backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tak Selamanya Kulit Putih Jadi Tanda Kulit Sehat

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 05/07/2021

    Tak Selamanya Kulit Putih Jadi Tanda Kulit Sehat

    Hingga saat ini kulit putih dan mulus kerap menjadi tolak ukur untuk menilai kecantikan seseorang. Tak heran bila banyak orang yang menjadi korban iklan untuk memutihkan kulitnya dengan beragam produk pemutih kulit. Faktanya, tidak selamanya kulit putih itu bagian dari ciri-ciri kulit sehat. 

    Apakah kulit putih pertanda kulit sehat?

    Pada dasarnya, pemilik kulit sehat biasanya terhindar dari berbagai masalah kulit. Ada banyak hal yang bisa menjadi patokan kulit sehat, tetapi kulit putih tidak menjadi salah satunya. 

    Begini, warna kulit manusia cukup beragam, mulai dari pucat hingga sangat gelap. Warna kulit ini berasal dari kombinasi paparan sinar matahari dan seberapa banyak jumlah dan jenis pigmen kulit, alias melanin. 

    Sementara itu, kulit putih merupakan warna kulit manusia yang memiliki jumlah pheomelanin yang tinggi. 

    Warna kulit yang sering dijumpai pada penduduk Eropa ini sering dianggap ‘superior’ karena sering dijadikan tolak ukur dari kecantikan kulit. 

    Nyatanya, terang gelap warna kulit tak bisa dijadikan patokan kesehatan kulit. Bila kulit putih menjadi tolak ukur, tentu hal ini akan menyulitkan orang berkulit gelap karena susunan genetik yang berbeda. 

    Hal ini dikarenakan kulit gelap pun sama normalnya dengan mereka yang memiliki kulit putih. Meski begitu, ada beberapa keuntungan dan kerugian dari kulit terang. 

    Manfaat kulit putih

    Sebenarnya, manfaat kulit putih ini didapatkan dari jumlah pheomelanin yang dimiliki. Apa saja? 

    Menurunkan risiko kekurangan vitamin D

    Pheomelanin merupakan jenis melanin yang menghasilkan kulit terang. Variasi melanin ini ternyata menyerap radiasi sinar UV lebih baik. 

    Artinya, pemilik kulit yang lebih terang bisa mendapatkan manfaat dari paparan sinar matahari yang mungkin lebih baik dibandingkan pemilik kulit gelap

    Hal ini juga dipengaruhi oleh kandungan eumelanin dan melanosom pada kulit yang lebih rendah daripada mereka dengan kulit sawo matang. 

    Kondis ini membantu mensintesis vitamin D lebih banyak yang berperan penting dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kerangka hingga otak. 

    Sementara itu, kekurangan vitamin D dapat melemahkan sistem imun, tulang, dan mengganggu fungsi tubuh melawan radikal bebas penyebab kanker. 

    Bila proses sintesis vitamin D meningkat, ada kemungkinan risiko kekurangan vitamin D akan menurun, baik pada pemilik kulit terang maupun gelap. 

    Risiko memiliki kulit terang

    bule vs. asia

    Pemilik kulit putih memang dapat menyerap sinar UV lebih baik, tetapi hal ini bisa menjadi bumerang bagi kesehatan mereka bila tidak hati-hati. Mengapa demikian?

    Rentan terhadap berbagai masalah kulit

    Bila Anda berkulit putih yang tinggal di lingkungan dengan paparan sinar matahari yang tinggi, hal ini bisa membahayakan kesehatan kulit. 

    Begini, orang berkulit terang menghasilkan eumelanin yang rendah di kulit. Jenis melanin yang satu ini ternyata yang membantu Anda terlindungi dari sinar matahari. 

    Salah satu masalah kulit yang kerap terjadi pada warna kulit terang antara lain kulit terbakar. Pasalnya, orang berkulit putih yang kerap berjemur untuk mendapatkan kulit kecoklatan. 

    Berjemur di bawah sinar matahari memang baik, tetapi ketika tidak dilakukan dengan tepat tentu bisa menyebabkan kulit terbakar (sunburn). 

    Pada kasus yang parah, paparan sinar matahari yang berlebihan dapat memicu risiko kanker melanoma, yaitu salah satu bentuk dari kanker kulit. 

    Kekurangan folat

    Kekurangan folat pada pemilik kulit putih biasanya dijumpai pada penduduk yang tinggal di dekat garis khatulistiwa dengan paparan sinar UV yang tinggi. 

    Hal ini dikarenakan paparan sinar UV yang intens dapat menghambat proses sintesis asam folat, yaitu salah satu penyebab kekurangan folat. 

    Kekurangan folat, terutama yang terjadi pada ibu hamil, dapat menyebabkan cacat tabung saraf pada janin yang belum lahir. 

    Sedangkan, kadar melanin yang lebih tinggi memungkinan sintesis folat berjalan dengan normal dengan menyerap radiasi UV. 

    Alhasil, peluang untuk kehamilan dan perkembangan janin yang normal pun cukup besar. 

    Penuaan dini

    Salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap melawan penuaan dini yaitu kolagen. 

    Kolagen merupakan molekul pembentuk jaringan kulit yang berperan penting dalam mencegah penyakit dan cedera. Artinya, senyawa ini melindungi kulit dari dalam. 

    Di lain sisi, semakin tebal kulit dan jumlah melanin di dalamnya, semakin baik pula perlindungan yang didapatkan, termasuk kadar kolagen. 

    Sementara itu, orang dengan kulit putih yang berulang kali terpapar radiasi UV yang kuat, berisiko mengalami penuaan dini yang lebih cepat. 

    Hal tersebut bisa ditandai dengan kemunculan kerutan dan garis halus akibat paparan UV yang merusak jaringan pelindung dermis. Jaringan ini yang memberikan kekuatan pada kulit, termasuk kolagen. 

    Jadi, tidak selamanya pemilik kulit putih dianggap lebih sehat daripada mereka berkulit lebih gelap. Namun, Anda bisa memiliki kulit yang lebih cerah dan sehat melalui berbagai metode. 

    Ada beberapa momen yang membuat warna kulit terang justru berisiko terhadap masalah kulit. Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter kulit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 05/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan