backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Keju Feta: Baik Atau Buruk untuk Kesehatan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Keju Feta: Baik Atau Buruk untuk Kesehatan?

    Ada banyak jenis keju di dunia ini. Setiap keju tentunya mempunyai karakteristik berbeda, termasuk rasa, tekstur, warna, dan lainnya. Salah satu jenis keju yang mungkin sudah Anda tahu adalah keju feta. Mungkin Anda sudah sering menemukan jenis keju ini di supermarket. Keju feta mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari keju biasanya. Apa itu keju feta dan apa saja manfaat keju feta?

    Apa itu keju feta?

    Keju feta merupakan keju yang berasal dari Yunani. Berbeda dari keju biasanya, keju ini terbuat dari susu domba atau kambing, bukan dari susu sapi. Domba dan kambing ini secara khusus dibesarkan di daerah padang rumput lokal. Sehingga, domba dan kambing tersebut menghasilkan susu dengan karakteristik unik untuk dibuat menjadi keju. Keju feta memiliki karakteristik berwarna putih, mempunyai tekstur yang agak kenyal dan bisa hancur saat dipotong, serta mempunyai rasa yang creamy saat di mulut.

    Manfaat keju feta untuk kesehatan

    Karena terbuat dari susu, keju tentu memiliki banyak nutrisi penting bagi tubuh. Beberapa nutrisi yang terkandung dalam keju feta adalah kalsium, vitamin B2, vitamin B12, vitamin B6, fosfor, selenium, dan zink. Tak hanya itu, keju ini juga mengandung lemak dan kalori yang lebih sedikit dari keju lainnya, seperti keju cheddar atau parmesan.

    Karena banyak mengandung nutrisi penting, tak heran keju feta menawarkan banyak manfaat untuk kesehatan Anda. Beberapa manfaat keju feta adalah:

    1. Mendukung kesehatan tulang

    Keju feta mengandung kalsium, fosfor, dan protein sehingga dapat mendukung kesehatan tulang Anda. Kalsium dan protein dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, sedangkan fosfor merupakan salah satu mineral tulang yang cukup penting.

    Kandungan kalsium dalam keju feta bahkan lebih banyak dibandingkan keju lain, seperti keju mozzarella, ricotta, dan keju cottage. Hal ini karena susu domba dan kambing (sebagai asal dari keju feta) mengandung lebih banyak kalsium daripada susu sapi. Sehingga, konsumsi keju feta dapat membantu Anda dalam memenuhi kebutuhan kalsium harian.

    2. Membantu menjaga kesehatan usus

    Keju feta dibuat dengan cara menambahkan bakteri asam laktat ke dalam susu domba atau kambing sehingga keju ini mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan usus Anda. Probiotik merupakan bakteri baik yang hidup di usus.

    Keju feta mengandung probiotik dengan jenis Lactobacillus plantarum. Bakteri baik ini dapat melindungi saluran cerna dari bakteri jahat penyebab penyakit, seperti E. coli dan Salmonella. Tak hanya itu, bakteri baik dalam usus juga terbukti dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

    3. Membantu meningkatkan komposisi tubuh

    Keju yang terbuat dari susu domba mengandung asam linoleat terkonjugasi atau conjugated linoleic acid (CLA) yang jumlahnya lebih tinggi dibandingkan keju yang terbuat dari susu sapi atau kambing. CLA ini ternyata mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. CLA dapat membantu meningkatkan komposisi tubuh, dengan menurunkan massa lemak dan meningkatkan massa tubuh tanpa lemak. Tak hanya itu, CLA juga dapat membantu menurunkan risiko diabetes.

    Namun hati-hati, keju feta mengandung natrium tinggi

    Dalam proses pembuatan keju feta, dadih susu kambing atau domba ditambahkan dengan garam. Selama penyimpanan, keju feta juga direndam dalam air garam. Maka tak heran jika keju feta mengandung natrium tinggi yang berasal dari garam. Dalam 1 ons (28 gram) keju feta mengandung natrium sebanyak 312 mg.

    Bagi Anda yang mempunyai tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan diabetes, mungkin harus membatasi atau bahkan menghindari konsumsi keju feta. Orang dengan penyakit tersebut disarankan untuk membatasi asupan natrium tidak lebih dari 1500 mg per hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan