backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Mana yang Lebih Baik: Naik Sepeda Statis atau Naik Sepeda Biasa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Mana yang Lebih Baik: Naik Sepeda Statis atau Naik Sepeda Biasa?

    World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bersepeda sebagai salah satu aktivitas fisik yang baik untuk dilakukan oleh anak-anak hingga orang tua. Bersepeda memang sangat menyenangkan, karena bisa melatih kekuatan otot kaki sekaligus kebugaran tubuh secara menyeluruh. Selain itu, saat ini pilihan untuk bersepeda pun banyak. Anda bisa pakai sepeda statis di dalam ruangan atau sepeda biasa di luar ruangan. Lantas, mana yang lebih baik? Naik sepeda statis di gym maupun di rumah, atau naik sepeda biasa? Simak penjelasannya berikut ini.

    Naik sepeda statis vs naik sepeda biasa

    Bersepeda, baik menggunakan sepeda statis ataupun sepeda biasa, merupakan salah satu jenis olahraga kardio. Hal ini dikarenakan dengan bersepeda, kinerja jantung, paru-paru, dan sistem sirkulasi akan meningkat.

    Selain itu, bersepeda secara teratur juga mampu menurunkan tingkat kolesterol jahat di dalam darah, menguatkan otot jantung, dan menurunkan tekanan darah. Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk melakukan latihan kardio terlebih dahulu agar memberi tubuh Anda pemanasan sebelum memulai sesi olahraga selanjutnya.

    Nah, sebelum Anda pergi bersepeda, beberapa hal berikut ini bisa jadi pertimbangan Anda untuk memutuskan naik sepeda statis ataupun naik sepeda biasa.

    1. Kalori yang terbakar

    Menurut Harvard Medical School, beberapa olahraga yang dilakukan di gym memberikan pembakaran kalori yang lebih baik jika Anda memang bisa mempertahankan tempo dengan stagnan. Seorang pria seberat 70 kilogram bisa membakar 260 kalori dalam 30 menit dengan mengayuh sepeda statis menggunakan intensitas sedang dan sekitar 391 kalori dalam 30 menit dengan mengayuh sepeda intensitas tinggi.

    Sedangkan banyaknya kalori yang bisa Anda bakar saat mengendarai sepeda di luar rumah bergantung pada kecepatan Anda dalam mengayuh sepeda. Seorang pria seberat 70 kilogram bisa membakar 372 kalori dengan kecepatan 14 sampai 16 mph. Sedangkan ketika pria tersebut bersepeda dengan kecepatan antara 16 dan 19 mph selama 30 menit mampu membakar 446 kalori.

    2. Tingkat kebugaran

    Sebuah studi menunjukkan bahwa sepeda statis mampu memaksimalkan denyut jantung hingga 75-95 persen, hal ini menunjukan jika sepeda statis cukup bagus untuk meningkatkan kebugaran. Namun kerugiannya, variasi gerakan otot lebih sedikit karena berbagai kemudahan menjadikan otot hamstring sebagai satu-satunya otot yang bekerja paling keras.

    Sedangkan bagi atlet atau yang benar-benar hobi, bersepeda di luar ruangan bisa membuat denyut jantung mencapai 100 persen. Namun karena biasanya tidak didampingi instruktur, bersepeda yang hanya senang-senang justru akan memberikan hasil yang kurang maksimal. Hal ini dikarenakan Anda lebih banyak melakukan variasi gerakan dihampir semua otot kaki.

    3. Tingkat kesulitan

    Kesulitan utama saat mengendarai sepeda statis adalah mengatasi rasa bosan, pasalnya gerakan yang dilakukan hanya itu-itu saja, tanpa tanjakan atau turunan apalagi pemandangan. Namun hal ini bisa diatasi dengan musik yang sesuai, atau pasangan latihan yang menyenangkan.

    Sedangkan secara umum, sepeda biasa yang dikendarai di luar ruangan lebih mudah dan menyenangkan karena bisa memilih sendiri lintasan yang hendak dilalui. Jika menginginkan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, dibutuhkan teknik tertentu dan tentunya lintasan yang lebih menantang.

    4. Tingkat kenyamanan

    Soal kenyamanan, sepeda statis jauh lebih unggul karena bisa dikendarai di dalam ruang ber-AC, Anda bisa melakukannya sambil nonton TV atau mendengarkan musik. Satu-satunya yang membuat tidak nyaman bagi yang tidak punya alat sendiri adalah, harus datang dulu ke pusat kebugaran.

    Kalau mau sehat, bersepeda terutama di kota-kota besar agak merepotkan. Harus mengenakan pakaian yang sesuai bila tidak ingin terbakar terik matahari, memakai helm dan masker untuk menghindari benturan dan polusi serta harus berebut jalan dengan kendaraan bermotor. Selain itu bersepeda di luar ruangan juga meningkatkan risiko cedera akibat jatuh dari sepeda.

    Kesimpulan

    Jika tinggal di lingkungan yang lalu lintasnya padat dan banyak polusi, sepeda statis adalah pilihan terbaik. Namun kalau tinggal di lingkungan yang masih asri dan memang menguasai berbagai teknik olahraga bersepeda, maka sepeda biasa bisa memberikan efek yang lebih maksimal bagi Anda.

    Meski begitu, hal ini akan kembali kepada pilihan Anda sendiri untuk bersepeda. Pasalnya setiap orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda-beda sehingga sulit untuk menentukan hal yang terbaik. Yang terpenting, asalkan Anda aktif bergerak dan berolahraga – entah dengan naik sepeda statis ataupun naik sepeda biasa, hal tersebut sudah jadi hal yang baik untuk kesehatan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan