backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Langsung Olahraga Setelah Makan Bisa Bikin Usus Buntu?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 21/12/2020

    Benarkah Langsung Olahraga Setelah Makan Bisa Bikin Usus Buntu?

    Kata orang, Anda sebaiknya jangan langsung olahraga setelah makan karena takut bisa menyebabkan usus buntu. Lantas, apa kata dunia medis seputar wejangan ini?

    Olahraga setelah makan bikin usus buntu, mitos atau fakta?

    Terlepas dari tempat, jenis, intensitas, durasi, maupun kapan waktu dilakukannya, olahraga bukanlah penyebab dari usus buntu. Usus buntu adalah peradangan yang disebabkan oleh penyumbatan pada usus buntu, sebuah struktur berbentuk selang yang kecil yang menempel pada bagian awal usus besar. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh feses, benda asing, atau bahkan sel kanker. Maka dari itu, wejangan usang yang mengatakan bahwa Anda tidak boleh olahraga setelah makan karena risiko usus buntu sudah tak perlu lagi Anda percaya.

    Pasalnya, makanan itu sendiri pun juga bukan penyebab langsung dari radang usus buntu. Sistem pencernaan manusia sudah punya cara khusus untuk melumatkan makanan yang masuk, yaitu dengan enzim pencernaan yang sifatnya asam. Setelah dikunyah dan dihaluskan di mulut, makanan akan lantas dihancurkan oleh enzim.

    Jadi, secara teknis Anda sebenarnya tidak bisa langsung kena usus buntu hanya karena makan sesuatu. Harus ada banyak sekali makanan yang tidak hancur dan menumpuk atau tertimbun di usus, barulah bisa terjadi peradangan usus buntu. Dengan kata lain, sekali makan saja tidak akan langsung bikin usus buntu, terlepas dari kapan waktu makan Anda — sebelum atau setelah olahraga.

    Satu-satunya alasan mengapa Anda tidak disarankan untuk langsung berolahraga setelah makan adalah masalah kenyamanan. Berolahraga saat perut kenyang dapat mengganggu pencernaan dan menyebabkan perut sakit hingga kram pada beberapa orang. Namun ini bukanlah gejala maupun faktor risiko dari usus buntu.

    Risiko usus buntu dapat meningkat jika memiliki riwayat keluarga dengan radang usus buntu

    Selain karena penyumbatan oleh feses maupun benda asing, faktor genetik ternyata turut ikut ambil bagian dalam kemunculan usus buntu akut. Risiko usus buntu pada anak yang setidaknya terikat darah dengan anggota keluarga inti yang punya atau pernah punya usus buntu, meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga bebas usus buntu.

    Rentan tidaknya seseorang terkena usus buntu juga dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan tubuh, seperti apakah Anda memiliki infeksi usus atau  cystic fibrosis sebelumnya, atau pola makan Anda rendah serat yang bisa membuat feses mengeras dalam usus dan sulit dikeluarkan.

    Bagaimana cara mencegah usus buntu?

    Meskipun sampai saat ini mekanisme terjadinya penyumbatan pada usus buntu belum diketahui pasti, ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menghindari risiko peradangan usus buntu, yaitu dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih.

    Asupan serat dan cairan yang memadai akan membantu sistem pencernaan untuk melunakkan feses sehingga Anda lebih kebal terhadap sembelit yang dapat menyebabkan penumpukan feses dalam usus. Perbanyaklah konsumsi buah dan sayuran serta agar-agar untuk membantu melancarkan pencernaan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 21/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan