backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bolehkah Makan Kulit Ikan Salmon? Ketahui Dulu Manfaat dan Risikonya!

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Bolehkah Makan Kulit Ikan Salmon? Ketahui Dulu Manfaat dan Risikonya!

    Apakah Anda salah satu penikmat ikan salmon? Hampir semua orang hanya menyantap bagian dagingnya yang kaya akan lemak sehat, lalu membuang duri dan kulitnya begitu saja karena dirasa tidak berguna. Eits, tunggu dulu. Apakah benar kulit ikan salmon tidak bisa dimakan? Seperti apa kandungan gizinya? Semua jawabannya dapat Anda temukan pada ulasan berikut ini.

    Apakah kulit ikan salmon boleh dimakan?

    Ikan salmon adalah salah satu ikan yang direkomendasikan oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, setara dengan Badan POM di Indonesia. Bahkan, FDA menganjurkan masyarakat untuk makan salmon dua sampai tiga kali per minggu untuk merasakan manfaat ikan salmon. Pasalnya, salmon mengandung asam lemak omega-3, vitamin B dan D, niasin, dan fosfor yang baik untuk tubuh. Ini sebabnya, tidak sedikit orang yang mengganti menu daging merah dan beralih ke ikan salmon dengan alasan lebih sehat.

    Mengonsumsi daging ikan salmon sama sehatnya dengan makan kulit salmon. Namun, kebanyakan orang memilih untuk tidak memakannya karena tekstur kulit salmon cenderung lembap dan kenyal, sehingga malah menurunkan nafsu makan. Selain itu, membuang kulit ikan dinilai sebagai salah satu cara untuk mengurangi toksisitas pada ikan.

    Dilansir dari Healthline, kulit ikan salmon pada umumnya aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, hal ini juga tergantung pada kondisi ikan salmon itu sendiri dan kondisi kesehatan orang yang memakannya. Jadi, Anda harus tahu cara pengolahan yang tepat saat memasak kulit salmon agar tetap sehat dan lezat.

    Kandungan gizi kulit ikan salmon

    Dalam 1 porsi kulit salmon goreng sebanyak 18 gram, kulit salmon mengandung 100 gram kalori, 7 gram lemak, 10 gram protein, dan 190 gram natrium.

    Dibandingkan bagian dagingnya, kulit salmon mengandung konsentrasi tertinggi pada protein dan asam lemak omega-3. Asam lemak ini bermanfaat untuk mengurangi kadar trigliserida dan mengurangi risiko penyakit jantung.

    Memasak salmon yang masih dilapisi oleh kulitnya bermanfaat untuk menjaga nutrisi dan minyak di dalam salmon. Sebab biasanya minyak dalam ikan salmon akan hilang dalam proses persiapan sebelum dimasak.

    Meskipun kulit salmon lebih sehat dari segi protein, Anda tidak lantas bisa memakannya dalam jumlah banyak. Anda tetap perlu membatasi konsumsi kulit salmon karena kadar kalori dan natriumnya cukup tinggi. Oleh karena itu, bagi Anda yang menderita hipertensi, memiliki riwayat stroke, dan sedang berusaha menurunkan berat badan tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya secara berlebihan.

    Sumber: Serious Eats

    Hati-hati bahaya kontaminasi pada kulit ikan salmon

    Meski mengandung sejumlah manfaat untuk tubuh, salmon juga memiliki beberapa risiko untuk kesehatan. Sebagian besar salmon di dunia telah terkontaminasi akibat pencemaran lingkungan, maka bukan tidak mungkin bila kontaminasi tersebut akan masuk ke dalam tubuh Anda.

    Bahan kimia seperti polychlorinated biphenyls (PCBs) yang berasal dari lingkungan dapat diserap melalui kulit salmon dan ikan yang dimakan. PCB ini adalah zat karsinogen (penyebab kanker) yang sering dikaitkan dengan efek cacat lahir bila dikonsumsi. Salmon juga menyerap metilmerkuri, bahan kimia yang menjadi racun bila dikonsumsi dalam jumlah besar.

    Wanita hamil sangat rentan mengalami efek samping dari racun ini, bahkan bisa meneruskan dampaknya pada bayi dalam kandungan. Sama seperti PCB, metilmerkuri juga dikaitkan dengan kejadian cacat lahir pada bayi.

    Pada dasarnya, manfaat makan kulit ikan salmon masih lebih besar daripada risikonya, asalkan salmon berasal dari perairan yang tidak terkontaminasi. Nah, Anda bisa mengolah kulit salmon menjadi beberapa sajian makanan, baik dengan cara dipanggang, dijadikan sushi, atau digoreng sebagai camilan sehat yang renyah dan lezat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan