backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Sering Mengalami Penis Kesemutan, Apakah Kondisi Ini Berbahaya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Sering Mengalami Penis Kesemutan, Apakah Kondisi Ini Berbahaya?

    Sama seperti bagian tubuh lainnya, penis juga bisa mengalami kesemutan. Organ intim pria ini bersifat sensitif dan membutuhkan aliran darah yang lancar. Penis kesemutan biasanya terjadi pada atlet atau pengendara sepeda. Namun, siapa pun bisa mengalami kondisi ini. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja penyebab dan cara mengatasi masalah penis yang kesemutan, simak penjelasan berikut ini.

    Apa saja tanda dan gejala penis kesemutan?

    Saat penis kesemutan, awalnya mungkin Anda merasa penis dan skrotum (buah zakar) seperti kebas atau mati rasa. Setelah itu, area organ intim Anda ini dapat terasa dingin atau bahkan tidak merasakan sensasi apapun.

    Tergantung dari penyebabnya, Anda mungkin akan mengalami beberapa tanda dan gejala lain seperti di bawah ini.

    • Kulit kebiruan pada penis dan area sekitarnya
    • Timbul sensasi terbakar atau dingin
    • Rasa sakit seperti tertusuk jarum, jika bergerak atau menyentuh penis dan skrotum

    Mengapa kesemutan bisa terjadi pada penis pria?

    penyebab penis kesemutan

    Penis kesemutan bisa jadi hal umum yang Anda rasakan. Bila sering terjadi dan tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa mengganggu kehidupan seksual Anda. Berikut ini beberapa faktor risiko dan penyebabnya.

    1. Terlalu lama duduk atau bersepeda

    Duduk terlalu lama pada sadel sepeda atau kursi bisa menyebabkan penis kesemutan. Ketika duduk, terjadi tekanan pada saraf dan pembuluh darah di area tubuh yang sensitif, yaitu perineum. Pada pria, perineum terletak antara anus dan penis. 

    Perineum Anda terdiri dari saraf dan pembuluh darah. Maka, tekanan saraf serta pembuluh darah pada perineum bisa menyebabkan kerusakan saraf, pembengkakan, aliran darah tidak lancar, hingga aliran darah terhambat (blockage). Kondisi inilah yang bisa menjadi penyebab penis atau skrotum kebas atau nyeri.

    Pada pengendara sepeda, masalah ini cukup umum terjadi. Sebuah penelitian di Jerman, menunjukkan sekitar 70% pengendara sepeda mengalami gangguan tersebut. Bahkan studi lain dalam Journal of Urology mengungkapkan bahwa bersepeda sejauh 300 km atau lebih tanpa jeda berisiko menyebabkan impotensi.

    2. Kekurangan hormon testosteron

    Testosteron merupakan hormon reproduksi yang penting bagi pria. Sayangnya, seiring pertambahan usia kadar hormon testosteron akan menurun secara bertahap. Penurunan hormon testosteron dengan cepat bisa meningkatkan risiko terjadinya penis kesemutan.

    Testosteron pada pria berfungsi untuk menjaga kesehatan penis. Kurangnya hormon testosteron bisa membuat aliran darah menuju area perineum tidak lancar. Akibatnya, penis dan skrotum mungkin terasa kebas atau mati rasa. Selain itu, kadar testosteron rendah juga bisa membuat Anda kurang responsif terhadap rangsangan saat berhubungan seks.

    3. Penyakit dan gangguan saraf

    Jika sering mengalami penis kesemutan, Anda mungkin mengidap penyakit atau gangguan saraf. Adam Murphy, MD, profesor urologi dari Northwestern University’s Feinberg School of Medicine seperti dikutip dari Men’s Health juga mengatakan gangguan penis sering kali menjadi tanda penyakit kardiovaskular dan neurologis.

    Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan gangguan atau kerusakan saraf seperti diabetes, hipertensi, multiple sclerosis, dan penyakit Peyronie bisa menyebabkan penis terasa kesemutan, hingga mengakibatkan impotensi.

    4. Efek samping obat-obatan

    Selain penyakit, obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan efek samping berupa penis kesemutan dan mati rasa pada selangkangan. Contohnya adalah obat selegiline untuk mengobati penyakit Parkinson bisa menyebabkan hilangnya sensasi pada penis sebagai efek sampingnya.

    Mengonsumsi obat antidepresan SSRI juga bisa menyebabkan penurunan sensitivitas pada organ genital, bahkan penurunan libido. Hal ini terjadi karena obat SSRI bekerja meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh dan menimbulkan efek relaksasi. Efek relaksasi ini bisa memblokir hormon yang berfungsi merespons rangsangan seksual. Akibatnya, terjadilah penurunan gairah. 

    5. Gaya hidup tidak sehat

    Banyak pria menjalani gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol. Sebuah studi dalam jurnal Andrologia menyebutkan bahwa merokok dapat memengaruhi kadar nitrat oksida dalam tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan gairah hingga disfungsi ereksi.

    Minum alkohol berlebihan dalam jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko penurunan libido (gairah seks), disfungsi ereksi, hingga kerusakan saraf permanen yang bisa menyebabkan penis Anda  kesemutan.

    Bagaimana cara mencegah dan mengatasi penis kesemutan?

    Kesemutan pada penis atau skrotum yang hanya terjadi sesekali tergolong normal. Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini untuk mengatasinya.

    • Ketika mulai kesemutan, cobalah untuk berdiri supaya area perineum Anda tidak tertekan lagi. Setelah aliran darah kembali normal, biasanya rasa kesemutan akan hilang sendiri dalam beberapa menit.
    • Saat bersepeda, berdiri dari sadel beberapa saat bisa mengurangi tekanan pada area perineum. Jika memungkinkan, berhentilah sejenak dan berdiri jika Anda sudah merasa terlalu lama bersepeda.
    • Pilihlah jenis sadel sepeda yang lebih lebar, sehingga tekanan pada area perineum selama bersepeda berkurang. Hal ini karena tekanan akan menyebar ke seluruh permukaan, tidak hanya pada satu titik saja.

    Bila penis sering kesemutan padahal Anda tidak sering bersepeda atau duduk kelamaan, bisa jadi hal ini disebabkan oleh penyakit atau gangguan yang tidak Anda sadari. Konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. 

    Penanganan yang tepat berdasarkan penyakitnya bisa mencegah dan mengobati kondisi ini lebih awal, sebelum bisa memengaruhi kehidupan seks Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan