backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Manfaat Makan Cokelat untuk Sarapan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Manfaat Makan Cokelat untuk Sarapan

    Menu sarapan ideal biasanya tidak mengandung cokelat. Bahkan cokelat bukanlah bahan pangan utama dalam menu makan pagi khas Indonesia sekalipun, yang notabene terdiri dari nasi dan berbagai lauk gurih. Tapi apa salahnya sesekali mematahkan tradisi untuk sesuatu yang baru, apalagi ternyata terbukti sehat?

    Ya, sejumlah studi ilmiah memberikan alasan kuat mengapa cokelat dapat menjadi bagian dari menu sarapan pagi yang lezat dan menyehatkan.

    Cokelat membantu meningkatkan ketajaman otak

    Membiasakan makan cokelat, terutama di pagi hari saat sarapan, dilaporkan bermanfaat terhadap kelancaran kerja otak. Untuk dapat bekerja optimal, bagian otak Anda yang dipakai untuk terus menerus bekerja akan memerlukan bahan bakar yang lebih banyak. Artinya, semakin lancar pasokan darah segar ke otak, semakin meningkat pula aktivitas saraf otak.

    Dilansir dari Boston Magazine, dr. Farzaneh Sorond, ketua studi sekaligus seorang ahli saraf di Brigham dan Rumah Sakit Wanita dan asisten profesor neurologi di Harvard Medical School, mengatakan bahwa cokelat meningkatkan suplai darah ke otak, terutama pada orang dengan gangguan aliran darah.

    Sorond beserta tim peneliti gabungan dari Harvard Medical School dan Brigham and Women’s Hospital menyelidiki manfaat kesehatan dari flavanol, senyawa antioksidan alami yang ditemukan dalam buah cokelat, dan efeknya terhadap tekanan darah. Flavanol dalam prosesnya membentuk bahan kimia yang disebut oksida nitrit ketika terserap ke dalam darah. Oksida nitrit telah dibuktikan mampu melemaskan pembuluh darah.

    Ada banyak obat tekanan darah yang bekerja memengaruhi kadar oksida nitrat dalam darah, sehingga peneliti menduga kuat bahwa flavanol bisa memiliki efek pengobatan yang sama. Berdasarkan studi ini pula banyak dokter di Amerika Serikat yang mulai meresepkan bubuk kakao untuk pasien mereka yang berisiko hipertensi karena kakao terbukti dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengurangi tekanan darah.

    BACA JUGA: 12 Makanan yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah

    Studi milik Sorond dan tim kemudian menyimpulkan bahwa konsumsi rutin kakao, bentuk cokelat paling murni, dapat meningkatkan fungsi kognitif otak: hingga 30 persen peningkatan ketajaman ingatan dan kemampuan berpikir di antara subyek yang memiliki gangguan aliran darah ke otaknya setelah 30 hari berlanjut rutin mengonsumsi secangkir minuman cokelat hangat dua kali sehari — pagi dan malam sebelum tidur.

    Sarapan cokelat membantu menurunkan berat badan

    Tidak hanya sarapan cokelat bermanfaat untuk kesiagaan otak, tapi si hitam manis ini juga mungkin ampuh untuk menekan nafsu makan dan kebiasaan makan buruk lainnya sepanjang hari.

    Untuk membuktikannya, tim peneliti asal Tel Aviv University melakukan penelitian mendalam selama 32 minggu terhadap orang-orang yang menderita obesitas klinis dan menemukan bahwa mereka yang memasukkan cokelat (cake, cookies, atau batangan) sebagai bagian dari menu sarapan 600 kalori rata-rata memangkas 18 kilogram lebih banyak daripada mereka yang mengonsumsi sarapan rendah karbohidrat dalam porsi lebih kecil, 300 kalori — walapun kedua grup ini mengonsumsi total kalori harian yang sama (1,600 untuk pria; 1,400 untuk wanita).

    BACA JUGA: Berapa Minimal Kalori yang Harus Dipenuhi Saat Diet?

    Menariknya lagi, menu makan pagi lengkap, termasuk protein, karbohidrat, dan cokelat, membantu Anda menurunkan berat badan dan mempertahankannya lebih lama. Tak hanya Anda memiliki sisa waktu yang lebih panjang untuk membakar kalori dari sarapan super mengenyangkan (dan memuaskan) ini, namun juga dapat menekan keinginan untuk ngemil camilan berkalori kosong sepanjang hari.

    Angela Ginn, ahli diet terdaftar dari Academy of Nutrition and Dietetics, dilansir dari Self, mengiyakan hasil studi di atas dan lebih lanjut menjelaskan bahwa sebenarnya kunci utama dari diet sehat bukan menyengajakan melaparkan diri di pagi hari. Sarapan adalah menu “buka puasa” setelah lama tertidur lelap semalam suntuk. Artinya, tubuh menjadi tidak aktid sepanjang malam sehingga makanan pertama di pagi hari adalah bahan bakar yang penting untuk membangkitkan kembali mesin yang mati. Lanjut Ginn, agar Anda tidak menderita sugar crush, alias lonjakan energi singkat yang langsung membuat loyo, pastikan untuk menambahkan protein dan/atau lemak sehat ke dalam piring makan Anda.

    BACA JUGA: Resep Cake Cokelat Sehat untuk Penderita Diabetes

    Ingin sarapan cokelat yang sehat tapi bingung harus seperti apa? Cek daftar rekomendasi resep di bawah ini untuk inspirasi Anda.

    Resep chocolate chip pancake untuk sarapan

    • Waktu persiapan: 20 menit
    • Porsi: 2-3 orang

    Yang Anda butuhkan:

    • 65 gram tepung gandum utuh
    • 63 gram tepung terigu serba guna
    • 2 sdt baking powder
    • 1/4 sdt garam
    • 125 gram saus apple tanpa pemanis
    • 250 ml susu putih low-fat
    • 3 putih telur
    • 2 sdt minyak sayur
    • 1 sdt ekstrak vanilla
    • 50 gram chocolate chips
    • Madu alami, secukupnya untuk topping

    Cara membuat:

    1. Dalam mangkuk besar, aduk bersama hingga rata: tepung terigu, tepung gandum, baking powder, dan garam.
    2. Dalam wadah terpisah, aduk hingga rata: saus apel, susu almond, putih telur, minyak, dan vanilla. Masukkan adonan tepung, aduk perlahan.
    3. Panaskan teflon di atas api sedang. Teteskan sedikit minyak untuk melapisi permukaannya supaya tidak lengket. Dengan sendok sayur, sendokkan adonan pancake secukupnya, tuang ke teflon. Taburkan chocolate chips di atasnya. Masak hingga gelembung-gelembung kecil di permukaan pancake kembali merata, selama 1,5 menit. Balikkan pancake dan masak sisi satunya, masak hingga 1.5 menit. Angkat
    4. Ulangi seterusnya untuk seluruh sisa adonan pancake.
    5. Untuk menyajikan, susun dua-tiga buah pancake di atas piring saji dan tuang sedikit madu di atasnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan