backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

6 Kondisi yang Sering Jadi Penyebab Nyeri Dada Saat Berolahraga

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 07/07/2021

    6 Kondisi yang Sering Jadi Penyebab Nyeri Dada Saat Berolahraga

    Pernahkah Anda mengalami nyeri dada yang intens ketika sedang olahraga? Banyak orang sering mengira kalau nyeri dada ini utamanya terjadi akibat serangan jantung. Padahal belum tentu, lho. Ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkann kondisi ini mulai dari yang ringan hingga parah. Penasaran apa saja? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.

    Berbagai penyebab nyeri dada saat olahraga

    Nyeri dada dapat Anda rasakan sebagai tekanan pada dada selama latihan yang bisa terjadi pada orang dengan kondisi baik sebelumnya. Penting sekali bagi Anda untuk mengenali tanda dan gejala saat mengalami nyeri dada untuk menentukan penanganan yang tepat.

    Beberapa penyebab paling umum saat dada Anda terasa sakit ketika berolahraga antara lain sebagai berikut.

    1. Otot tegang

    Tulang di sekitar dada dan rusuk Anda diselimuti banyak otot interkostal. Tanpa Anda sadari, berolahraga dengan kecepatan atau intensitas yang tinggi bisa menyebabkan otot di sekitar dada menegang. Akibatnya, Anda bisa mengalami nyeri otot dada saat olahraga.

    Penyebab dari kram otot dada ini biasanya disebabkan oleh teknik yang salah ketika olahraga angkat beban, pull up, atau squat. Bukan hanya itu, dehidrasi atau kondisi tubuh kekurangan elektrolit juga bisa menyebabkan otot sekitar dada menegang.

    2. Gangguan pencernaan

    Anda mungkin tidak pernah mengira kalau nyeri dada yang Anda rasakan saat olahraga bisa terjadi karena gangguan pencernaan.

    Salah satu masalah pencernaan yang paling sering menyebabkan nyeri dada adalah heartburn, yang terjadi ketika asam lambung naik sampai ke kerongkongan. Kondisi ini umumnya terjadi jika Anda mengonsumsi makanan yang memicu asam lambung naik sebelum berolahraga.

    3. Asma

    Jika Anda termasuk salah satu orang yang punya riwayat penyakit asma, nyeri dada saat olahraga juga bisa dialami akibat kondisi tersebut. Namun, tidak semua orang dengan kondisi ini pasti mengalami kekambuhan gejala ketika berolahraga.

    Beberapa orang yang tidak memiliki riwayat asma sama sekali juga bisa mengalami gejala asma, seperti sesak napas dan mengi, hanya saat mereka berolahraga. Penting untuk Anda selalu pahami bahwa olahraga tidak menyebabkan asma. Akan tetapi, olahraga bisa jadi salah satu pemicu gejala asma pada pasien dengan kondisi medis tertentu.

    4. Angina

    Angina pectoris yang lebih dikenal dengan angina atau angin duduk adalah rasa tidak nyaman yang disertai dengan nyeri intens di dada. Pada dasarnya kondisi ini bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit jantung seperti jantung koroner. 

    Olahraga intensitas tinggi dan stres dapat memicu kondisi ini pada mereka yang memiliki penyakit jantung koroner. Kurangnya suplai darah yang sampai ke jantung mengakibatkan semakin sedikitnya oksigen yang masuk ke jantung untuk memompa darah. Akibatnya, Anda akan merasakan gejala, mulai dari sesak, nyeri, atau sakit di dada seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dada yang Anda rasakan terkadang juga bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung sebelah kiri

    5. Kardiomiopati hipertrofik

    Kardiomiopati adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan terjadinya penebalan tidak normal pada otot-otot jantung. Pada kondisi ini, otot jantung menjadi lebih lemah, renggang, dan bermasalah pada strukturnya.

    Semua otot tubuh ikut bergerak saat Anda berolahraga, termasuk otot jantung. Saat berolahraga dengan intensitas tinggi, otot jantung seseorang yang memiliki riwayat penyakit kardiomiopati akan semakin menebal. Penebalan ini membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa oksigen sehingga aliran listrik menjadi terganggu.

    Kondisi ini bisa menyebabkan pusing, kliyengan, sesak napas, bahkan nyeri dada saat Anda berolahraga. Dalam kasus yang parah, Anda mungkin juga mengalami serangan jantung bahkan henti jantung mendadak yang dipicu oleh kardiomiopati.

    6. Serangan jantung

    Nyeri dada saat olahraga dapat disebabkan oleh serangan jantung alias infark miokard. Serangan jantung terjadi ketika otot jantung mengalami kerusakan karena tidak bisa mendapatkan darah yang kaya oksigen.

    Salah satu ciri umum serangan jantung adalah nyeri pada dada sebelah kiri secara tiba-tiba dengan rasa sakit yang hebat. Nyeri dada ini dideskripsikan sebagai adanya tekanan, remasan, atau rasa sesak di dalam rongga dada.

    Anda juga bisa mengalami sesak napas, bahkan beberapa pasien juga mengalami keringat dingin sebelum akhirnya mengalami serangan jantung

    Orang dengan riwayat serangan jantung sebelumnya akan memiliki risiko untuk mengalami henti jantung mendadak ketika olahraga. Kondisi tersebut membutuhkan perawatan medis segera karena bisa mengancam nyawa jika tidak mendapatkan penanganan cepat.

    Pertolongan pertama pada nyeri dada saat olahraga

    pertolongan pertama nyeri dada

    Nyeri dada biasanya dirasakan oleh pemula yang baru memulai aktivitas olahraga, misalnya jogging atau berlari. Jika Anda merasakan rasa sakit dan nyeri di bagian dada saat berolahraga, jangan memaksakan diri untuk meneruskannya. Sebaiknya hentikan segera latihan dan beristirahat sejenak.

    Umumnya penyebab nyeri dada ringan akibat jarang olahraga akan hilang secara perlahan, seiring dengan rutinitas sehingga kondisi tubuh semakin terbiasa. Dikutip dari Cleveland Clinic, ada pula nyeri dada yang tak tertahankan sehingga memerlukan penanganan darurat terlebih jika Anda memiliki beberapa faktor risiko, seperti:

  • rasa sakit dan nyeri dada tidak sembuh dengan cepat setelah beristirahat,
  • detak jantung tidak teratur, 
  • mengalami pusing hingga pingsan, dan
  • memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
  • Jika Anda memiliki sejumlah faktor risiko tersebut, segera pertimbangkan untuk memanggil ambulans atau mengunjungi unit gawat darurat segera.

    Sekalipun rasa sakitnya mereda, Anda perlu melakukan kunjungan ke dokter untuk memeriksa kondisi fisik, berkaitan dengan kondisi jantung, paru-paru, dan pencernaan. Dokter juga akan melakukan sejumlah tes penunjang, seperti elektrokardiogram (EKG), rontgen dada, atau endoskopi untuk mengetahui penyebab nyeri dada lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 07/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan