backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Ketahui Cauliflower Ear, Jenis Cedera Berbahaya pada Telinga

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 26/10/2021

    Ketahui Cauliflower Ear, Jenis Cedera Berbahaya pada Telinga

    Benturan keras pada telinga bisa menimbulkan kerusakan jangka panjang, kondisi ini terkenal dengan nama cauliflower ear. Bagian tubuh mana pun berisiko mengalami kerusakan akibat trauma dari benturan keras. Bila gangguan ini terjadi pada telinga, Anda berisiko mengalami kecacatan pada daun telinga sampai rongga bagian luarnya.

    Apa itu cauliflower ear?

    Mengutip dari Kids Health, cauliflower ear atau cauliflower ears adalah kondisi telinga menggumpal dan bergelombang akibat pukulan berulang pada telinga.

    Nama kondisi ini merujuk pada wujud yang mirip dengan kembang kol yang bergelombang dan menggumpal.

    Biasanya kondisi ini umum terjadi pada pegulat dan petinju yang sering terkena pukulan saat sedang bertanding.

    Dalam istilah medis, cauliflower ear dikenal dengan perichondrial hematoma

    Kondisi hematoma atau terperangkapnya darah terjadi pada bagian sekitar telinga yang mengalami trauma. 

    Saat darah terperangkap, terjadi penumpukan keping darah sehingga terjadi peningkatan tekanan.

    Ini membuat aliran darah di sekitarnya terganggu dan menyebabkan kerusakan jaringan tulang rawan.

    Kerusakaan jaringan tulang rawan ini karena tidak menerima suplai darah yang cukup.

    Sementara itu, kecacatan daun telinga terjadi setelah aliran darah tulang rawan terputus dalam beberapa waktu.

    Apa penyebab cauliflower ear?

    Efek samping operasi telinga

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab cauliflower ear adalah benturan benda keras pada telinga.

    Lebih lanjut, benturan tersebut membuat kerusakan pada daun telinga yang tidak kunjung membaik. 

    Alasannya karena daun telinga yang tersusun dari tulang rawan terdiri dari berbagai jaringan penghubung dan pembuluh darah. 

    Adanya penyumbatan dan tulang rawan yang rusak pada area tersebut membuat darah serta nutrisi pada tulang rawan terganggu.

    Setelah terjadi benturan, bentuk tulang rawan tidak lagi kokoh sehingga telinga sedikit mengerut dan tampilan ‘kembang kol’ mulai muncul.

    Bentuk telinga seperti kembang kol ini bisa terjadi secara permanen dan tidak bisa kembali.

    Tanda trauma pada telinga dari ringan sampai bahaya

    Setelah mengalami benturan keras pada telinga, segera periksa adanya tanda kerusakan. 

    Anda bisa menggunakan cermin untuk menemukan pembengkakan atau bekas cedera ringan. Tanda-tanda cauliflower ear ringan yaitu:

    Kerusakan akibat benturan yang keras biasanya diikuti rasa nyeri dan mungkin menyebabkan perubahan bentuk pada telinga.

    Adanya pembengkakan, meskipun sedikit, bisa menjadi pertanda adanya darah yang terperangkap pada area yang terkena trauma.

    Bila ini terjadi, ada kemungkinan suplai darah ke tulang rawan telinga terhenti.

    Setelah beberapa saat, cauliflower ear juga dapat menyebabkan gejala-gejala berikut ini:

    Kondisi ini meningkatkan risiko hilangnya pendengaran yang cukup besar. 

    Kecacatan pada daun telinga juga meningkatkan risiko infeksi telinga. Itulah sebabnya mengenali gejala cauliflower ear sedini mungkin sangat penting.

    Bagaimana penanganan cauliflower ear?

    efek infeksi telinga

    Sesaat setelah mendapatkan benturan keras di telinga, Anda harus langsung memeriksa kondisi telinga, apakah terjadi pembengkakan atau tidak.

    Setelah itu, adabeberapa hal yang dapat Anda untuk mencegah kecacatan akibat cauliflower ear.

    1. Kompres 

    Mengutip dari Nationwide Children’s, segera berikan kompres dingin dengan es jika terjadi tanda kerusakan telinga secepatnya. 

    Kompres beberapa kali dengan memakai air dingin masing-masing selama 15-20 menit.

    Pendinginan tersebut bertujuan untuk mencegah pembengkakan terjadi semakin parah dan menghambat adanya kecacatan pada daun telinga.

    Meski langkah pertolongan pertama sudah Anda lakukan, masih perlu penanganan lebih lanjut untuk mengatasi penyumbatan darah. 

    Segera periksa ke dokter bila Anda mengkhawatirkan gejala tertentu.

    2. Menangani penyumbatan aliran darah

    Setelah melakukan pertolongan pertama terkena benda tumpul yang menyebabkan cauliflower ear, Anda perlu langsung menuju rumah sakit terdekat. 

    Kemungkinan dokter akan memotong sedikit bagian telinga yang mengalami luka, kemudian mengeluarkan darah dengan mengisap agar darah yang tersumbat dapat berkurang.

    Dokter akan menyarankan Anda untuk menjaga telinga tidak mengalami trauma tambahan.

    Ini untuk mengurangi risiko infeksi dan proses pemulihan telinga ke bentuk semula lebih cepat.

    Kerusakan pada daun telinga kemungkinan dapat terjadi lagi sehingga dokter akan melakukan pemantauan pada area yang luka dan bengkak.

    3. Pembedahan

    Prosedur ini bernama otoplasty, tujuannya untuk memperbaiki penampilan telinga.

    Caranya dengan menghilangkan bagian telinga yang telah rusak atau menjahit untuk menyatukan telinga dan membentuk ulang daun yang rusak.

    Hasil pembedahan akan dapat membaik setelah sekitar enam minggu.

    Pencegahan trauma pada telinga

    Kondisi telinga kembang kol atau cauliflower ear ini bisa bersifat permanen. Oleh karena itu, langkah pencegahan terbaik adalah menggunakan alat pelindung diri.

    Ambil contoh, pakai helm saat olahraga yang berisiko trauma pada telinga dan kepala, terutama pada anak-anak. 

    Jika Anda memiliki anak yang berlatih bela diri, pastikan mereka paham gangguan atau kondisi abnormal pada telinga ketika terjadi trauma pada kepala dan telinga.

    Hindari minum obat pengencer darah ketika akan beraktivitas pada kegiatan olahraga yang menyebabkan kontak fisik. 

    Darah yang lebih encer dapat memperburuk kondisi hematoma dengan cepat dan meningkatkan risiko trauma pada telinga.

    Pencegahan dan penanganan dini trauma pada telinga sangat penting untuk mencegah cauliflower ear karena kerusakan ini bersifat permanen.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 26/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan