Studi tersebut juga menjelaskan anggapan wajah judes pada wanita dibentuk dari norma sosial yang menuntut wanita selalu tersenyum, bahagia, dan ramah pada orang lain.
Jadi, saat wanita tidak tersenyum atau tidak menunjukkan ekspresi wajah yang menyenangkan, orang tersebut akan lebih cepat dicap jutek alias tidak ramah.
Sementara itu, pria tidak terlalu dituntut untuk menebar senyum. Umumnya, saat seorang pria menunjukkan ekspresi datar atau agak menghina, tak ada yang mempermasalahkannya.
Pada akhirnya, studi ini menyimpulkan bahwa muka jutek berasal dari cap masyarakat terhadap karakteristik atau ciri khas pada bentuk wajah seseorang.
Jadi orang yang dicap punya muka jutek belum tentu menunjukkan ekspresi kesal atau marah.
Namun, hanya orang lain yang mengartikan bentuk wajah pada orang tersebut seolah sedang menunjukkan emosi negatif, padahal tidak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar