backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Alasan Pentingnya Mencuci Seprai dan Cara yang Tepat

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 23/07/2021

    Alasan Pentingnya Mencuci Seprai dan Cara yang Tepat

    Saat menerapan kebiasaan hidup bersih dan sehat (PHBS), rutin mengganti sprei adalah hal yang tidak boleh terlewatkan. Namun, tidak hanya perlu diganti, sprei juga harus dicuci dengan baik dan benar. Tahukah Anda alasan di baliknya? Tak bisakah sprei dibersihkan seperti mencuci baju biasa? Untuk tahu pentingnya mencuci sprei serta cara melakukannya yang tepat, baca ulasan lengkapnya berikut ini, ya!

    Kenapa harus mencuci sprei secara rutin?

    cara membersihkan spring bed kasur

    Masih ada sebagian orang yang tidak menyadari pentingnya mencuci sprei dengan cara yang benar.

    Padahal, sprei yang bersih tidak hanya meningkatkan kenyamanan tidur, tetapi juga menghindarkan Anda dari berbagai risiko yang mengancam kesehatan.

    Ingin tahu apa saja bahaya dari sprei yang jarang dibersihkan? Berikut penjelasannya.

    1. Anda tidak pernah tidur “sendirian” di kasur

    Kasur merupakan salah satu tempat di mana Anda paling sering menghabiskan waktu di rumah. Selain untuk tidur, Anda mungkin juga sering kali bersantai sembari rebahan di atasnya.

    Nah, sadarkah Anda kalau selama ini Anda tidak pernah “sendirian” di atas kasur Anda?

    Sprei yang terlihat sangat bersih sekali pun bisa menjadi sarang debu, tungau, kutu kasur, bakteri, serta jamur yang mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang.

    Pada orang yang memiliki alergi, asma, atau eksim, seprai yang tidak bersih ini bisa memicu kambuhnya gejala.

    Seprai yang tidak bersih ini juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami folikulitis, yakni infeksi bakteri akibat adanya luka di folikel kulit.

    Bayangkan jika Anda jarang mencuci sprei dengan cara yang benar. Kuman yang dibiarkan di sprei begitu saja tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan Anda dalam jangka panjang.

    2. Sel-sel kulit mati menumpuk di kasur

    Selain debu dan mikroorganisme, Anda mungkin tidak menyadari bahwa kotoran di atas sprei juga bisa datang dari tubuh Anda sendiri.

    Menurut laman Cleveland Clinic, rata-rata manusia melepaskan 1,5 gram keratinosit alias sel-sel kulit mati dari tubuhnya.

    Pertanyaannya, di mana sel-sel kulit mati tersebut akan menumpuk? Ya, jawabannya adalah kasur Anda sendiri.

    Lalu, apa bahayanya dari penumpukan sel kulit mati di atas kasur? Ternyata, sel-sel kulit mati adalah makanan yang disukai oleh tungau alias kutu debu.

    Kutu-kutu tersebut menyukai tempat lembap, terutama di bawah sprei kasur yang jarang dibersihkan.

    Jika Anda termasuk orang yang mudah berkeringat saat tidur di malam hari, kondisi tubuh lembap tersebut juga menjadi tempat yang nyaman bagi perkembangan kutu di kasur.

    Jika tidak mencuci sprei dengan cara yang tepat, kutu yang hinggap di tempat tidur dapat memicu iritasi pada kulit hingga reaksi alergi.

    3. Sprei baru ternyata juga sama berbahayanya

    Anda mungkin berpikir bahwa kebersihan sprei yang baru dibeli sudah pasti terjamin. Padahal, Anda belum tahu apa saja bahan kimia pabrik yang menempel di dalamnya.

    Melansir dari laman Made Safe, seprai yang dilabeli bebas kerut biasanya diproduksi dengan tambahan formaldehida. Bahan kimia ini biasanya digunakan untuk mengawetkan sesuatu.

    Namun, formaldehida yang ditambahkan pada seprai berguna untuk mencegah serat kain berkerut setelah dicuci dan noda menyerap lebih dalam di serat kain.

    Proses penambahan dilakukan dengan menyemprotkan gas formaldehida ke serat kain pada suhu sekitar 150 derajact Celsius. Proses ini kemungkinan meninggalkan residu formaldehida pada seprai baru.

    Sebagai cara terbaik untuk mengurangi residu tersebut, Anda perlu mencuci sprei baru sebelum digunakan.

    Jika tidak dicuci, paparan formaldehida bisa menyebabkan iritasi pada orang yang kulitnya sensitif.

    Pada beberapa kasus, residu zat kimia dari sprei baru bahkan bisa menyebabkan masalah pernapasan, seperti batuk dan mengi.

    Selain itu, formaldehyde juga diklasifikasikan sebagai zat kimia yang bersifat karsinogenik (dapat memicu kanker) jika terpapar dalam jumlah banyak atau berkepanjangan.

    Cara mencuci sprei dengan benar

    cara mencuci seprai

    Agar terbebas dari kotoran dan debu yang membandel, berikut adalah cara mencuci sprei yang bisa Anda ikuti.

    1. Rendam sprei terlebih dahulu dengan air hangat minimal 60 derajat Celsius selama beberapa jam.
    2. Pisahkan dengan selimut atau sarung bantal yang berbeda warna lalu masukkan ke dalam mesin cuci dengan detergen secukupnya.
    3. Selanjutnya, bilas seprai hingga bersih tanpa ada sisa busa.
    4. Jemur di bawah sinar matahari supaya tidak bau apek dan mencegah jamur maupun bakteri berkembang di serat kain.
    5. Setelah mengering, angkat seprai dan simpan di tempat yang kering dan bersih.

    Seberapa sering sprei harus dicuci?

    Sebenarnya, tidak ada aturan khusus kapan Anda harus mencuci sprei. Anda boleh mencucinya satu kali seminggu atau lebih dari itu, tergantung dengan kondisi seprai.

    Jika sprei terlihat kotor dan terkena noda, sebaiknya segera dicuci meski baru digunakan satu hari sebelumnya.

    Di sisi lain, apabila Anda sering berkeringat di malam hari, Anda perlu mencucinya lebih dari 1 kali dalam seminggu.

    Itulah beberapa cara mencuci sprei yang bisa Anda terapkan di rumah. Pastikan Anda juga tidak lupa membersihkan spring bed serta mencuci selimut Anda, ya!

    Dengan menjaga kebersihan diri serta lingkungan sekitar, terutama perlengkapan tempat tidur, niscaya Anda akan merasakan tidur yang lebih nyenyak serta terhindar dari risiko penyakit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 23/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan