backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

34

Tanya Dokter
Simpan

10 Penyebab Keluar Darah setelah Berhubungan, Plus Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 24/10/2023

    10 Penyebab Keluar Darah setelah Berhubungan, Plus Cara Mengatasinya

    Perdarahan dari vagina tentu bukan hal yang asing bagi wanita. Hal ini wajar terjadi ketika mengalami menstruasi atau pertama kali berhubungan seksual. Namun, hal yang membuat khawatir adalah jika keluar darah saat berhubungan terjadi berulang kali. Apa penyebabnya?

    Penyebab keluar darah setelah berhubungan intim

    Apakah berbahaya jika keluar darah saat berhubungan intim?

    Perdarahan setelah berhubungan yang terjadi sesekali sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan. Ada berbagai kemungkinan penyebab, tapi sebagian besar tidak berbahaya.

    Akan tetapi, bila keluar darah terjadi berulang kali serta disertai rasa nyeri yang kuat, Anda harus segera memastikan penyebabnya. 

    Berikut kemungkinan penjelasan kenapa setiap berhubungan intim keluar darah dari vagina.

    1. Vagina mengalami cedera

    Kemungkinan pertama yang memicu pendarahan setelah berhubungan adalah terjadi cedera pada vagina.

    Cedera vagina bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kurangnya pelumas sebelum berhubungan intim hingga gaya bercinta yang terlalu kasar.

    Terburu-buru segera mulai berhubungan seks tetapi belum cukup pemanasan alias foreplay juga bisa menyebabkan cedera pada vagina sehingga akhirnya berdarah.

    2. Vagina terlalu kering

    Pendarahan setelah berhubungan juga bisa terjadi karena vagina yang terlalu kering. Kondisi ini disebut dengan atrofi vagina yang terjadi akibat menurunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh. 

    Estrogen sendiri membantu lapisan vagina tetap sehat dengan memberikan pelumasan.

    Biasanya, atrofi vagina berhubungan dengan masa menopause, sedang menyusui, atau baru saja menjalani histerektomi alias operasi pengangkatan rahim.

    3. Pemakaian alat kontrasepsi

    Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang menyebabkan vagina lebih mudah kering sehingga perdarahan rentan terjadi, misalnya KB spiral atau IUD (intrauterine device).

    Mengutip laman The Royal Women’s Hospital Australia, salah satu efek samping yang bisa disebabkan dari alat kontrasepsi IUD adalah vagina kering, sehingga membuat keluar darah saat berhubungan.

    4. Radang serviks (servisitis)

    Pemicu lain tiba-tiba keluar darah dari vagina, baik pada saat maupun setelah berhubungan seks, adalah peradangan serviks alias servisitis.

    Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari penyakit menular seksual, pertumbuhan bakteri berlebih, hingga reaksi alergi.

    Servisitis juga disertai dengan gejala lainnya, seperti rasa nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan vagina (keputihan) berlebih, serta sakit saat berhubungan seks.

    5. Penyakit menular seksual

    penyakit menular seksual pada ibu hamil

    Keluar darah saat berhubungan bisa disebabkan oleh adanya infeksi atau penyakit menular seksual (PMS) pada organ reproduksi wanita. Akan tetapi, kondisi ini umumnya bukan gejala yang spesifik untuk semua PMS. 

    Beberapa PMS yang mungkin terkait dengan perdarahan vaginal meliputi klamidia, gonore, serta trikomoniasis.

    6. Polip atau fibroid serviks

    Tumbuhnya polip atau fibroid pada serviks maupun rahim bisa memicu perdarahan pada vagina setelah berhubungan seks.

    Biasanya, fibroid atau tumor jinak dapat timbul akibat adanya peradangan kronis atau perubahan hormon tubuh.

    7. Kanker serviks

    Darah yang keluar tiba-tiba saat berhubungan intim kemungkinan berkaitan pula dengan kanker serviks. Tiba-tiba artinya perdarahan terjadi ketika Anda tidak pernah mengalami perdarahan sebelumnya.

    Menurut situs Cleveland Clinic, sekitar 11% wanita dengan kanker serviks melaporkan darah keluar setelah berhubungan seks.

    Namun, perdarahan akibat kanker serviks biasanya terjadi secara berulang dan tidak hanya ketika berhubungan intim.

    8. Penyakit radang panggul

    Penyakit radang panggul merupakan infeksi pada satu atau lebih organ reproduksi bagian atas.

    Biasanya radang panggul disebabkan infeksi bakteri penyebab PMS yang menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium.

    Beberapa wanita yang mengalami kondisi ini tidak mengalami tanda atau gejala apa pun. Namun, ada juga yang mengalami keluar darah saat berhubungan. Ini biasanya disertai dengan gejala berupa keputihan dalam jumlah banyak dan berbau.

    9. Kanker endometrium

    Kanker endometrium adalah salah satu jenis kanker yang muncul di dalam sel-sel rahim, yaitu endometrium. 

    Jenis kanker ini sering dideteksi pada stadium awal karena sudah menunjukkan gejala.

    Gejala yang paling umum yaitu pendarahan pada vagina termasuk setelah berhubungan. 

    10. Infeksi pada vagina (vaginitis)

    Vaginitis merupakan peradangan pada vagina yang disebabkan oleh perubahan keseimbangan bakteri vagina atau adanya infeksi bakteri, jamur, atau parasit.

    Peradangan pada vagina bisa menimbulkan gejala berupa keluar darah saat berhubungan intim disertai nyeri, gatal pada vagina, dan sakit saat buang air kecil.

    9 Tips Malam Pertama Agar Makin Berkesan

    Malam pertama bagi pasangan pengantin baru menjadi momen mendebarkan. Ada sejumlah persiapan untuk membuat momen ini semakin berkesan.

    Cara mengatasi keluar darah saat berhubungan

    Umumnya, menjaga kesehatan reproduksi merupakan kunci penting agar kondisi perdarahan tidak terjadi.

    Selain itu, Anda bisa mengikuti berbagai cara berikut agar tidak keluar darah saat berhubungan.

    1. Banyak minum air putih

    Dehidrasi tidak hanya menyebabkan bibir kering dan pucat, tetapi juga mengakibatkan vagina kering.

    Ketika tubuh Anda kekurangan cairan, seluruh bagian vagina juga akan ikut mengering. Tak heran jika setelah berhubungan seksual, vagina akan terasa nyeri dan bahkan mengalami perdarahan.

    2. Pakai pelumas seks

    Pada dasarnya, vagina bisa memproduksi cairan pelumas secara alami. Akan tetapi, beberapa kondisi, misalnya menopause, membuat cairan pelumas tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup, sehingga vagina kering.

    Jika ini yang Anda alami, sebaiknya gunakan pelumas tambahan sebelum berhubungan seks. Jangan lupa pilih pelumas berbahan dasar air agar aman untuk vagina.

    3. Pakai kondom

    merek kondom ukuran kecil

    Terkadang, vagina juga rentan mengalami perdarahan jika Anda berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.

    Gesekan antara penis dan vagina sering kali mengiritasi luka infeksi pada vagina sehingga darah bisa keluar setelah berhubungan seks.

    Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memasang kondom terlebih dahulu sebelum berhubungan seksual. 

    4. Bicarakan dengan pasangan

    Mungkin saja Anda berdua kurang pemanasan, seks terlalu cepat, atau melakukan posisi seks yang tidak nyaman sehingga menyebabkan vagina berdarah.

    Diskusikan mengenai seberapa lama pemanasan atau foreplay yang diinginkan, posisi bercinta yang disukai dan terasa nyaman, serta bagian tubuh mana yang ingin dan tidak ingin disentuh. 

    Pada dasarnya, perdarahan ringan dan berat yang bersifat tidak wajar harus segera diperiksakan ke dokter. Hal ini untuk mengetahui kondisi Anda dan mengatasi berbagai penyakit yang mungkin ada.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 24/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan