Multivitamin mengandung vitamin dan mineral yang dikonsumsi jika asupan makanan tidak cukup memenuhi kebutuhan harian. Kedua senyawa ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia sehingga harus diperoleh dari asupan makanan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Multivitamin mengandung vitamin dan mineral yang dikonsumsi jika asupan makanan tidak cukup memenuhi kebutuhan harian. Kedua senyawa ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia sehingga harus diperoleh dari asupan makanan.
Multivitamin adalah salah satu jenis suplemen yang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Beberapa jenis vitamin yang biasanya ada dalam suplemen ini yaitu vitamin A, B, C, D, E, dan K.
Sementara itu, mineral yang umum ada dalam multivitamin yaitu kalsium, iodium, zat besi, magnesium, mangan, selenium, dan seng.
Beberapa multivitamin juga mengandung asam amino, asam lemak, atau kandungan herbal lainnya.
itamin dan mineral merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk berbagai fungsi penting seperti metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Sayangnya, tubuh tidak dapat memproduksi sendiri sehingga harus dipenuhi melalui asupan makanan.
Namun, jika asupan makanan tak kunjung bisa memenuhinya, maka direkomendasikan untuk mengonsumsinya.
Multivitamin perlu dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu tertentu. Dosis yang dikonsumsi juga disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan kondisi masing-masing orang.
Namun, apabila kebutuhan zat gizi sudah terpenuhi, maka sebaiknya hentikan penggunaan multivitamin.
Biasanya hal ini berdasarkan keputusan dokter setelah melihat kondisi kesehatan individu.
Banyak orang yang bertanya-tanya, siapa saja yang membutuhkan multivitamin?
Jawabannya adalah multivitamin perlu dikonsumsi apabila Anda memiliki kondisi kekurangan zat gizi tertentu dalam pola makan.
Multivitamin untuk daya tahan tubuh juga bisa dikonsumsi ketika sedang sakit untuk mempercepat penyembuhan.
Selain itu, orang yang memiliki penyakit celiac, kolitis ulseratif, atau fibrosis kistik juga direkomendasikan mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Hal ini karena kondisi ini menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi.
Orang dengan usia lanjut juga direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Hal ini karena penyerapan nutrisi mungkin tidak seefisien pada saat muda.
Multivitamin untuk lansia biasanya mengandung vitamin B12, vitamin B9, kalsium, zat besi, seng, kalium, dan magnesium. Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral dapat membantu memastikan bahwa kebutuhan nutrisi harian terpenuhi.
Orang yang mengikuti pola makan vegan atau vegetarian mungkin memiliki risiko kekurangan beberapa zat gizi, seperti vitamin B12, zat besi, dan kalsium. Nah, suplemen vitamin dan mineral ini bisa membantu menutupi kekurangan zat tersebut.
Wanita hamil atau menyusui juga direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Hal ini karena hamil dan menyusui membutuhkan lebih banyak zat gizi, seperti asam folat dan zat besi.
Orang yang sedang dalam masa pengobatan obat PPI, dan pengobatan penyakit Parkinson juga sebaiknya mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
Pasalnya, jenis obat ini bersifat diuretik dan dapat menghabiskan cadangan magnesium, kalium, dan kalsium dalam tubuh.
Berikut ini aturan konsumsi multivitamin yang sebaiknya Anda ikuti.
Meskipun suplemen multivitamin bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi sebaiknya tetap penuhi kebutuhan ini dari makanan.
Pasalnya, banyak zat gizi yang tidak ditemukan dalam suplemen vitamin dan mineral. Selain itu, beberapa suplemen vitamin dan mineral mungkin tidak dapat diserap oleh tubuh secara sempurna layaknya zat gizi dari makanan.
Bacalah dengan teliti petunjuk dosis yang tertera pada kemasan multivitamin sebelum mengonsumsinya atau sesuai dengan petunjuk dokter.
Hindari melebihi dosis yang disarankan kecuali atas saran dokter. Pasalnya, mengonsumsi vitamin berlebihan tidak direkomendasikan karena bisa meningkatkan risiko efek samping.
Waktu minum suplemen vitamin dan mineral sebenarnya bisa dikonsumsi kapan saja. Namun, beberapa vitamin, seperti vitamin B dan C, lebih baik dikonsumsi saat perut kosong atau sebelum makan agar diserap lebih baik.
Sementara itu, vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) biasanya lebih baik diserap ketika dikonsumsi setelah makan.
Memperhatikan komposisi multivitamin dan memastikan kandungan ini benar-benar menyediakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sangatlah penting.
Selain itu, sebaiknya hindari multivitamin yang mengandung pewarna, pengawet, atau pemanis buatan. Hal ini karena zat tambahan ini rentan menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
Mengonsumsi multivitamin terlalu banyak dapat memiliki beberapa dampak negatif pada kesehatan, seperti dijelaskan berikut ini.
Selain itu, mengonsumsi vitamin B6 secara berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko patah tulang pinggul.
Hal ini tertulis dalam salah satu penelitian pada salah satu jurnal Journal of bone and mineral research.
Efek samping multivitamin dalam dosis tinggi secara terus-menerus juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang, termasuk risiko penyakit jantung, dan kanker.
Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Dengan begitu dokter bisa menentukan jenis suplemen, dosis, dan jangka waktu pemakaian sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar