backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Luka Terbuka, Ragam Jenis dan Cara Penanganannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ryan Reinardi Wijaya · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Luka Terbuka, Ragam Jenis dan Cara Penanganannya

    Luka adalah kerusakan pada kulit atau jaringan di bawahnya akibat cedera fisik. Luka terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, salah satunya adalah luka terbuka.

    Seringnya, luka terbuka hanyalah berupa luka kecil yang bisa sembuh dalam waktu dekat, tapi ada juga luka yang bersifat serius sehingga harus ditangani oleh petugas profesional. Simak penjelasan seputar luka terbuka berikut ini.

    Apa itu luka terbuka?

    luka terbuka

    Sebuah luka dikatakan terbuka jika luka tersebut merusak lapisan kulit paling luar. Lapisan kulit yang rusak ini akan memperlihatkan jaringan di bawahnya. Bila tidak segera ditangani, jaringan bawah yang terpapar dengan lingkungan luar dapat berisiko terkena infeksi.

    Ketika luka telah terinfeksi, hal ini akan memperlama proses penyembuhan luka. Bakteri dan kotoran juga dapat mengeluarkan zat-zat racun yang turut mempersulit kesembuhan luka. Oleh karena itu, penting untuk mencegah infeksi yang berdampak negatif terhadap pemulihan luka.

    Berdasarkan tingkat keparahannya, luka terbuka dibagi menjadi klasifikasi sebagai berikut.

    • Superficial: luka dengan intensitas yang paling ringan, hanya mengenai lapisan epidermis (lapisan kulit terluar).
    • Partial thickness: lebih dalam dari luka superficial, luka ini merusak lapisan epidermis dan lapisan dermis bagian atas.
    • Full thickness: luka telah meliputi kerusakan jaringan subkutan, yaitu tempat di mana lemak, kelenjar keringat, dan sel kolagen terletak.
    • Deep and complicated: jenis luka terparah, kedalamannya telah mencapai otot, tulang, atau organ tubuh.

    Jenis-jenis luka terbuka dan penyebabnya

    Luka terbuka terdiri beberapa jenis yang berbeda. Jenis-jenis ini tentunya penting untuk Anda ketahui karena masing-masing memiliki perbedaan cara penanganannya.

    1. Abrasi (luka lecet)

    obat luka lecet

    Abrasi atau lebih sering disebut luka lecet adalah luka yang timbul karena gesekan kulit pada permukaan yang keras dan kasar. Luka ini dapat menyebabkan terkikisnya sedikit lapisan kulit terluar (epidermis).

    Luka lecet termasuk ke dalam jenis luka ringan dan paling sederhana dalam penanganannya. Durasi penyembuhan luka juga biasanya tidak akan memakan waktu yang lama. Lecet hanya akan menimbulkan perdarahan minimal dan mayoritas sembuh tanpa meninggalkan bekas luka.

    Meski demikian, bila area lecetnya lebih luas atau mengenai bagian atas dermis, luka dapat menimbulkan munculnya jaringan parut setelah sembuh nanti.

    2. Laserasi (luka gores)

    laserasi

    Dikenal juga sebagai luka gores pada kulit, laserasi adalah luka terbuka yang menyebabkan jaringan di bawahnya terpotong atau robek.

    Seringnya, luka ini disebabkan oleh kecelakaan di dapur saat menggunakan pisau atau peralatan tajam lainnya. Luka ini tidak melibatkan pengikisan lapisan epidermis.

    3. Luka bakar

    luka bakar

    Luka bakar bisa disebabkan oleh kontak dengan suhu panas yang berlebih, tapi terkadang juga dapat disebabkan oleh kontak dengan benda atau udara dengan suhu dingin ekstrem dalam waktu yang lama.

    Luka bakar dapat muncul dalam keadaan ringan atau parah. Pada luka bakar yang parah, efeknya bisa membuat seseorang mengalami syok atau bahkan terancam jiwanya.

    Penyebabnya bervariasi, mulai dari paparan sinar matahari, kontak dengan api, listrik, atau bahan kimiawi yang terkandung dalam produk-produk tertentu.

    4. Luka tusuk

    luka tusukan
    sumber: EmedicineHealth

    Luka tusuk muncul karena kontak kulit dengan benda tajam yang runcing seperti paku atau jarum. Seringnya, luka ini tidak mengeluarkan banyak darah. Namun, luka tusuk lebih berisiko menjadi infeksi, terutama bila tusukannya dalam.

    Sebabnya, area yang tertusuk lebih dalam lembab dan hangat, sehingga dapat menjadi tempat yang ideal untuk perkembangbiakan bakteri. Selain itu, luka tusuk juga cenderung sulit untuk dibersihkan.

    5. Luka lepuh

    cara mengobati luka melepuh kulit melepuh

    Luka terbuka yang melepuh ini seringnya diakibatkan oleh sentuhan benda yang sangat panas seperti ketika kulit terkena knalpot. Terkadang kulit yang melepuh juga bisa disebabkan oleh gesekan atau reaksi alergi pada zat tertentu.

    Cara mengatasi luka terbuka

    Bila lukanya cenderung ringan, luka terbuka dapat ditangani sendiri di rumah. Tentunya hal yang harus dilakukan setelah kulit terluka adalah memberikan pertolongan pertama.

    Sebenarnya, setiap jenis luka membutuhkan penanganan yang berbeda. Akan tetapi secara garis besarnya, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk luka ringan.

    Pertama, cuci tangan sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka. Kemudian, bersihkan luka dengan air mengalir.

    Memang, terdapat anggapan bahwa luka terbuka sebaiknya tidak boleh terkena air karena air sendiri belum tentu bersih dan bebas dari kuman. Dikhawatirkan hal ini dapat menyebabkan infeksi dan memperparah luka, sehingga penyembuhan juga akan menjadi lebih lama.

    Nyatanya, mencuci malah dapat mengurangi risiko luka infeksi, jika air yang digunakan bersih dan tidak tercemar. Untuk itu, gunakan air jernih dan hindari mencuci luka terlalu lama. Setelah itu, keringkan area luka dengan handuk atau kain bersih.

    Selanjutnya, Anda bisa mengoleskan obat luka atau antibiotik untuk mencegah infeksi. Bila luka membentuk pola lingkaran atau sedikit luas, Anda bisa menutupnya dengan perban.

    Hal ini dilakukan guna menjaga area luka agar tetap kering dan bersih serta melindungi sel-sel kulit yang baru terbentuk.

    Pastikan Anda rutin mengganti plester dan perban yang digunakan setiap hari atau setelah terasa kotor dan lembab untuk menjaga luka agar tetap bersih.

    Faktor yang memengaruhi penyembuhan luka terbuka

    kena air panas

    Sekilas, luka terbuka yang ringan ini dapat sembuh tanpa ada masalah lain yang menyertai. Akan tetapi, tetap ada beberapa hal yang bisa membuat proses penyembuhannya semakin lama.

    Salah satu faktor utama yang menentukan kecepatan penyembuhan adalah adanya suplai darah menuju luka yang memadai. Sebab, nutrisi dalam darah seperti vitamin C, zat besi, dan protein memiliki peran penting dalam pembentukan sel-sel kulit baru yang akan membantu penyembuhan luka.

    Maka dari itu, ada baiknya bagi Anda untuk mulai mengonsumsi makanan sehat yang kandungan gizinya seimbang. Berbagai gizi itu bisa Anda temukan pada buah-buahan (stroberi, jeruk), sayur-sayuran (bayam), dan makanan berprotein (susu, telur, daging).

    Selain nutrisi, oksigen juga sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka terbuka. Salah satu hal yang dapat menurunkan tingkat oksigen dalam darah adalah kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan oleh adanya karbonmonoksida yang memasuki sel darah saat Anda merokok.

    Bila ingin luka lebih cepat sembuh, sebisa mungkin hindari dan hentikan kebiasaan merokok.

    Tidak semua jenis luka terbuka bisa ditangani sendiri

    Cara menangani luka di atas hanya berlaku kalau jenis lukanya ringan dan tidak begitu serius. Perlu diingat, tak semua jenis luka bisa Anda obati dan bersihkan sendiri. Beberapa jenis luka perlu ditangani oleh petugas kesehatan di klinik atau rumah sakit.

    Perhatikan ciri-ciri luka terbuka yang harus ditangani secara medis di bawah ini.

    • Area luka yang luas atau lebar dan membutuhkan jahitan.
    • Luka tersebut sangat dalam.
    • Luka yang terasa sangat menyakitkan ketika dibersihkan sendiri.
    • Apabila masih terdapat kotoran, kerikil, serpihan, atau puing-puing yang tidak bisa diambil.

    Bila Anda bukan sekadar mengalami luka terbuka, melainkan luka-luka yang disebutkan di atas, segera cari bantuan medis sebelum Anda mencuci luka dengan apa pun, termasuk air.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Ryan Reinardi Wijaya · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan