backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Memahami Apa Itu Mid Life Crisis dan Cara Tepat Menghadapinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 22/03/2021

    Memahami Apa Itu Mid Life Crisis dan Cara Tepat Menghadapinya

    siPernahkah Anda mendengar istilah mid life crisis atau krisis paruh baya? Kondisi ini biasanya pertama kali muncul saat Anda sudah melalui usia-usia produktif. Nah, saat membicarakan mid life crisis, yang pertama kali terlintas adalah gambaran seorang pria atau wanita setengah baya yang tiba-tiba membuat keputusan tak terduga: berhenti dari pekerjaan, berdandan seperti anak muda, membeli mobil mewah, atau bermain mata dengan lawan jenis yang lebih muda. Akan tetapi, apa yang sebenarnya krisis paruh baya?

    Apa itu mid life crisis?

    Mid life crisis adalah sebuah transisi pada sebagian besar orang saat memasuki usia paruh baya. Sebenarnya, definisi dari paruh baya itu sendiri masih sangat bervariasi. Namun, biasanya orang akan mengalami kondisi ini saat memasuki usia 47 tahun.

    Umumnya, mid life crisis adalah fase saat orang yang sudah melewati masa produktifnya merasa kembali muda. Hal ini terjadi karena ia mengalami kesulitan untuk menerima fakta bahwa ia sudah melewati masa muda dan sedang memasuki masa senja.

    Namun, tidak semua orang akan mengalami mid life crisis. Bahkan, orang yang mengalaminya tidak selalu mengalami perubahan gaya hidup yang menunjukkan keinginan untuk kembali muda. Tak hanya itu, mid life crisis adalah suatu kondisi yang juga dapat memberikan dampak positif bagi yang mengalaminya.

    Penyebab seseorang mengalami mid-life crisis

    Pertambahan usia memang dapat menyebabkan banyak perubahan dalam hidup setiap individu. Mulai dari perubahan karir, hubungan, kondisi finansial, dan masih banyak lagi. Namun, ternyata salah satu  ketakutan yang banyak dialami dan memicu timbulnya mid life crisis adalah stagnasi atau tidak adanya perubahan.

    Pasalnya, perubahan yang dialami masing-masing individu mungkin mengarah ke kondisi yang lebih baik. Namun, perubahan yang mengarah ke kondisi negatif bisa juga menjadi penyebab dari mid life crisis. Berikut beberapa hal lain yang juga dapat memicu timbulnya mid life crisis adalah:

    • Stigma pada masyarakat mengenai proses penuaan, misalnya seiring bertambahnya usia, tiap individu menjadi semakin tidak menarik.
    • Perubahan pada tubuh, misalnya pertambahan berat badan, tubuh yang sering terasa sakit, hingga berkurangnya energi.
    • Rasa takut terhadap proses penuaan itu sendiri.
    • Rasa takut akan kematian.
    • Perceraian atau perubahan pada hubungan dari masing-masing individu.
    • Berubahnya hubungan dengan anak-anak, misalnya anak keluar dari rumah, atau memiliki cucu.
    • Perubahan pada karir, misalnya pekerjaan menjadi tidak menantang atau justru semakin berat.
    • Perubahan finansial, khususnya yang berkaitan dengan kondisi setelah pensiun.
    • Merasa hidup yang dijalani tidak sesuai dengan harapan.

    Efek mid-life crisis terhadap kehidupan sehari-hari

    Mid life crisis adalah kondisi yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap hidup masing-masing individu, jika teratasi dengan baik. Sayangnya, kondisi ini lebih sering menyebabkan seseorang yang mengalaminya merasa cemas, stres, hingga depresi saat melalui proses penuaan.

    Biasanya, orang yang mengalami kondisi ini cenderung melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukannya: berselingkuh, membeli mobil baru tanpa pertimbangan, menggunakan narkoba atau mengonsumsi alkohol, atau berbagai cara lain untuk membantunya merasa kembali muda.

    Tak hanya itu, mid life crisis juga bisa memberikan berbagai pengaruh lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

    1. Tidak puas dengan hubungan yang dijalani

    Saat mengalami kondisi ini, seseorang mungkin merasa tidak puas dengan hubungannya saat itu. Ia mungkin saja kehilangan gairah untuk melakukan hubungan seks dengan pasangannya, hingga mengubah ketertarikan seksualnya secara drastis. Sebagai contoh, mendadak ingin berhubungan seks dengan sesama jenis.

    2. Terobsesi dengan penampilan

    Mid life crisis adalah kondisi yang dapat memicu seseorang untuk memerhatikan penampilan agar tetap terlihat awet muda. Mulai dari memilih pakaian yang tidak sesuai dengan usianya, melakukan berbagai macam diet dan olahraga, hingga menggunakan kosmetik atau menjalani prosedur kecantikan agar tetap terlihat muda.

    3. Tidak puas dengan karir

    Kondisi ini juga dapat menyebabkan seseorang merasa tidak puas dengan karirnya. Bahkan, hal ini dapat memicunya untuk resign atau keluar dari pekerjaannya. Tak hanya itu saja, mid life crisis juga bisa menimbulkan perasaan iri terhadap rekan kerja yang usianya lebih muda tapi memiliki kemampuan lebih baik.

    4. Stres secara emosional

    Mid life crisis dapat memicu seseorang merasa sedih atau justru mudah marah. Selain itu, kondisi ini juga dapat mendorong seseorang untuk lebih sering memikirkan kematian, mempertanyakan agamanya, melakukan sikap yang melenceng, hingga penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

    Cara mengatasi mid-life crisis

    Mid life crisis memang bukan hal yang mudah untuk dihadapi. Nah, dalam menghadapinya, Greater Good Science Center miliki University of California Berkeley menyarankan Anda untuk melakukan beberapa hal di bawah ini:

    1. Menerima kondisi ini

    Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi mid life crisis adalah menerima kondisi tersebut dan menghadapinya. Sering kali, saat mengalami kondisi ini, Anda mulai menyalahkan diri sendiri.

    Bahkan, tidak sedikit yang merasa telah mengambil keputusan yang buruk saat masa muda hingga menjalani hidup yang tidak sesuai harapan saat ini. Padahal, dengan menghadapinya, Anda bisa lebih ikhlas menerima apapun kondisi hidup yang sedang terjadi saat ini.

    2. Berhenti terlalu keras mengkritik diri sendiri

    Mid life crisis adalah suatu kondisi yang dapat memicu Anda untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal itu berpotensi menyebabkan Anda untuk menyalahkan dan mengkritik diri sendiri karena tidak bisa mendapatkan pencapaian seperti orang lain.

    Padahal, sikap ini tidak akan membawa Anda ke mana-mana. Justru hal tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan mental Anda sendiri. Oleh sebab itu, mulailah untuk berhenti mengkritik terlalu keras.

    Bahkan, sebisa mungkin untuk menggaungkan pikiran, “Berhenti membanding-bandingkan diri dengan orang lain,’ atau, “Kamu tidak perlu menjadi lebih baik dari orang lain, ‘ setiap kali Anda hendak mengkritik diri sendiri.

    3. Fokus menjalani hidup

    Alih-alih sibuk memikirkan bagaimana cara mengubah hidup Anda secara drastis, lebih baik fokus menjalani hidup yang sudah ada. Hindari pikiran-pikiran negatif yang membuat Anda menjadi tidak fokus dengan hal-hal baik yang sudah Anda miliki.

    Selain itu, jangan lupa untuk mempraktekkan mindfullness atau menjalani kegiatan yang menerapkannya seperti tai chi,yoga, hingga meditasi. Dengan melakukan hal tersebut, pikiran Anda mungkin bisa menjadi lebih tenang, tidak mudah cemas, dan lebih positif.

    4. Curahkan perasaan kepada orang lain

    Saat merasa sedih atau tidak bisa menghadapi mid life crisis, menceritakan kesedihan kepada orang lain adalah salah satu hal yang bisa Anda coba. Carilah orang yang dapat menjadi pendengar yang baik dan memahami perasaan dan pikiran Anda.

    Bercerita kepada orang yang tepat dapat memberikan dukungan moral dan membuat Anda tidak merasa kesepian. Pasalnya, dalam kondisi seperti ini, kedua hal tersebut tentu sangat berarti untuk Anda. Selain itu, berbagi cerita dengan orang lain dapat mencegah Anda melakukan hal-hal yang tidak terduga, seperti berselingkuh atau melawan atasan.

    5. Lakukan perubahan kecil

    Saat mengalami mid life crisis, Anda mungkin merasa melakukan perubahan yang besar adalah salah satu cara agar bisa keluar dari kondisi tersebut. Padahal, belum tentu langkah besar yang hendak Anda ambil adalah hal yang tepat.

    Oleh sebab itu, lakukan perubahan kecil yang mungkin dapat membantu Anda keluar dari kondisi ini. Sebagai contoh, memulai kegiatan yang baru dengan pasangan, melakukan hobi baru yang menyenangkan, dan hal-hal lain yang mungkin dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesehatan saat lanjut usia.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 22/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan