backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tanda Anda Membohongi Diri Sendiri dan Cara Menghentikannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 06/01/2023

Tanda Anda Membohongi Diri Sendiri dan Cara Menghentikannya

Kebanyakan orang mungkin pernah membohongi diri sendiri. Meski terkadang dilakukan untuk kebaikan, tindakan ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental maupun aspek lain dalam kehidupan jika dilakukan secara terus-menerus.

Alasan seseorang membohongi diri sendiri

Beragam faktor dapat menjadi alasan seseorang membohongi diri sendiri. Namun, umumnya mereka merasa bahwa kebohongan yang dilakukan berdampak positif untuk dirinya.

Berikut contoh alasan mengapa seseorang memilih membohongi diri sendiri.

  • Mencari posisi yang aman dan nyaman.
  • Takut dengan hal-hal yang tidak bisa ditebak.
  • Sulit untuk menerima kenyataan.
  • Mempermudah hidup mereka.
  • Menghindari kekecewaan atau rasa sakit hati.
  • Mengusir rasa sedih dalam hati.

Tanda membohongi diri sendiri

tanda membohongi diri sendiri

Umumnya, orang yang senang membohongi diri sendiri bisa dilihat dari ketidakselarasan antara emosi, perasaan, perkataan, dan perilakunya. 

Sebagai contoh, Anda membohongi diri sendiri dengan mengaku tidak punya perasaan pada salah satu teman. Padahal, dalam hati Anda suka, tetapi takut orang tersebut menjauh jika jujur.

Selain ketidakselarasan antara emosi, perasaan, perkataan, dan perilaku, berikut beberapa kondisi lain yang juga menjadi tanda Anda sedang berbohong kepada diri sendiri.

1. Tidak mau menerima kenyataan

Ketika mengalami kegagalan, ada beberapa orang yang cenderung denial atau tidak mau menerima kenyataan. Sikap ini merupakan bentuk kebohongan terhadap diri sendiri.

Umumnya, mereka akan berusaha untuk meyakinkan diri bahwa semua baik-baik saja, padahal tidak. Meski menimbulkan emosi negatif, kegagalan sebenarnya diperlukan untuk dapat meraih keberhasilan.

2. Tidak menjadi diri sendiri

Banyak orang yang sering kali berusaha untuk menjadi seperti orang lain. Alasannya beragam, tetapi kebanyakan sikap ini disebabkan oleh faktor lingkungan sosial.

Berusaha menjadi seperti orang lain merupakan salah satu tanda membohongi diri sendiri. Jika diteruskan, tindakan ini bisa membuat Anda kehilangan jati diri.

3. Mengalami imposter syndrome

Dilansir dari Simply Psychology, imposter syndrome merupakan kondisi ketika seseorang merasa tidak pantas meraih keberhasilan. Mereka merasa capaian yang didapat merupakan kebetulan.

Padahal, keberhasilan tersebut didapat berkat hasil kerja kerasnya sendiri. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat berujung pada gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. 

4. Menyalahkan orang lain atas masalah yang dibuat sendiri

Beberapa orang kerap menyalahkan orang lain saat terjadi masalah. Padahal, penyebab masalah yang sesungguhnya merupakan diri mereka sendiri.

Sikap tersebut merupakan contoh membohongi diri sendiri. Saat ada masalah, akan lebih baik jika Anda melakukan introspeksi dan mencari solusi agar semuanya terselesaikan dengan baik.

5. Tidak terbuka terhadap kritikan

Terbuka dalam menghadapi kritikan merupakan bentuk kejujuran terhadap diri sendiri. Orang dengan sikap ini mau menerima kekurangan yang dimiliki dan berubah menjadi lebih baik.

Berbeda ketika Anda menutup diri terhadap kritikan. Sikap ini menunjukkan bahwa Anda berbohong kepada diri sendiri dengan merasa tidak mempunyai kekurangan.

Cara menghentikan kebiasaan membohongi diri sendiri

mengenal diri sendiri

Bagi beberapa orang, berhenti berbohong pada diri sendiri mungkin akan terasa sulit dilakukan. Namun, dengan usaha dan tekad yang kuat, sikap buruk ini akan hilang dengan sendirinya.

Berikut cara menghentikan kebiasaan membohongi diri sendiri.

1. Kenali diri sendiri

Mengenal diri sendiri akan membantu memahami kemauan Anda, seperti apa kenyataan yang harus dihadapi dan bagaimana cara terbaik untuk melewati berbagai tantangan hidup. 

Dengan begitu, Anda tak perlu lagi berbohong pada diri sendiri. Cara mengenal diri sendiri bisa dengan menulis jurnal, mengobrol dengan orang terdekat, atau mencoba hal baru dalam hidup.

Sembari mengenal diri, ingatlah bahwa setiap orang punya kelemahan dan kelebihan berbeda. Ini bertujuan agar Anda bisa bebas berekspresi tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain.

2. Ketahui situasi yang membuat Anda sering membohongi diri

Setelah mengenali diri lebih dalam, pikirkan hal apa yang membuat Anda berbohong. Resapi juga apa yang Anda rasakan saat berbohong kepada diri sendiri.

Hal ini dapat membantu mencegah munculnya kebohongan dalam diri. Jadi sebelum terjadi, Anda sudah bisa membedakan antara kebohongan dan kenyataan.

3. Mencoba jujur pada sendiri

Langkah terakhir ini mungkin akan terasa sulit. Agar lebih efektif, Anda bisa minta diingatkan oleh sahabat atau orang terdekat ketika mulai berbohong pada diri sendiri.

Selain itu, siapkan persenjataan untuk memperjuangkan keinginan Anda. Jika tidak disiapkan secara matang, Anda berisiko mengalami kegagalan yang berujung pada kebiasaan membohongi diri sendiri.

Persiapan seperti ini akan membuat Anda lebih fokus pada tujuan, bukan pada kendalanya. Dengan begitu, peluang untuk berhasil tentu akan lebih besar.

Jika kesulitan dalam menghentikan kebiasaan berbohong kepada diri sendiri, Anda juga bisa berkunjung ke psikolog atau psikiater. Penanganan akan dilakukan sesuai penyebabnya.

Fakta seputar membohongi diri sendiri

  • Biasa dilakukan untuk mempermudah hidup, menghindari kekecewasan, hingga mencari posisi yang aman.
  • Tanda utamanya bisa dilihat dari ketidakselarasan antara emosi, pikiran, perasaan, perkataan, dan perilaku.
  • Cara menghentikannya yaitu dengan mengenal diri lebih dalam, mengetahui pemicunya, serta berusaha untuk jujur pada diri sendiri.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 06/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan