backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Perbedaan Mata Minus dan Mata Silinder, Mana yang Lebih Parah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 23/11/2023

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    4 Perbedaan Mata Minus dan Mata Silinder, Mana yang Lebih Parah?

    Sering kesulitan melihat objek dengan jelas atau mengalami pandangan yang kabur mungkin menandakan Anda memiliki kelainan refraksi mata. Dua jenis kelainan refraksi yang paling sering terjadi pada mata adalah mata minus dan mata silinder. Meskipun sama-sama membuat pandangan kabur, ada perbedaan antara mata minus dan mata silinder. Berikut ulasannya.

    Mana yang lebih parah, mata minus atau silinder?

    Pandangan kabur perbedaan silinder dan mata minus

    Mata minus (miopi) dan mata silinder (astigmatisme) merupakan masalah refraktif atau gangguan penglihatan yang umum terjadi.

    Namun di antara keduanya, tidak dapat dikatakan mana yang lebih parah daripada yang lain.

    Pasalnya, tingkat keparahan kelainan refraksi tersebut tergantung pada besarnya angka miopi atau silinder mata.

    Sebagai dua kondisi yang berbeda, perbedaan antara mata minus dan silinder meliputi tingkat keparahan gangguan penglihatan yang terjadi pada masing-masing kondisi.    

    Mata minus dapat diatasi dengan menggunakan kacamata atau kotak lensa. Namun, kondisi minus mata tetap dapat bertambah sampai penderita berusia 18—20 tahun.

    Hal ini bisa terjadi karena penderita tidak menjaga kesehatan mata. Misalnya, terlalu lama menggunakan gadget atau komputer tanpa sempat mengistirahatkan mata.

    Sementara pada mata silinder, kerusakan mata cenderung tidak bertambah, apalagi jika penderitanya telah menggunakan lensa korektif yang sesuai.

    Apa perbedaan antara mata minus dan silinder?

    Tanda harus ganti kacamata

    Agar mata dapat melihat objek dengan jelas, cahaya yang ditangkap oleh kornea dan lensa (bagian depan mata) akan dibiaskan ke retina, yaitu jaringan peka cahaya di belakang mata.

    Pada miopi ataupun astigmatisme, cahaya yang ditangkap tidak dapat fokus untuk diteruskan ke retina.

    Meski cahaya sama-sama tak dapat difokuskan ke retina, miopi dan astigmatisme memiliki penyebab, gejala ataupun pengobatan yang berbeda.

    1. Penyebab pandangan menjadi kabur

    Perbedaan mata minus dan mata silinder yang pertama terletak pada kelainan refraksi (pembiasan cahaya) yang menyebabkan keduanya menunjukkan gejala mata kabur.

    Kelainan refraksi yang menjadi penyebab mata minus adalah bola mata yang memendek sehingga kornea terlalu melengkung mengakibatkan cahaya yang masuk tidak difokuskan pada retina.

    Bukannya jatuh tepat pada retina, cahaya yang diteruskan justru jatuh jauh di depan retina. Akibatnya, saat melihat objek dalam jarak yang jauh pandangan mata menjadi kabur dan sulit terfokus.

    Sementara pada mata silinder, pandangan menjadi kabur karena adanya kelainan pada bentuk kelengkungan kornea atau lensa.

    Kelengkungan tersebut membuat cahaya tidak bisa dibiaskan tepat pada retina. Akibatnya, objek tidak terlihat dengan jelas baik dari jarak jauh maupun jarak dekat.

    2. Perbedaan ciri-ciri mata minus dan mata silinder

    Ketika melihat suatu benda, ciri-ciri mata minus adalah pandangan akan terlihat kabur dan mungkin akan merasa pusing ketika tidak bisa melihat objek dari jarak jauh dengan jelas.

    Sementara itu, orang bermata silinder bukan hanya merasakan pandangan yang kabur dan pusing, tetapi objek yang dilihat juga berbayang.

    Gejala khas dari mata silinder yang umum dialami misalnya garis lurus jadi terlihat miring. Hal ini disebabkan gangguan fokus yang dialami memengaruhi mata melihat bentuk dan ketegasan objek dengan jelas.

    Berbeda dari mata minus yang gejalanya hanya muncul saat melihat objek dari jarak jauh, gejala mata silinder bisa muncul baik melihat objek yang dekat maupun jauh.

    3. Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan fokus

    Para peneliti mengungkapkan bahwa miopi dan astigmatisme sama-sama bisa disebabkan oleh faktor keturunan.

    Meski begitu, ada beberapa perbedaan faktor risiko lainnya yang mungkin memperbesar peluang Anda terkena mata minus dan silinder.

    Menurut National Eye Institute, mata minus umumnya terjadi pada anak-anak berusia 6—14 tahun. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan bentuk mata.

    Jadi, orang dewasa yang punya mata minus biasanya sudah mempunyai kerusakan mata ini dari kecil.

    Selain itu, kondisi kesehatan tertentu juga bisa mengakibatkan terjadinya mata minus, misalnya komplikasi diabetes pada mata.

    Sementara itu, faktor yang memperbesar risiko seseorang mengalami mata silinder adalah memiliki kondisi mata minus yang parah, efek dari operasi katarak, dan menderita keratokonus (penipisan kornea).

    4. Lensa korektif yang digunakan

    Perbedaan antara miopi dan astigmatisme tentunya juga ada pada cara penanganannya.

    Untuk mengatasi mata minus, lensa korektif yang digunakan pada kacamata dan lensa kontak haruslah jenis lensa cekung atau lensa negatif (minus).

    Lensa cekung membantu memperkecil kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya dapat terfokus dan jatuh tepat di retina.

    Sementara itu, cara mengatasi mata silinder adalah dengan kacamata yang berlensa silinder.

    Lensa silinder bisa menggabungkan beberapa bayangan yang dihasilkan akibat kelainan pembiasan sehingga mata kembali bisa melihat objek dalam bentuk yang jelas.

    Kesimpulan

    Miopi dan astigmatisme merupakan dua kondisi yang berbeda sehingga keduanya memiliki gejala khas, penyebab, serta cara pengobatan yang berbeda. Jika masih kesulitan mengenal perbedaan mata minus dan silinder, Anda bisa berkonsultasi pada dokter dan menjalani pemeriksaan refraksi mata untuk mengetahui diagnosisnya secara pasti.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 23/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan