backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengungkap Efek Buruk Minum Soft Drink untuk Kesehatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/09/2021

    Mengungkap Efek Buruk Minum Soft Drink untuk Kesehatan

    Tak jarang minuman ringan atau soft drink jadi salah satu menu wajib pada waktu makan siang. Padahal, ada berbagai efek soft drink yang berbahaya bagi kesehatan tubuh Anda.

    Bagaimana soft drink memengaruhi kesehatan tubuh?

    bahaya minuman kemasan

    Minuman ringan alias soft drink saat ini sudah tersedia dalam berbagai varian dan sangat mudah untuk Anda temukan. 

    Beberapa contoh minuman ringan, seperti minuman bersoda, jus buah kemasan, teh atau kopi kemasan, minuman berenergi, hingga minuman pengganti elektrolit tubuh setelah olahraga.

    Salah satu hal yang perlu Anda perhatikan saat memutuskan untuk mengonsumsi minuman ringan terletak pada kandungan bahan tambahan pangannya.

    Soft drink mengandung bahan tambahan, seperti pemanis, perasa, pewarna, pengawet, dan kafein. Soda juga memiliki kandungan gas karbon dioksida yang memberikan efek mendesis saat Anda minum.

    Namun, pemanis merupakan yang paling menjadi sorotan dari bahan-bahan tambahan dalam minuman ringan apabila terkait dengan kesehatan.

    Pemanis, baik alami maupun buatan, sama-sama memiliki efek buruk. Anda bahkan mungkin tidak sadar berapa banyak gula yang dikonsumsi bersamaan dengan minuman ringan.

    Minuman ringan, yang cenderung tinggi akan kandungan pemanis ini, dapat meningkatkan risiko Anda mengidap penyakit kronis, termasuk obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.

    Apa saja efek minuman ringan yang berbahaya?

    efek minum soda

    Walaupun efeknya tidak langsung dirasakan, minuman ringan dengan kandungan gula tinggi tentu akan menimbulkan sejumlah dampak negatif dalam jangka panjang.

    Berikut adalah beberapa efek minuman ringan alias soft drink untuk kesehatan tubuh yang perlu Anda ketahui.

    1. Karies gigi

    Sebuah studi dalam jurnal BMC Oral Health menyebutkan bahwa konsumsi 250 ml minuman ringan per hari dapat meningkatkan risiko karies gigi pada anak-anak dan remaja.

    Selain itu, minuman ringan bersoda juga mengandung asam tertentu, seperti asam fosfat dan asam karbonat yang bisa merusak gigi.

    Asam bekerja dengan melarutkan kalsium dan membuat lapisan enamel melemah. Akibatnya, gigi Anda akan lebih mudah berlubang atau mengeropos akibat hilangnya pelindung gigi tersebut.

    2. Obesitas

    Konsumsi soft drink juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan memicu obesitas.

    Minuman ringan memiliki kalori yang tinggi. Dengan minum satu botol minuman ringan, Anda sudah menambah asupan kalori harian sekitar 150–200 kalori.

    Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin minum minuman ringan juga cenderung memiliki kualitas pola makan yang buruk secara keseluruhan.

    Pola makan yang buruk merupakan faktor risiko utama dari obesitas.

    3. Diabetes

    Diabetes tipe 2 merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah.

    Sebuah studi dalam jurnal PLoS One menunjukkan bahwa asupan sekaleng soda atau 150 kalori gula per hari mampu meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 1,1 persen.

    Asupan gula berlebihan inilah yang dapat menyebabkan resistensi insulin yang menjadi salah satu faktor risiko utama dari kondisi ini.

    4. Penyakit jantung

    Asupan soft drink juga bisa memicu sindrom metabolik, yakni sekumpulan kondisi yang mengganggu proses pembakaran energi, salah satunya adalah penyakit jantung.

    Minuman ringan dapat meningkatkan jumlah LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida di dalam darah. Keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.

    Salah satu studi dalam jurnal Circulation menemukan pria yang minum minuman ringan setiap hari berisiko 20% lebih tinggi terhadap serangan jantung daripada mereka yang jarang atau tidak sama sekali mengonsumsi minuman ringan.

    5. Penyakit asam urat

    Peradangan pada sendi yang terjadi karena kadar asam urat ( uric acid) di dalam tubuh yang terlalu tinggi dikenal sebagai penyakit asam urat atau gout.

    Gejalanya dapat berupa persendian sakit, bengkak, dan kemerahan. Bagian persendian yang biasanya terdampak adalah jempol kaki, tetapi bagian sendi lain juga bisa terpengaruh.

    Menurut penelitian kandungan gula dalam minuman ringan dapat meningkatkan risiko asam urat, yakni sekitar 75% pada wanita dan hampir 50% pada pria.

    Berapa batasan konsumsi minuman ringan dalam sehari?

    Untuk mengetahui batas konsumsi minuman ringan dalam sehari, Anda terlebih dahulu perlu mengetahui kadar gula yang terkandung di dalamnya.

    Sebagai contoh, minuman ringan kemasan berukuran 500 ml pada umumnya memiliki kadar gula sekitar 40–50 gram atau setara dengan 4–5 sendok makan.

    Padahal, menurut Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan konsumsi gula harian tidak lebih dari 50 gram atau setara 4 sendok makan.

    Minum soft drink saja artinya sudah mencapai batas maksimal konsumsi gula harian. Hal ini pun belum termasuk asupan gula dari sumber makanan lainnya.

    Itu artinya, minum minuman ringan sebenarnya sudah tidak baik untuk kesehatan.

    Jika Anda ingin tetap mengonsumsinya, kurangi takaran dan batasi tidak lebih dari dua kali seminggu.

    Namun, Anda juga bisa mencoba beberapa alternatif minuman ringan apabila Anda ingin menghindarinya sama sekali.

    • Minum air mineral yang tidak mengandung kalori dan dapat membantu menghilangkan rasa haus Anda.
    • Minum infused water dengan campuran irisan buah, seperti lemon dan jeruk, untuk mendapatkan minuman segar berperisa buah dan tanpa kalori.

    Apabila Anda memiliki kekhawatiran lain terhadap konsumsi minuman ringan, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan solusi yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan