backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sering Dianggap Baik, Ini Dampak Multitasking bagi Kesehatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 25/08/2022

Sering Dianggap Baik, Ini Dampak Multitasking bagi Kesehatan

Multitasking adalah jalan yang sering kali diambil banyak orang agar urusan atau pekerjaan dapat cepat selesai. Meski terkesan baik karena dapat membuat pekerjaan cepat selesai, kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan produktivitas Anda. Seperti apa efeknya?

Apa itu multitasking?

Multitasking adalah tindakan melakukan lebih dari satu kegiatan atau pekerjaan dalam waktu yang sama.

Ada berbagai alasan yang membuat orang melakukan tindakan ini, mulai dari menghemat waktu hingga ingin menyelesaikan beberapa urusan dengan cepat.

Beberapa contoh multitasking yang umum dilakukan, antara lain:

  • menelepon saat menyetir,
  • membalas chat ketika memasak,
  • menonton TV sambil bermain ponsel, dan
  • mengerjakan tugas lain saat rapat online.

Dampak multitasking

stres merupakan salah satu dampak multitasking

Bagi beberapa orang, multitasking mungkin merupakan kemampuan yang dapat dibanggakan.

Namun, kebiasaan ini lama-kelamaan dapat mengganggu fungsi otak, meningkatkan risiko gangguan mental, dan menurunkan produktivitas jika terus dilakukan.

Beberapa dampak multitasking adalah sebagai berikut.

1. Peluang melakukan kesalahan jadi lebih besar

Beberapa ahli berpendapat, tindakan multitasking dapat mengurangi produktivitas Anda hingga 40 persen. Selain itu, peluang Anda melakukan kesalahan juga ikut mengalami peningkatan.

Dilansir dari Brain Facts, ilmuwan dari Institut National de la Santé et de la Recherche Médicale (INSERM), Prancis, meneliti suatu grup yang diminta untuk melakukan dua tugas secara bersamaan.

Peserta dijanjikan menerima hadiah jika dapat menyelesaikan satu dari beberapa tugas yang diberikan dengan baik.

Hasilnya, ilmuwan menemukan bahwa aktivitas sel saraf hanya terjadi pada satu sisi korteks prefrontal otak. Ini merupakan bagian otak yang mengatur fungsi perencanaan, pengaturan, penyelesaian masalah, dan kepribadian.

Namun, ketika iming-iming hadiah yang lebih besar dijanjikan jika kedua tugas terselesaikan dengan baik, sisi korteks lain mulai aktif. 

Tak berhenti di situ, peserta kemudian diminta untuk mengerjakan tugas tambahan. Dari situ peserta mulai terlihat lebih banyak melakukan kesalahan dibandingkan saat fokus pada dua tugas saja.

2. Meningkatnya risiko stres

Multitasking dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami stres. Apalagi saat tugas-tugas yang Anda kerjakan mempunyai tingkat kesulitan tinggi, risiko stres tentu akan semakin besar.

Stres yang dirasakan nantinya dapat berpengaruh terhadap performa Anda secara keseluruhan. Apabila dibiarkan begitu saja, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental, salah satunya gangguan kecemasan

3. Tekanan darah tinggi

Ketika mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan, Anda berisiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Kondisi ini terjadi akibat stres yang dirasakan saat mengerjakan tugas-tugas tersebut.

Stres yang Anda rasakan juga dapat meningkatkan denyut jantung. Suasana hati saat bekerja pun dapat terpengaruh, yang tentunya akan meningkatkan kemungkinan pekerjaan tidak selesai dengan maksimal.

4. Rusaknya hubungan dengan pasangan

Anda mungkin sering menjumpai pasangan yang duduk bersama dalam satu meja, tapi tak ada satu pun dari mereka memulai pembicaraan karena terlalu sibuk memainkan ponsel. Hal tersebut tentu saja akan mengganggu kualitas waktu bersama.

Jika dibiarkan begitu saja, komunikasi pun perlahan akan renggang. Terlebih jika salah satu di antara pasangan tidak menyukai tindakan melihat ponsel saat mengobrol atau makan. Ini dapat menjadi permasalahan serius.

5. Penurunan IQ

orang pintar lebih panjang umur

Salah satu dampak multitasking adalah penurunan kecerdasan intelektual (IQ). Temuan ini disampaikan dalam studi yang dirilis oleh University of London pada 2015.

Dalam studi tersebut, disampaikan bahwa peserta yang mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan mengalami penurunan IQ hingga 15 poin.

Penurunan tersebut membuat poin IQ setara dengan anak usia delapan tahun secara rata-rata.

6. Gangguan fungsi otak

Mengerjakan banyak hal pada satu waktu dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak. Sebuah penelitian menjelaskan, kinerja otak dalam mengontrol tubuh berpotensi mengalami penurunan akibat multitasking.

Belum berhenti sampai di situ, Anda berisiko mengalami gangguan dalam menanggapi rangsangan pancaindera, bicara, dan mengatur emosi.

Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan menangkap informasi juga menjadi kondisi yang tak terhindarkan.

7. Peningkatan risiko kecelakaan

Mulltitasking sambil berkendara dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Sebagai contoh, jika Anda berkendara sambil membalas pesan menggunakan ponsel, fokus Anda saat mengemudi tentu menjadi terganggu.

Kondisi tersebut meningkatkan potensi Anda mengalami kecelakaan. Tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, berkendara sambil bermain ponsel juga dapat membahayakan nyawa orang lain.

Cara menghentikan kebiasaan multitasking

mindfulness adalah salah satu cara mengatasi multitasking

Melihat dampak yang mungkin ditimbulkan, ada baiknya kebiasaan multitasking mulai dihilangkan. Tidak hanya merugikan diri sendiri, tindakan yang Anda lakukan juga dapat berdampak buruk terhadap orang lain.

Beberapa cara menghentikan kebiasaan multitasking adalah sebagai berikut.

1. Terapkan aturan 20 menit

Untuk menghindari multitasking, Anda bisa menerapkan aturan 20 menit. Caranya, fokuskan pikiran dan tenaga Anda untuk mengerjakan satu tugas dengan baik selama 20 menit sebelum kemudian beralih ke kegiatan lainnya.

2. Mengerjakan tugas secara terjadwal

Membuat jadwal pengerjaan tugas-tugas Anda secara terperinci dapat membantu menghentikan kebiasaan multitasking.

Dengan begitu, pikiran dan fokus tidak akan terbagi ke hal lain yang dapat mengganggu performa dan produktivitas Anda.

3. Singkirkan gangguan

Kehadiran gawai di dekat Anda seringkali membuat Anda multitasking. Maka dari itu, Anda perlu mencari cara jitu untuk melepaskan diri dari ketergantungan gawai.

Ketika sedang mengerjakan tugas, cobalah untuk menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu selama batas waktu tertentu.

4. Melatih mindfulness

Mindfullness adalah kemampuan manusia untuk sepenuhnya “hadir” pada saat ini. Artinya, Anda fokus melakukan sesuatu tanpa kewalahan dengan pikiran, perasaan, atau hal lainnya.

Mindfulness dapat membantu melatih Anda fokus pada satu hal ketika bekerja atau beraktivitas. Dengan begitu, Anda tidak akan mudah terganggu dengan hal-hal lain yang mendorong tindakan multitasking.

Kesimpulan

Multitasking adalah tindakan melakukan lebih dari satu aktivitas atau pekerjaan dalam waktu yang sama. Kebiasaan ini perlu dihilangkan karena dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak, stres, penurunan IQ, hingga masalah pada produktivitas.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 25/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan