backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kopi Pakai Mentega, Lebih Sehat Dibanding Pakai Gula

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Kopi Pakai Mentega, Lebih Sehat Dibanding Pakai Gula

    Banyak tren makanan sehat di luar sana, tapi yang satu ini mungkin bisa dibilang cukup aneh: minum kopi pakai mentega sebagai pengganti gula atau creamer.

    Tapi tunggu dulu.

    Jangan pakai sembarang mentega

    Kopi pakai mentega, alias butter coffee, diciptakan oleh Dave Asprey, seorang pebisnis di bidang teknologi. Ia menekankan bahwa mentega yang digunakan haruslah jenis organik grass-fed unsalted butter, alias mentega organik dan tidak ditambah garam, yang berasal dari sapi yang hanya diberi makan rumput. Waduh! Dan bukan cuma mentega saja yang harus ditambahkan ke dalam cangkir kopi pagi Anda. Untuk membuat butter coffee yang dijuluki Bulletproof Coffee ini, lanjut Asprey, Anda juga harus menambahkan sedikit minyak MCT (medium chain triglycerides) yang terbuat daro ekstrak minyak kelapa dan sawit.

    Kafein dalam kopi biasa hanya mampu memberikan sengatan energi di awal yang akan dengan cepat menukik jatuh. Tak heran bahwa setelah secangkir kopi pagi, Anda tetap mengantuk dan lesu bahkan sebelum mendekati jam makan siang. Di sisi lain, butter coffee miliknya mampu meningkatkan dan mengelola energi dengan lebih baik. Kombinasi dari mentega dan minyak MCT memberikan Anda suplai asam lemak sehat yang membuat Anda produktif dalam waktu yang lebih lama serta beragam manfaat lainnya, seperti penurunan berat badan.

    Jadi, apakah tren coffee butter benar menyimpan segudang manfaat kesehatan seperti yang digembar-gemborkan?

    Kandungan nutrisi mentega dalam secangkir kopi hitam

    Produk mentega organik dari sapi khusus pemakan rumput mengandung mikronutrien tinggi dan rasio asam lemak omega-3 dan omega-6 yang jauh lebih sehat dari sapi ternak pakan konvensional — hampir mirip dengan asam lemak yang ditemukan dalam ikan berminyak. Kita perlu mengonsumsi lemak bagi tubuh untuk dapat berfungsi dengan baik, terutama asam lemak esensial (lemak tak jenuh ganda). Lebih lanjut, mentega yang berasal dari sapi yang hanya diberi makan rumput dilaporkan mampu mengurangi massa lemak tubuh pada orang-orang yang kelebihan berat badan dan bersifat anti-peradangan.

    Sementara itu, MCT adalah produk turunan dari minyak kelapa yang memiliki bentuk lemak unik sehingga lebih mudah untuk dicerna dalam tubuh jika dibandingkan dengan jenis minyak lain. “Ada beberapa bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa konsumsi minyak MCT rutin dapat merangsang pembakaran lemak dalam jangka panjang, walaupun efeknya ringan,” ungkap Christopher Ochner, Ph.D., rekanan profesor dari The New York Obesity Nutrition Research Center di St. Luke’s-Roosevelt Hospital, dilansir dari Women’s Health. MCT, lanjut Ochner, juga mampu membantu mengatur tingkat kolesterol dalam darah dan meningkatkan metabolisme tubuh.

    Teorinya, kopi pakai mentega akan menghasilkan rasa kenyang yang berkepanjangan dan dorongan energi yang lebih mumpuni daripada efek naik-turun dari kafein yang biasa Anda alami jika Anda minum kopi hitam biasa. Manfaat ini berasal dari respon insulin yang berkurang saat memetabolisme lemak yang menggantikan karbohidrat di waktu sarapan. Lemak memperlambat pencernaan sehingga akan memperlambat penyerapan kafein ke dalam aliran darah. Lemak juga lebih mengenyangkan daripada nutrisi lainnya, jadi jika Anda menambahkan mentega dalam kopi pagi Anda, Anda mungkin merasa kenyang lebih lama. Bagi banyak orang, perlambatan kerja insulin akan membuat mereka berasa lebih sadar dan sigap, fokus, dan bertenaga karena kadar gula darah mereka akan lebih stabil jika dibandingkan saat sarapan penuh karbohidrat.

    Bukan berarti coffee butter adalah minuman sehat

    “Minuman berkafein, seperti kopi dan teh, memang terbukti memiliki manfaat kesehatan — antioksidan, peningkatan fungsi kognitif, ketajaman mental, dan bahkan penurunan risiko kematian — tapi sulit untuk melabeli butter coffee ini sebagai minuman ‘sehat’,’ tandas Jenna A. Bell, PhD, RD, dietitian olahraga sekaligus penulis buku Energy to Burn: The Ultimate Food & Nutrition Guide to Fuel Your Active Lifestyle, dilansir dari Shape.

    Mentega dan minyak MCT adalah dua bahan yang sangat tinggi lemak jenuh. Meski racikan kopi unik ini akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama, perlu dicatat bahwa satu sendok makan butter dan sesendok minyak MCT akan menambahkan lebih dari 100 persen dari asupan lemak jenuh harian yang direkomendasikan. Terlalu banyak lemak jenuh dapat berkontribusi meningkatkan kadar kolesterol jahat, LDL. Beberapa ahli kesehatan memperingatkan bahwa LDL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Selain itu, kopi pakai mentega juga mengandung tinggi kalori; sekitar ekstra 200-300 kalori per cangkirnya daripada kalori yang terkandung dalam kopi hitam. Jika Anda rutin meminum butter coffee secangkir sehari, sepanjang tahun, artinya Anda akan mendapatkan tambahan 9 sampai 14 kilogram dalam setahun. Dan, jika hanya mengandalkan coffee butter sebagai trik diet tanpa olahraga, rasanya hampir tidak untuk menghilangkan berat badan dengan makan lebih banyak kalori.

    Tapi, jika Anda bosan dengan rasa kopi hitam biasa dan ingin sedikit perubahan. Mengapa tidak mencobanya? Berikut kami sertakan resep kopi butter yang bisa Anda racik sendiri di rumah.

    Resep kopi butter

    Yang Anda butuhkan:

  • 240 ml air
  • 2 1/2 sdm kopi hitam bubuk pilihan Anda
  • 1 sdt minyak MCT atau minyak kelapa (minyak kelapa mengandung MCT alami)
  • 1 sdm grass-fed, unsalted butter
  • Cara membuat:

    • Seduh kopi seperti biasa atau difilter jika Anda memiliki mesin filter kopi.
    • Masukkan semua bahan dalam blender selama 20 detik sampai kopi berbusa (seperti kopi tarik) dan tak ada lagi jejak minyak dan butter yang tampak di permukaan. Sajikan segera.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan