backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Ketergantungan dan Kecanduan Obat, Mana yang Lebih Parah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/12/2023

    Ketergantungan dan Kecanduan Obat, Mana yang Lebih Parah?

    Beberapa orang menggunakan istilah ketergantungan dan kecanduan secara bergantian, padahal keduanya tidak sama. Untuk lebih mengenal perbedaan antara ketergantungan dan kecanduan, simak penjelasannya di bawah ini.

    Perbedaan ketergantungan dan kecanduan obat

    Anda mungkin sudah familiar dengan istilah kecanduan obat. Akan tetapi, tahukah Anda kalau ternyata istilah tersebut tidak sama artinya dengan ketergantungan obat? 

    Seseorang yang mengalami ketergantungan obat belum tentu pecandu, tetapi seseorang yang sudah kecanduan kemungkinan besar mengalami ketergantungan obat sebelumnya. 

    Masih bingung dengan kedua istilah ini? Berikut penjelasan lengkap, mulai dari definisi, tanda dan gejala, penyebab, hingga tingkat keparahan masing-masing kondisi.

    1. Perbedaan definisi

    ketergantungan obat

    Ketergantungan (dependence) dan ketergantungan (addiction) adalah dua kondisi yang berbeda.

    Ketergantungan obat bisa didefinisikan sebagai proses konsumsi obat secara berulang, baik yang sesuai maupun tidak sesuai dengan resep dokter atau aturan penggunaan.

    Perilaku ini bertujuan untuk mengatasi gejala, meredakan sakit, atau mendukung fungsi tubuh.

    Ketergantungan timbul ketika tubuh Anda telah menyesuaikan dengan efek obat tersebut. Hal inilah yang lama-kelamaan membuat tubuh kebal terhadap efek obat

    Reaksi kebal ini jugalah yang membuat beberapa orang meningkatkan dosis secara sembarangan supaya bisa mendapatkan efek obat yang diinginkan.

    Sementara itu, kecanduan obat adalah suatu kondisi yang terjadi saat seseorang tidak bisa lagi mengendalikan dorongan atau keinginan untuk memakai obat. 

    Orang yang memiliki kecanduan tidak mempunyai kuasa untuk menghentikan apa yang mereka lakukan, gunakan, atau konsumsi.

    Bahkan, orang tersebut tidak dapat mengendalikan perilaku negatifnya meski ini merusak atau mengganggu kewajibannya dalam bekerja, berkeluarga, dan hidup bersosial.

    Tahukah Anda?

    Dalam pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), ketergantungan dan kecanduan digantikan dengan istilah substance use disorder (SUD). 
    Gangguan ini merujuk pada gejala fisik atau mental yang muncul akibat penyalahgunaan zat, termasuk narkoba, obat-obatan, rokok, atau alkohol.

    2. Perbedaan tanda dan gejala

    Pengidap ketergantungan masih bisa berhenti minum obat. Namun, hal ini bisa membuat tubuh “berontak” dengan menunjukkan gejala putus obat (withdrawal syndrome).

    Respons ini muncul karena kebutuhan tubuh akan obat atau zat kimia tertentu tidak lagi terpenuhi.

    Menurut American Addiction Centers, beberapa gejala putus obat yaitu:

    • tubuh gemetar atau tremor,
    • nyeri sekujur tubuh,
    • nafsu makan bertambah atau berkurang,
    • mual hingga muntah,
    • pusing dan perasaan ingin pingsan,
    • pembesaran pupil mata,
    • kejang, dan
    • halusinasi berlebihan.

    Untuk mengatasinya, orang yang mengalami withdrawal syndrome harus kembali mengonsumsi obat atau zat tersebut dalam dosis yang lebih kuat.

    Tak hanya secara fisik, kecanduan juga ditandai dengan perubahan perilaku. Hal ini disebabkan oleh perubahan pada kimia otak setelah penyalahgunaan obat atau zat secara terus-menerus.

    Berikut ini beberapa tanda dan gejala yang umumnya ditunjukkan oleh pengidap kecanduan obat.

    • Tidak memiliki kendali untuk mengurangi penggunaan obat atau zat tertentu dengan mengabaikan dampak buruk yang mungkin terjadi.
    • Sering mendapat penilaian buruk di sekolah atau dalam bekerja.
    • Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, termasuk teman dan keluarga.
    • Kehilangan minat pada hal atau aktivitas sehari-hari yang sebelumnya disukai.
    • Melakukan tindakan berisiko, seperti mengemudi atau mengoperasikan alat berat di bawah pengaruh obat-obatan.

    Pengidap kecanduan atau pecandu akan mendahulukan pemakaian obat terlepas dari dampak buruk yang mungkin ditimbulkan pada diri sendiri atau orang lain.

    Kecanduan membuat seseorang melakukan tindakan irasional, seperti berbohong atau mencuri, untuk memperoleh obat atau zat yang dibutuhkannya.

    3. Perbedaan penyebab

    kecanduan tramadol

    Bukan hanya narkotika dan obat-obatan terlarang saja yang bisa menimbulkan ketergantungan. 

    Setiap obat medis resmi yang digunakan berkelanjutan dalam jangka panjang sebenarnya juga dapat menyebabkan ketergantungan.

    Contoh obat-obatan tersebut yaitu obat pereda nyeri yang dijual bebas di warung, obat steroid kuat, serta obat-obatan yang wajib digunakan dengan resep dokter, seperti morfin dan fentanyl.

    Ketergantungan obat bisa menjadi awal dari penyalahgunaan dan kecanduan obat. Perilaku ini juga berisiko menyebabkan overdosis obat yang berakibat fatal. 

    Untuk mencegah ketergantungan obat, pemberian jenis, dosis, serta jadwal penggunaannya harus di dalam pengawasan dokter.

    Jika Anda perlu meningkatkan atau menurunkan dosis obat, konsultasikan dengan dokter. Hanya dokterlah yang berhak mengubah dosis obat untuk mencegah terjadinya gejala putus obat.

    Istilah ketergantungan lebih sering merujuk pada penggunaan obat. Namun, kecanduan memiliki penyebab yang lebih luas yang juga menentukan jenisnya, misalnya kecanduan alkohol, seks, berjudi, dan bahkan belanja. 

    4. Perbedaan tingkat keparahan

    Perbedaan ketergantungan dan kecanduan mungkin juga Anda lihat dari tingkat keparahannya.

    Ketika mengalami ketergantungan, Anda masih bisa menghentikan perilaku tersebut kapan saja. Namun, lain halnya dengan kecanduan.

    Kecanduan membuat Anda benar-benar kehilangan kontrol diri sehingga tidak lagi bisa berhenti, terlepas dari seberapa keras Anda berusaha untuk menghentikannya.

    Anda hanya mementingkan dorongan untuk menggunakan obat daripada melakukan aktivitas normal, bahkan sampai melakukan cara yang melanggar hukum demi mendapatkannya. 

    Itu sebabnya, bukan tidak mungkin kecanduan hingga dapat menyebabkan perubahan perilaku, kebiasaan, bahkan merusak fungsi otak secara permanen.

    Jika Anda maupun orang terdekat Anda mengalami gejala ketergantungan atau kecanduan obat, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

    Dokter mungkin akan memberikan rujukan ke ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, agar Anda mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

    Kesimpulan

    • Perbedaan ketergantungan dan ketergantungan mungkin sulit dipahami.
    • Ketergantungan merujuk pada kebutuhan tubuh akan obat atau zat tertentu, sedangkan kecanduan melibatkan dorongan dan hilangnya kontrol atas penggunaan obat.
    • Pengidap ketergantungan obat belum tentu pecandu, tetapi pecandu obat kemungkinan besar mengalami ketergantungan sebelumnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/12/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan