backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Panduan Cara Pakai Obat Vagina Berdasarkan Jenisnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 19/10/2022

Panduan Cara Pakai Obat Vagina Berdasarkan Jenisnya

Untuk mengobati keluhan infeksi dan gatal pada vagina, Anda harus memahami cara pakai obat berbentuk krim dan supositoria. Pasalnya, cara pakai obat vagina yang tepat tentu berpengaruh pada efektivitas obat serta proses penyembuhan keluhan Anda. Oleh karena itu, simak baik-baik jenis obat vagina dan panduan cara pakai yang tepat dalam artikel ini.

Beragam jenis obat untuk vagina yang tersedia di pasaran

obat infeksi jamur vagina

Ada beragam jenis obat untuk vagina yang tersedia di pasaran, baik dengan atau tanpa resep dokter. Berikut jenis obat vagina yang paling umum.

1. Krim 

Beberapa krim vagina mungkin hanya diperuntukan bagi pengobatan area di luar vagina, seperti vulva dan labia (bibir vagina), bukan dimasukkan ke dalam vagina.

Itu sebabnya, penting untuk membaca aturan pakai yang ada di kemasan sebelum memakai krim.

2. Tablet dan supositoria

Supositoria adalah cara pemberian obat lewat tabung pipa khusus yang dimasukkan ke anus, vagina, atau uretra (saluran kemih).

Obat jenis ini mudah meleleh, cepat lunak, dan gampang larut pada suhu tubuh. 

Cara pakai obat untuk vagina berdasarkan jenisnya

Simak langkah-langkah berikut ini dengan baik agar Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal selama menggunakan obat untuk vagina.

  1. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencuci daerah vagina Anda dengan lembut menggunakan air hangat (suam-suam kuku).
  2. Kemudian keringkan perlahan pakai handuk sampai benar-benar kering.
  3. Pilih posisi paling nyaman. Anda bisa berbaring di atas tempat tidur dengan lutut ditekuk dan kaki sedikit diregangkan.
  4. Jangan lupa, alasi seprai dengan handuk untuk mencegah krim menodai seprai Anda.
  5. Anda bisa melakukannya sambil berdiri dengan kaki kanan berada di posisi lebih tinggi dan kaki kiri menapak di atas lantai.

Berikut cara pakai obat vagina berdasaran jenisnya.

1. Obat krim vagina

Berikut adalah langkah-langkah memakai obat vagina jenis krim.

  1. Buka tutup tube yang berisi obat.
  2. Pasang aplikator pada tube.
  3. Tekan tube sampai diperoleh sejumlah yang dibutuhkan dalam aplikator.
  4. Cabut aplikator dari tube, kemudian tahan silindernya.
  5. Oleskan sedikit krim pada bagian luar aplikator.
  6. Sembari berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha.
  7. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator ke bagian depan vagina sedalam mungkin, tanpa menggunakan kekuatan.
  8. Pegang silinder dengan tangan lain, lalu dorong aplikator untuk memasukkan obat ke dalam vagina.
  9. Keluarkan aplikator dari vagina.
  10. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai atau cuci bersih seluruhnya dengan air mendidih jika bukan merupakan alat sekali pakai.
  11. Terakhir, cuci tangan Anda hingga bersih.

2.  Obat supositoria

Cara memakai obat vagina jenis supositoria, yakni.

  1. Buka pembungkus obat, tapi jangan dibuka jika supositoria terlalu lunak.
  2. Jika supositoria terlalu lunak, sebaiknya didinginkan dulu dalam kondisi masih dalam kemasan. Anda bisa memasukannya ke dalam termos pendingin atau dipegang di bawah aliran air dingin. Kemudian keluarkan dari kemasan setelah agak keras.
  3. Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan dalam tangan.
  4. Lembapkan supositoria dengan air dingin.
  5. Masukkan obat kedalam vagina secara perlahan dengan bagian yang bulat terlebih dahulu, dilanjutkan dengan bagian belakangnya.
  6. Tetap berbaring selama beberapa menit.
  7. Setelah selesai, pastikan untuk mencuci tangan hingga bersih.

3. Tablet vagina dengan aplikator

Ikuti langkah-langkah di bawah ini, bila Anda memilih menggunakan obat vagina jenis tablet dengan aplikator.

  1. Keluarkan tablet dari pembungkus.
  2. Tempatkan tablet ke bagian yang terbuka dari aplikator.
  3. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator berisi tablet ke bagian depan vagina hingga agak masuk ke dalam.
  4. Tekan ujung aplikator sehingga tablet terlepas.
  5. Tarik aplikator.
  6. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai.
  7. Bila bukan alat sekali pakai, cucilah kedua bagian dari aplikator dengan sabun dan air hangat jika bukan merupakan alat sekali pakai.
  8. Cuci tangan menggunakan sabun, lalu keringkan.

4. Tablet vagina tanpa aplikator

Obat vagina jenis tablet juga tersedia dalam kemasan tanpa aplikator, seperti ini cara pakainya.

  1. Buka pembungkus tablet.
  2. Celupkan tablet dalam air suam-suam kuku untuk sekedar melembapkan.
  3. Sisipkan secara pelan-pelan tablet ke bagian depan vagina sedalam mungkin, tidak perlu dengan kekuatan.
  4. Pastikan cuci tangan sampai bersih setelah menggunakannya.

Waktu terbaik penggunaan obat untuk vagina

Mengutip Medline Plus, obat untuk vagina sebaiknya digunakan pada malam hari sebelum tidur saat Anda sudah tidak banyak beraktivitas fisik lagi.

Dengan begitu, krim bisa menyerap dengan baik di kulit sekitar vagina.

Ini juga sebagai cara untuk mencegah obat bocor merembes dari vagina yang mungkin saja bisa terjadi saat Anda berdiri atau berjalan.

Jika Anda perlu menggunakan obat ini lebih dari satu kali dalam sehari, periksa petunjuk pemakaian yang tertera di lebel kemasan.

Selanjutnya, cek berapa lama jarak waktu pemakaian pertama dengan pemakaian selanjutnya.

Jika label kemasan tidak memberikan informasi lengkap, konsultasikan dulu ke dokter atau apoteker terkait masalah ini.

Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat untuk vagina

luka di vagina

Sebagian besar krim vagina harus disimpan pada suhu kamar.

Jika Anda menggunakan krim vagina untuk mengobati infeksi pada vagina, langkah yang terbaik adalah membuang aplikator setelah Anda selesai menggunakan.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan jamur, bakteri, dan mikroorganisme lainnya jika Anda menggunakan kembali aplikatornya.

Jangan berbagi aplikator dengan orang lain karena itu bisa mentransfer bakteri dan mikroorganisme lainnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 19/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan