backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Kebiasaan Diet yang Salah dan Tanda-Tanda Diet Anda Tidak Tepat

Ditulis oleh dr. Raissa Edwina Djuanda, M. Gizi, Sp.GK. · Gizi dan Dietetik · Sawo15Menteng


Tanggal diperbarui 20/01/2021

    7 Kebiasaan Diet yang Salah dan Tanda-Tanda Diet Anda Tidak Tepat

    Banyak orang melakukan diet dengan harapan bisa mendapatkan bentuk tubuh yang lebih ideal. Sayangnya, kurangnya pengetahuan tentang cara diet yang benar dan sesuai anjuran membuat banyak orang melakukan diet yang salah. Diet yang salah justru tidak akan membawa hasil dan manfaat. Malah sebaliknya, Anda bisa terkena bahaya yang mungkin tidak disangka-sangka.

    Berbagai kebiasaan diet yang salah

    diet bebas gluten

    Berikut ini ada berbagai kebiasaan diet yang salah yang sering terjadi dan sebaiknya Anda hindari.

    1. Tidak sarapan pagi

    Melewatkan waktu sarapan bukanlah cara diet yang dianjurkan. Pasalnya, hal ini membuat Anda justru bisa makan lebih banyak dengan porsi yang besar di siang harinya. Selain itu, melewatkan sarapan juga dapat menurunkan mood dan meningkatkan risiko obesitas. Keseimbangan gula dan insulin dalam tubuh juga akan terganggu sehingga tubuh selalu merasa lapar.

    2. Tidak menghiraukan kalori dari minuman

    Tahukah Anda bahwa minuman cepat saji mengandung kalori yang cukup tinggi. Bahkan, minuman yang berlabel “jus buah’ pun bisa mengandung kalori dan gula yang sangat tinggi sehingga dapat menambah asupan kalori harian. Padahal. saat melakukan diet, membatasi asupan kalori menjadi hal wajib yang perlu Anda lakukan.

    3. Makan terlalu banyak protein dan lemak

    Membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan protein serta lemak secara berlebih dapat membahayakan tubuh. Kondisi ini dapat merusak ginjal dan meningkatkan kadar kolesterol yang berakibat pada penyakit jantung serta stroke.

    4. Makan tanpa garam

    Diet tanpa garam menjadi diet yang sedang populer. Namun, makan tanpa menambahkan garam sedikit pun justru dapat membahayakan tubuh.

    Pasalnya, tubuh tetap membutuhkan asupan garam terutama untuk produksi hormon tiroid, memelihara keseimbangan cairan tubuh, menjaga aktivitas sel saraf, kontraksi serta relaksasi otot, dan meningkatkan fungsi otak. Namun, asupan garam harian tidak boleh sampai berlebihan. Kelebihan garam juga bisa meningkatkan risiko hipertensi, stroke, jantung, dan juga masalah ginjal.

    5. Kekurangan serat

    Diet dengan membatasi asupan kalori harian tanpa sadar juga menurunkan asupan serat harian. Padahal, serat sangat dibutuhkan untuk membantu menurunkan berat badan dengan cara menahan rasa kenyang lebih lama. Selain itu, serat juga berfungsi membantu melancarkan pencernaan Anda.

    6. Memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan

    Kebiasaan memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan secara paksa merupakan gangguan psikologis yang bisa membahayakan. Nantinya, efek samping yang dialami cukup serius seperti kulit dan rambut yang kusam, kerusakan kelenjar air liur, osteoporosis, gangguan menstruasi, gangguan irama jantung, sembelit, hingga gangguan emosi.

    7. Minum obat pelangsing tanpa pengawasan dokter

    Banyak orang menggunakan berbagai cara untuk menurunkan berat badan; termasuk mengonsumsi obat pelangsing tanpa pengawasan atau resep dari dokter. Kebiasaan ini sangat membahayakan karena kandungan di dalam obat yang belum pasti aman justru dapat merusak organ tubuh hingga menimbulkan kematian.

    Apa tandanya jika diet yang dilakukan ternyata salah?

    Saat melakukan diet dengan cara yang tidak tepat, tubuh akan menunjukkan berbagai gejala penolakan seperti:

    • Perut yang kembung dan begah sepanjang hari.
    • Sembelit atau diare.
    • Merasa lapar sepanjang waktu.
    • Mood selalu buruk bahkan mudah mengalami depresi.
    • Merasa lelah dan tidak berenergi sepanjang hari.
    • Mudah kedinginan.
    • Mudah lupa.
    • Mudah terserang penyakit.
    • Kulit menjadi kusam.
    • Bibir pecah-pecah.
    • Rambut mudah rontok.

    Jika berbagai gejala ini Anda alami maka hal pertama yang perlu dilakukan ialah menghentikan program diet yang sedang dijalani. Langkah selanjutnya, segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan memberikan perawatan dan penanganan terbaik sesuai kondisi.

    Lalu, seperti apa diet yang aman dan sehat?

    diet yang sehat

    Diet yang aman dan sehat adalah diet yang menerapkan gizi seimbang. Gizi seimbang yang dimaksud adalah mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral setiap hari dengan porsi dan jadwal yang sesuai.

    Diet yang optimal juga tidak ditempuh dengan cara yang instan atau kilat. Tubuh perlu menyesuaikan diri dengan perubahan pola makan baru supaya hasilnya awet dan berat badan tidak cepat naik lagi.

    Selain itu, dalam diet seimbang tak hanya jenis makanan yang perlu diperhatikan. Cara memasak juga membutuhkan perhatian khusus seperti mengurangi memasak dengan cara menggoreng dan lebih banyak memasak dengan cara direbus atau dikukus.

    Tentu saja agar diet Anda lebih aman dan membuahkan hasil, konsultasikan terlebih dahulu program diet yang akan Anda ambil ke dokter gizi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    dr. Raissa Edwina Djuanda, M. Gizi, Sp.GK.

    Gizi dan Dietetik · Sawo15Menteng


    Tanggal diperbarui 20/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan