backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Suplemen Fat Blocker: Benarkah Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Suplemen Fat Blocker: Benarkah Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan?

    Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan. Jika Anda obesitas dan berencana untuk menurunkan berat badan, sementara Anda tidak dapat menahan nafsu makan atau malas berolahraga, satu hal yang Anda pikirkan mungkin adalah mengonsumsi suplemen penurun berat badan agar cepat membantu Anda menurunkan berat badan.

    Namun, sebelum menggunakannya, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Satu lagi, pilihlah merek yang terpercaya dan terdaftar dalam BPOM. Banyak kasus mengenai obat penurun berat badan yang telah menelan banyak korban, tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi pada Anda bukan. Jadi, sebaiknya hati-hati.

    Ada banyak jenis suplemen penurun berat badan, tetapi kali ini kita akan membahas tentang suplemen fat blocker atau suplemen penghalang lemak.

    Apa itu suplemen fat blocker?

    Fat blocker pada umumnya mengandung chitosan, yang sama dengan serat makanan, tetapi berasal dari eksoskeleton kerang. Seperti serat, mereka melewati saluran pencernaan tanpa dicerna, tetapi menyerap lemak dalam saluran pencernaan untuk kemudian dikeluarkan melalui feses. Karena terdapat lemak dalam feses, mungkin feses Anda akan tampak seperti berminyak jika Anda mengonsumsi suplemen ini.

    Efektifkah fat blocker dalam menurunkan berat badan?

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen fat blocker tidak efektif dalam menurunkan berat badan. Suplemen ini tidak benar-benar dapat menghalangi penyerapan lemak atau hanya berkontribusi sedikit dalam menurunkan berat badan. Satu-satunya cara sehat untuk dapat menurunkan berat badan dan mempertahankannya adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan melakukan olahraga secara teratur.

    Apa saja efek samping yang bisa ditimbulkan oleh fat blocker?

    Walaupun mungkin menggunakan fat blocker bermanfaat untuk Anda, tetapi tentunya dapat menimbulkan efek samping. Fat blocker dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, seperti perut kram, bergas, peningkatan buang air besar, dan feses berminyak. Hal ini terjadi karena lemak yang Anda konsumsi tidak tercerna pada saluran pencernaan Anda, melainkan hanya lewat saja di tubuh Anda.  Jika efek samping ini berlebihan, mungkin Anda perlu untuk mengurangi konsumsi lemak Anda.

    Selain itu, beberapa vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K, mungkin juga ikut tidak tercerna karena fat blocker dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk mencerna vitamin larut lemak. Jika Anda menggunakan suplemen ini dalam jangka waktu yang panjang, bisa saja Anda kekurangan vitamin.

    Bahan apa yang terkandung dalam fat blocker?

    Cara kerja suplemen fat blocker dalam usaha untuk menurunkan berat badan Anda adalah dengan cara mencegah tubuh menyerap lemak. Walaupun banyak bahan atau formula yang dipasarkan sebagai suplemen fat blocker, tetapi hanya satu fat blocker tertentu yang dapat bekerja efektif. Salah satu bahan yang terkandung dalam suplemen fat blocker yang diperbolehkan dan efektif dalam menurunkan berat badan adalah orlistat.

    Orlistat bekerja dengan cara menghambat enzim lipase dalam usus yang bertugas untuk memecah lemak agar dapat diserap tubuh. Dengan menghambat kerja lipase, orlistat dapat menghalangi penyerapan lemak oleh tubuh, sehingga lemak tidak diserap tubuh dan langsung dikeluarkan melalui feses.

    Orlistat dapat mencegah penyerapan sampai 1/3 dari lemak yang Anda makan. Namun, untuk menurunkan berat badan dan mendapatkan hasil yang terbaik, Anda tetap harus menerapkan pola makan sehat dan juga olahraga teratur, di samping mengonsumsi orlistat.

    Kapan orlistat bisa digunakan?

    Orlistat biasanya hanya direkomendasikan pada Anda yang ingin menurunkan berat badan secara signifikan melalui diet, olahraga, atau dengan mengubah gaya hidup Anda.

    Orlistat biasanya diresepkan oleh dokter Anda jika Anda memiliki:

  • Indeks Massa Tubuh (IMT)* sebesar 28 atau lebih, dan kondisi lain yang berhubungan dengan berat badan, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes mellitus tipe 2
  • IMT sebesar 30 atau lebih
  • *Catatan: untuk menghitung IMT Anda, Anda bisa membagi berat badan Anda dalam kilogram dengan tinggi badan Anda dalam meter kuadrat (BB kg/ TB m2)

    Orlistat tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum Anda mengonsumsi orlistat, tanya tentang manfaatnya, efek samping, dosis, pola makan seperti apa yang sebaiknya Anda jalani, berapa lama Anda harus mengonsumsinya, dan sebagainya. Terlebih lagi jika Anda juga menderita tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2, atau penyakit ginjal, mungkin dokter Anda akan mengubah dosisnya untuk menyesuaikan dengan obat-obatan lain yang Anda konsumsi.

    BACA JUGA

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan