backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hipomenorea, Ketika Darah Haid yang Keluar Sedikit

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 24/11/2023

Hipomenorea, Ketika Darah Haid yang Keluar Sedikit

Anda mungkin merasa cemas jika ada perubahan pada periode menstruasi Anda, entah itu karena warna darah haid yang berbeda atau jumlahnya yang tak biasa. Nah jika darah yang keluar saat haid tampak lebih sedikit dari biasanya, kondisi ini disebut dengan hipomenorea. Lantas, apa yang menyebabkan hipomenorea? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa itu hipomenorea?

Hipomenorea adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika darah menstruasi keluar lebih sedikit dari biasanya.

Saat mengalami menstruasi, normalnya darah yang keluar sebanyak 30–60 mililiter atau sekitar 4 sendok makan. 

Tidak hanya jumlah darahnya yang sedikit, periode menstruasi hipomenorea terbilang singkat, yaitu bisa berlangsung hanya 2 hari. 

Kondisi ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena setiap wanita mungkin akan mengalami perubahan siklus hingga jumlah darah menstruasi yang keluar.

Sementara itu, ada juga wanita yang memang darah haidnya sedikit karena faktor riwayat keluarga dan keturunan.

Namun, terkadang hipomenorea juga terjadi akibat adanya masalah kesehatan tertentu.

Apa saja gejala hipomenorea?

warna darah haid

Gejala yang biasanya muncul pada wanita dengan hipomenorea adalah sebagai berikut.

  • Siklus haid datang lebih cepat.
  • Butuh pembalut yang lebih sedikit dibandingkan biasanya.
  • Pada hari pertama dan kedua, darah menstruasi tidak keluar sebanyak biasanya.
  • Perdarahan haidnya berupa flek atau bercak darah.
  • Kapan saya harus ke dokter?

    Walaupun tidak berbahaya, perdarahan menstruasi yang sedikit dan sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah dengan tubuh Anda.  Oleh karena itu, apabila Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini, segera konsultasikan kepada dokter agar mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.

    • Tidak menstruasi lebih dari tiga kali dan tidak hamil.
    • Siklus menstruasi tidak teratur.
    • Merasakan nyeri ketika haid berlangsung.

    Apa penyebab hipomenorea?

    Tidak hanya karena riwayat keluarga, hipomenorea juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

    1. Usia

    Banyak atau sedikitnya darah yang keluar saat haid juga dapat dipengaruhi oleh usia Anda.

    Pada saat Anda baru mengalami menstruasi, contohnya saat remaja, biasanya aliran menstruasi cenderung lebih sedikit dibandingkan wanita berumur 30—40 tahun.

    Nah, ketika Anda memasuki usia menopause, yang terjadi justru kebalikannya. Anda tidak mengalami hipomenorea, melainkan mendapati siklus menstruasi jadi tidak teratur.

    Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kedua kondisi tersebut dipengaruhi oleh perubahan hormon.

    2. Efek samping kontrasepsi

    Selain faktor umur, ternyata penggunaan pil KB juga memengaruhi hipomenorea.

    Mulai dari pil kontrasepsi, IUD, atau implan mengandung estrogen yang cukup rendah sehingga bisa mengurangi pertumbuhan endometrium.

    Hal tersebut menyebabkan endometrium saat menstruasi menjadi lebih sedikit. Endometrium ini kemudian akan luruh menjadi darah haid. Itulah yang menjadi penyebab darah haid sedikit.

    3. Berat badan

    Hipomenorea juga dapat disebabkan oleh angka timbangan Anda yang jauh dari batas wajar.

    Berat dan lemak di badan dapat memengaruhi menstruasi Anda karena hormon yang bekerja secara tidak normal.

    Kurangnya berat badan yang disebabkan oleh anoreksia dan bulimia juga dapat memunculkan kondisi ini.

    Dengan kata lain, kekurangan berat badan bisa membuat tubuh Anda berovulasi secara tidak teratur. Oleh karena itu, jagalah berat badan Anda agar kondisi ini tidak terjadi.

    Salah satu cara yang bisa Anda lakukan yakni rutin berolahraga tetapi tidak berlebihan.

    4. Hamil

    Biasanya, menstruasi akan berhenti pada ibu hamil. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa bercak darah atau flek tetap terjadi.

    Nah, jika darah menstruasi Anda keluarnya lebih sedikit dibandingkan biasanya, periksakan diri Anda untuk mengetahui apakah Anda hamil atau tidak.

    Hal tersebut bisa menjadi pertanda awal dari kehamilan.

    5. Polycystic ovary syndrome (PCOS)

    Polycystic ovary syndrome adalah masalah umum yang terjadi di antara gadis remaja dan wanita muda. Mengutip Center of Womens Health, faktanya hampir 1 dari 10 wanita menderita PCOS.

    Dalam hal ini, darah yang keluar sedikit saat menstruasi (hipomenorea) bisa disebabkan oleh PCOS karena adanya ketidakseimbangan hormon. Hormon wanita yang memproduksi banyak kista kecil pada indung telur.

    Selain dapat menghasilkan hormon pria (androgen), penyakit ini juga memengaruhi siklus dan perdarahan menstruasi Anda yang berujung pada hipomenorea.

    Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala PCOS dan darah menstruasi Anda juga sedikit, segera periksakan ke dokter untuk perawatan lebih lanjut.

    6. Stres

    Jika Anda mengalami stres berkepanjangan, hal ini ternyata dapat berdampak pada menstruasi.

    Otak Anda dapat mengubah hormon siklus haid, sehingga terkadang Anda tidak mengalami menstruasi atau justru darah yang keluar hanya sedikit.

    Nah, apabila Anda sudah tidak stres, biasanya hipomenorea akan hilang dan siklus menstruasi kembali normal.

    7. Tidak terjadi proses ovulasi

    Terkadang, seseorang yang mengalami menstruasi tidak teratur disebabkan oleh tubuhnya yang tidak mengeluarkan sel telur.

    Kondisi ini dikenal sebagai anovulasi dan dapat menyebabkan darah yang keluar saat menstruasi lebih sedikit atau tidak teratur.

    Selain itu, beberapa orang yang memiliki insufisiensi ovarium primer sering kali akan mengalami hipomenorea.

    Ini adalah kondisi saat ovarium Anda berhenti berfungsi dengan benar sebelum menopause.

    Bagaimana cara mendiagnosis hipomenorea?

    infeksi jamur vagina

    Untuk mendiagnosis hipomenorea, dokter akan menanyakan tentang siklus menstruasi dan riwayat kesehatan Anda.

    Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti di bawah ini.

    • USG panggul. Untuk mendeteksi adanya perdarahan tidak teratur akibat fibroid rahim, polip, atau kista ovarium.
    • Biopsi endometrium. Untuk mendiagnosis endometriosis, ketidakseimbangan hormon, atau sel prakanker.
    • Histeroskopi. Prosedur memeriksa rahim dan serviks (leher rahim).

    Apa pengobatan hipomenorea?

    Hipomenorea biasanya dapat diatasi dengan cara memperbaiki gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan tertentu.

    Jika kesuburan adalah masalah atau penyebab utama dari hipomenorea yang Anda derita, maka obat-obatan seperti terapi penggantian hormon mungkin akan diresepkan oleh dokter.

    Bagi sebagian orang, obat ini dapat membantu membuat siklus menstruasi menjadi lebih teratur.

    Namun, pastinya akan ada efek samping yang terkait dengan perawatan ini. Oleh karena itu, pastikan untuk bertanya kepada dokter atau apoteker Anda tentang risikonya.

    Nah, sekarang Anda sudah tahu bukan bahwa hipomenorea tidak berbahaya?

    Akan tetapi, jika darah menstruasi Anda keluarnya tetap sedikit dalam beberapa waktu, Anda tetap harus mewaspadainya.

    Oleh karena itu, bila Anda mengalami kondisi seperti yang telah dijelaskan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter terkait kondisi ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 24/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan