis dan kekerasan yang berulang menyebabkan tekanan sosial dan mental.

    Pengalaman disosiatif ini berubah dari nonpatologis ke patologis. Namun, belum ada teori biologis tentang asal-usul gangguan possession trance disorder ini.

    Apakah Anda berisiko mengalami penyakit Alzheimer? Cek risiko terkena Alzheimer di sini!

    Pengobatan untuk kesurupan dalam dunia medis

    delirium adalah

    Sebelum menentukan pengobatan, dokter akan meminta orang yang pernah mengalami kerasukan untuk menjalani serangkaian tes.

    Tes ini meliputi laporan pasien mengenai berbagai gejala yang dialami, seberapa sering gejala muncul, dan mendeskripsikan perubahan perilaku, serta membicarakan trauma yang pernah dialami. Mungkin pada tahap ini, dokter juga akan bekerja sama dengan orang terdekat dari pasien.

    Dokter juga akan melihat bagaimana kondisi budaya dan lingkungan pasien dibesarkan, serta pengaruh agama. Tes pencitraan juga dilakukan, untuk mendeteksi adanya masalah pada kepala.

    Dalam dunia medis, mengobati pasien yang kerasukan sama seperti halnya pengidap gangguan disosiatif pada umumnya.

    Pasien akan diresepkan obat obat seperti antidepresan, obat antikecemasan, dan obat antipsikotik untuk mengendalikan gejala. Di samping itu, dokter spesialis kejiwaan akan meminta pasien untuk menjalani psikoterapi.

    Perawatan ini meliputi konseling, terapi wicara, dan terapi psikososial. Terapis akan membantu pasien memahami penyebab kondisi dan membentuk cara baru untuk mengatasi keadaan stres.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 21/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan