Gangguan bipolar dan borderline personality disorder (BPD) selama ini sering dianggap sebagai gangguan mental yang sama, padahal keduanya berbeda.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Gangguan bipolar dan borderline personality disorder (BPD) selama ini sering dianggap sebagai gangguan mental yang sama, padahal keduanya berbeda.
Ketidaktahuan ini kerap kali memicu kesalahpahaman dan dapat berujung pada penanganan yang keliru.
Lantas, apa yang membedakan bipolar dan BPD?
Gangguan bipolar merupakan salah satu contoh gangguan mood seperti halnya depresi. Sementara itu, BPD termasuk ke dalam gangguan kepribadian seperti halnya gangguan antisosial atau gangguan paranoid.
Karena berakar dari masalah yang berbeda, keduanya pun memiliki perbedaan sebagai berikut.
Bipolar merupakan gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrem. Kondisi ini membuat mood pengidapnya berubah tiba-tiba, dari bahagia menjadi sangat sedih.
Ketika senang, pengidap bipolar akan melakukan aktivitas dengan penuh gairah. Sementara, ketika mood buruk, mereka merasa putus asa, tertekan, dan kehilangan semangat.
Beda lagi dengan borderline personality disorder. Kondisi yang juga dikenal sebagai gangguan kepribadian ambang ini membuat pengidapnya kesulitan mengendalikan emosi.
Pengidap BPD biasanya mempunyai emosi dan pola pikir yang tidak stabil, dari yang semula percaya diri kemudian bisa berubah menjadi sangat putus asa pada hari berikutnya.
Selain itu, emosi yang tidak stabil ini juga sering disertai dengan perasaan hampa. Beberapa pengidap BPD terkadang juga merasakan kemarahan dalam hatinya.
Gejala bipolar terbagi dalam dua fase, yaitu mania dan depresi. Sementara itu, BPD membuat pengidapnya kesulitan mengelola perasaan dan pikiran sehingga memicu perilaku impulsif.
Berikut gejala bipolar saat pengidapnya mengalami mania.
Dalam episode depresi, pengidap bipolar dapat menunjukkan tanda-tanda berikut.
Pada gangguan kepribadian ambang, berikut gejala yang umumnya dirasakan pengidapnya.
Gejala-gejala di atas tidak selalu disebabkan bipolar dan BPD. Untuk mencari tahu kondisi yang mendasarinya, konsultasikan ke dokter jika Anda mengalaminya.
Dilansir dari laman Mental Health America, penyebab bipolar hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor diduga ikut berkontribusi dalam berkembangnya kondisi ini.
Ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak menjadi faktor yang paling sering menjadi pemicu gejala. Sebagai contoh, episode mania biasanya terjadi karena kadar hormon adrenalin di otak terlalu tinggi.
Beberapa faktor lain yang juga bisa menjadi penyebab gangguan mental ini yaitu genetik dan pengaruh lingkungan (stres akibat trauma, hubungan sosial yang buruk, masalah keuangan).
Berbeda dengan gangguan bipolar, BPD lebih sering dialami korban kekerasan atau pelecehan, terutama anak-anak.
Selain trauma masa kecil, faktor genetik juga dapat berpengaruh. Itu artinya, Anda lebih berisiko mengalami BPD jika ada anggota keluarga yang memiliki kondisi serupa.
Pengobatan bipolar dan BPD tidak memiliki banyak perbedaan berarti. Secara umum, keduanya sama-sama dapat diobati dengan menjalani terapi perilaku kognitif (CBT)
Lewat CBT, Anda akan dibantu untuk mengelola serta mengubah pikiran dan perilaku yang mengganggu. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, dokter biasanya juga akan memberikan obat-obatan tertentu.
Akan tetapi, pengobatan tidak bisa menyembuhkan kedua gangguan mental ini. Obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengelola gejala.
Selain tindakan medis, beberapa pola hidup sehat berikut juga dapat membantu mengatasi gejala bipolar dan BPD.
Saat Anda merasakan gejala gangguan bipolar maupun BPD, segera periksakan diri ke psikolog. Penanganan sedini mungkin membantu mencegah kondisi bertambah parah.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar