backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Serba-serbi Sikap Pesimis dan Manfaatnya bagi Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 17/01/2023

Serba-serbi Sikap Pesimis dan Manfaatnya bagi Anda

Orang-orang pesimis memiliki kecenderungan untuk berekspektasi negatif terhadap suatu hal. Meski sering memberi pengaruh buruk terhadap cara seseorang berpikir dan mengambil keputusan, sikap ini terkadang juga bermanfaat dalam situasi tertentu.

Apa itu pesimis?

Pesimis adalah orang yang bersikap atau berpandangan negatif terhadap suatu situasi atau peristiwa. Sikap pesimistis merupakan kebalikan dari sikap optimis.

Orang yang pesimis cenderung melihat segala sesuatunya secara negatif, berbeda dengan orang optimis yang memiliki kecenderungan untuk berpikir positif.

Beberapa contoh sikap pesimis, di antaranya:

  • tidak yakin akan diterima kerja meski sudah menjalani wawancara dengan baik,
  • merasa tidak akan lulus ujian walaupun sudah belajar dengan sungguh-sungguh, dan
  • berpikir usahanya akan berakhir dengan kegagalan meskipun sudah memberikan yang terbaik.

Dibandingkan pria, sikap pesimis lebih sering terlihat pada wanita. Selain itu, sikap ini juga kerap dialami orang yang sedang dalam keadaan depresi.

Ciri-ciri orang pesimis

ciri-ciri pesimis

Ciri orang pesimis bisa dilihat dari cara berpikir dan mengambil keputusan. Menurut studi dalam The Neural Basis of Optimism and Pessimism, berikut beberapa tandanya.

  • Selalu berekspektasi buruk.
  • Tidak percaya atau curiga ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik.
  • Kesal terhadap orang-orang yang bersikap optimis.
  • Tidak mengeksplorasi hal-hal yang ingin dicoba karena takut akan risikonya atau gagal.
  • Tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri.
  • Berfokus pada kekurangan.
  • Yakin bahwa keberhasilan, kesenangan, atau sesuatu yang positif hanya bersifat sementara.

Penyebab orang pesimis

Beragam faktor dapat menjadi penyebab orang bersikap pesimis. Sikap ini sering kali muncul akibat trauma atau pengalaman buruk di masa lalu.

Selain itu, sejumlah faktor yang dapat berkontribusi dalam berkembangnya sikap ini, meliputi:

  • genetik,
  • interaksi dan hubungan dalam keluarga, 
  • pengaruh lingkungan dan orang sekitar,
  • rendahnya kepercayaan diri, serta
  • gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.

Dampak negatif sikap pesimis

Kecenderungan melihat segala sesuatu secara negatif dapat berpengaruh buruk pada pola pikir seseorang. Selain itu, sikap ini juga bisa berdampak buruk bagi fisik dan kesehatan mental.

Sejumlah penelitian mengaitkan pesimistis dengan peningkatan risiko peradangan dalam tubuh. Sikap ini juga berefek buruk pada sistem kekebalan tubuh sehingga Anda jadi lebih rentan akan penyakit.

Sementara itu, bagi kesehatan mental, pesimisme dapat mengakibatkan stres, depresi, dan kecemasan.

Dalam kasus tertentu, sikap ini bahkan berpotensi meningkatkan risiko bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran ini, segera periksakan diri ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan.

Manfaat sikap pesimis

Sikap pesimis lebih banyak berdampak buruk terhadap pola pikir dan kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan. Namun, dalam beberapa kasus, sikap ini terkadang juga bermanfaat.

Berikut sejumlah manfaat yang bisa diperoleh dari sikap pesimis.

1. Lebih panjang umur

Studi dalam jurnal Experimental Neurobiology menyebutkan bahwa orang dewasa yang punya harapan rendah di masa depan berpotensi lebih panjang umur. Ini terjadi karena pesimisme membuat mereka tidak mudah sakit hati.

Sikap pesimis bisa membuat seseorang hidup lebih waspada dan berhati-hati. Hal ini juga termasuk dalam pengambilan keputusan terkait keselamatan hidup mereka.

2. Hubungan asmara yang bertahan lama

manfaat pesimis

Pikiran negatif kadang diperlukan, khususnya saat menjalani hubungan jangka panjang. Sikap optimis yang berlebihan justru bisa berdampak buruk pada hubungan pernikahan.

Optimisme berlebihan cenderung membuat pasangan cuek dalam memecahkan masalah rumah tangga. Kedua pihak akan berpikiran kalau semua hal akan baik-baik saja seiring waktu berjalan.

3. Bisa mengantisipasi hal-hal buruk

Pesimisme bisa membuat orang jadi lebih siap menghadapi hal-hal yang buruk. Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, orang pesimis malah cenderung memikirkan langkah-langkah pencegahan.

Hasilnya, orang-orang yang memiliki sikap ini sering kali terlindungi dari rasa cemas berlebih. Ketika terjadi suatu peristiwa buruk, mereka mampu bertindak cepat tanggap.

Namun, tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat dari bersikap pesimis. Beberapa orang mungkin lebih bisa mendapatkan banyak manfaat positif jika mereka berpikir secara optimis.

Cara menghilangkan sikap pesimis yang berlebihan

Sikap pesimis memang punya beragam manfaat. Namun, pesimisme yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif pada diri Anda.

Berikut cara menghilangkan pesimisme yang berlebihan.

  • Latih pikiran untuk meyakini bahwa hal baik bisa terjadi pada diri Anda.
  • Jangan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.
  • Saat semua berjalan dengan baik, cari tahu apa saja faktor yang berperan sehingga Anda bisa meraih kesuksesan serupa.
  • Ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan, usahakan untuk move on dan membuat rencana yang lebih baik lagi ke depannya.

Sikap pesimis merupakan hal yang wajar. Namun, beberapa orang mungkin kewalahan karena pikirannya hanya diliputi hal negatif.

Apabila Anda mulai terganggu dengan sikap ini, konsultasikan dengan psikolog. Tindakan ini berguna untuk mencegah efek buruk yang bisa ditimbulkan pesimisme.

Segala sesuatu tentang sikap pesimis

  • Merupakan sikap atau pandangan negatif terhadap suatu situasi atau peristiwa.
  • Dapat berdampak negatif pada pola pikir, cara mengambil keputusan, kondisi fisik, hingga kesehatan mental.
  • Bisa memberi efek positif jika tak berlebihan, mulai dari lebih panjang umur, tidak mudah cemas, hingga hubungan yang lebih langgeng dengan pasangan.
  • Jika mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, segeralah berkonsultasi ke psikolog untuk mencegah dampak buruk yang mungkin ditimbulkan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 17/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan