backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Komunikasi Antar Zat Gizi Pengaruhi Penyerapan Nutrisi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Komunikasi Antar Zat Gizi Pengaruhi Penyerapan Nutrisi

    Tidak ada makanan yang sempurna. Maksud dari pernyataan ini adalah, tidak ada makanan atau minuman yang mengandung semua zat gizi yang mencukupi kebutuhan Anda dalam sekali makan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat gizi makro maupun mikro, lebih baik untuk makan dengan makanan yang bervariasi setiap harinya. Di dalam tubuh, semua makanan yang Anda makan akan dicerna secara bersamaan dan zat gizi yang terkandung di dalamnya akan diserap. Ketika proses pencernaan terjadi, maka zat gizi akan saling melakukan interaksi dan berkomunikasi satu sama lain.

    Seperti apa interaksi yang terjadi pada sesama zat gizi dalam tubuh?

    Interaksi yang terjadi antar-zat gizi mempengaruhi jumlah penyerapannya di dalam tubuh. Tingkat penyerapan suatu zat gizi di dalam tubuh disebut dengan bioavailabilitas. Dalam melakukan interaksi, setiap zat gizi memiliki perannya masing-masing untuk mempengaruhi penyerapan zat gizi lain. Peran yang dimiliki oleh masing-masing zat gizi adalah sebagai inhibitor dan enhancer. Kedua peran ini akan mempengaruhi jumlah penyerapan serta yang menentukan kadar zat gizi yang dapat diserap oleh tubuh. Lalu apa arti dari masing masing peran tersebut?

    Enhancer, zat gizi yang meningkatkan penyerapan

    Semua zat gizi dapat menjadi enhancer maupun inhibitor sekaligus untuk zat gizi lainnya. Zat gizi yang menjadi enhancer merupakan zat gizi yang dapat membantu penyerapan zat gizi lain di dalam tubuh. Ketika zat gizi bertemu dengan zat enhancernya, maka zat gizi tersebut dapat diserap maksimal oleh tubuh sehingga jumlahnya di dalam tubuh akan meningkat dan bertambah secara cepat. Selain itu,  zat enhancer juga bisa menjaga suatu zat gizi terhindar dari gangguan zat inhibitor yang dapat menurunkan tingkat penyerapannya di dalam tubuh.

    Sebagai contoh, jika Anda sering mengonsumsi makanan sumber protein hewani, seperti daging merah, daging ayam, serta ikan dan kemudian Anda masih mengalami kekurangan zat besi dalam darah, maka Anda butuh mengonsumsi makanan yang mengandung sumber vitamin C tinggi. Zat besi yang ada di dalam daging merah, daging ayam, ataupun ikan, memiliki ‘hubungan’ yang baik dengan vitamin C. Vitamin C merupakan zat enhancer dari zat besi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Hal ini berarti Anda bisa mendapatkan zat besi yang lebih di dalam tubuh Anda hanya dengan segelas jus jeruk dan makanan yang kaya akan zat besi seperti daging sapi dan sayuran berdaun hijau. Contoh lainnya, lemak juga berperan menjadi enhancer atau zat yang meningkatkan penyerapan vitamin A. Karen sifat vitamin A yang larut lemak, maka adanya lemak di dalam tubuh memudahkan untuk mencerna serta menyerap vitamin A

    Inhibitor, zat gizi yang menghambat penyerapan nutrisi

    Tidak seperti enhancer yang bisa meningkatkan penyerapan suatu zat gizi, zat inhibitor justru malah menghambat penyerapan suatu zat gizi. Zat inhibitor menghambat proses penyerapan dengan berbagai cara, yaitu dengan:

    • Mengikat zat gizi tersebut sehingga tubuh tidak mengenal zat gizi itu dan kemudian usus tidak menyerapnya karena menganggap zat tersebut zat asing yang tidak dikenal.
    • Mengubah bentuk suatu zat gizi ketika sudah di dalam tubuh, sehingga tidak dapat dicerna dan diserap oleh usus.
    • Bersaing untuk sama-sama diserap oleh tubuh, contohnya pada sumber makanan nabati yang mengandung zat pitat yang merupakan saingan untu zat besi, kalsium, dan seng. Hal ini dapat merugikan tubuh karena bisa membuat tubuh kekurangan zat mineral. Untuk mencegahnya, Anda dapat mengurangi kadar pitat dalam sayur-sayuran dengan cara fermentasi atau merendamnya dalam air.

    Contoh zat inhibitor lainnya adalah interaksi kalsium dengan zat besi non-heme. Zat besi non-heme merupakan zat besi yang didapatkan dari sumber makanan nabati, seperti bayam. Kalsium dan zat besi non-heme  merupakan inhbitor untuk keduanya. Saat kedua mineral ini di dalam tubuh dan siap untuk diserap, kedua zat mineral ini saling berikatan ke transporter pada permukaan sel usus. Namun ketika zat besi ingin masuk ke dalam sel dan diserap oleh sel, kalsium malah menghalangi pintu masuk zat besi pada sel. Oleh karena itu, jika Anda mengonsumsi suplemen zat besi jangan dibarengi dengan konsumsi susu secara bersamaan, untuk menghindari gangguan ini.

    Kedua peran ini, inhibitor dan enhancer dapat menimbulkan efek buruk dan baik bagi tubuh, karena akan mengganggu keseimbangan zat gizi dalam tubuh. Jika suatu zat gizi yang sudah berlebihan di dalam tubuh kemudian bertemu enhancer dan membuat jumlah zat gizi tersebut semakin bertambah di dalam tubuh dan hal ini tidak baik untuk kesehatan. Begitu juga sebaliknya, ketika tubuh kekurangan suatu zat gizi tertentu lalu berinteraksi dengan zat gizi lain yang bersifat inhibitor maka dapat memperparah keadaan kekurangan yang sebelumnya telah terjadi.

    BACA JUGA

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan