backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Spondylolisthesis (Spondilolistesis)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 04/03/2021

Spondylolisthesis (Spondilolistesis)

Definisi spondylolisthesis

Apa itu penyakit spondylolisthesis?

Spondylolisthesis atau spondilolistesis adalah kondisi tulang belakang bergeser dari tempat seharusnya. Kata “spondylolisthesis’ sendiri berasal dari bahasa Yunani; spondylos berarti tulang belakang dan listhesis berarti “tergeser’.

Jadi, tulang belakang bergeser keluar dari tempatnya ke posisi tulang yang berada di bawahnya. Pergeseran tulang belakang dari posisinya ini menyebabkan tekanan pada saraf, sehingga dapat menimbulkan nyeri luar biasa.

Kelainan tulang belakang ini juga bisa terjadi akibat spondilolisis yang tidak ditangani dengan tepat, sehingga tulang belakang menjadi lemah dan tidak dapat mempertahankan posisinya dan akhirnya bergeser.

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, spondylolisthesis terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

  • Spondilolistesis kongenital

Tipe ini terjadi ketika tulang belakang bayi tidak terbentuk secara sempurna selama dalam kandungan. Kondisi ini membuat tulang belakang bayi bergeser di kemudian hari.

  • Spondilolistesis istmik

Jenis ini terjadi akibat seseorang memiliki spondilolisis sebelumnya. Ketika ada fraktur, tulang belakang akan melemah dan bisa bergeser sewaktu-waktu.

  • Spondilolistesis degeneratif

Tipe ini terjadi umumnya pada lanjut usia (lansia) karena penuaan membuat cakram yang melindungi tulang belakang kehilangan air sehingga tulang belakang bisa bergeser dari tempatnya.

Selain itu, ada pula jenis tulang belakang bergeser yang cukup langka, di antaranya karena cedera (traumatis), adanya penyakit osteoporosis atau tumor (patologis), dan akibat operasi bedah pada tulang belakang.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Spondylolisthesis atau spondilolistesis adalah kelainan tulang belakang yang bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Pada anak dan remaja, bergesernya tulang belakang biasanya terjadi selama periode pertumbuhan tulang. Sementara pada orang dewasa, biasanya menyerang lansia karena faktor penuaan.

Tanda & gejala spondylolisthesis

Pada kebanyakan kasus, spondylolisthesis tidak menimbulkan gejala. Namun, tak jarang orang dengan spondilolistesis juga merasakan gejala, seperti:

  • Nyeri punggung bagian bawah, seperti dicubit atau ditusuk jarum. Biasanya memburuk saat Anda aktif bergerak atau ketika berdiri. Rasa nyerinya akan berkurang ketika Anda beristirahat dengan berbaring.
  • Mati rasa atau kesemutan dari punggung bawah menyebar ke kaki. Gejala ini muncul akibat adanya tulang belakang yang menekan saraf.
  • Otot-otot hamstring atau otot di sekitar paha bawah mengencang (menegang).
  • Punggung terasa kaku.
  • Bila sudah parah, kadang tulang belakang yang bergeser ini bisa menyebabkan kifosis. Kifosis adalah tulang belakang bagian atas yang melengkung berlebihan ke arah depan, sehingga membuat postur tubuh membungkuk.

Setiap orang sangat mungkin merasakan gejala yang berbeda-beda. Tingkat keparahannya pun dari satu orang ke orang yang lain juga berbeda. Ada pula yang merasakan gejala lain yang tidak disebutkan di atas.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera periksa ke dokter. Terutama jika nyeri punggung terjadi secara terus-menerus, atau jika Anda memiliki masalah kesehatan seperti osteoporosis atau spondilolisis.

Penyebab spondylolisthesis

Ada berbagai penyebab spondylolisthesis atau spondilolistesis yang mungkin Anda miliki, yaitu:

  • Cacat bawaan lahir, karena tulang belakang yang tidak terbentuk secara sempurna saat masih dalam kandungan. Ketika bertambah usia, tulang belakang bisa bergeser akibat aktivitas tertentu, contohnya pesenam dan angkat besi.
  • Sendi pada tulang belakang aus atau meradang. Ini biasanya sering terjadi pada lansia atau mengalami trauma mendadak pada tulang belakang, contohnya patah tulang.
  • Kelainan tulang belakang yang biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada tulang belakang.

Faktor risiko spondylolisthesis

Risiko bergesernya tulang belakang pada setiap orang berbeda-beda. Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya spondylolisthesis atau spondilolistesis adalah:

  • Altet

Anak-anak, remaja, atau orang dewasa yang berprofesi sebagai atlet seperti pesenam atau pemain sepak bola, lebih mungkin mengalami kondisi ini di kemudian hari.

  • Genetika

Orang yang mengalami jenis spondilolistesis istmik dilahirkan dengan bagian tulang belakang, yakni pars interarticularis yang lebih tipis. Kondisi ini cenderung menyebabkan patah tulang dan akhirnya bergeser.

  • Usia

Seiring bertambahnya usia, kondisi tulang belakang akan semakin melemah dan aus. Hal ini bisa menyebabkan tulang belakang bergeser, rata-rata pada usia di atas 50 tahun.

Sekalipun Anda berisiko, tidak selalu pada akhirnya Anda akan terkena penyakit ini. Pasalnya, risiko bergesernya tulang belakang mungkin bisa menurun dengan tindakan pencegahan.

Diagnosis dan pengobatan spondylolisthesis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Gejala yang ditimbulkan spondylolisthesis hampir serupa dengan masalah atau gangguan tulang atau otot lainnya. Oleh karena itu, untuk memantapkan diagnosis spondilolistesis, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian tes kesehatan, seperti:

Pemeriksaan fisik

Dokter akan mengecek riwayat kesehatan Anda dan keluarga dan menanyakan keluhan gejala yang Anda alami. Kemudian, dokter juga akan menanyakan aktivitas atau profesi yang dijalani, terutama yang melibatkan kekuatan fisik.

Di samping itu, pemeriksaan fisik juga meliputi pengecekan gejala secara langsung, seperti:

  • Pemeriksaan area yang menimbulkan rasa nyeri.
  • Rentang gerak yang terbatas.
  • Kelemahan atau kejang otot yang sering terjadi.
  • Pengamatan postur tubuh dan gaya berjalan Anda. Pada beberapa kasus, ada pasien yang juga mengalami kesulitan untuk berjalan karena otot sekitar paha terasa kaku.

Tes pencitraan

Tes ini dilakukan untuk memastikan apakah Anda mengalami spondilolisis atau spondilolistesis. Beberapa tes pencitraan yang biasanya dijalankan, meliputi:

  • X-ray: Tes ini memberikan gambaran struktur kepadatan tulang, fraktur, maupun ketidaksejajaran tulang belakang. Jika hasilnya menunjukkan adanya fraktur pada pars interarticularis melebar dan tulang belakang bergeser ke depan, ini bisa menjadi indikasi spondylolisthesis.
  • CT scan: Sama seperti X-ray, tes kesehatan ini juga bisa memperlihatkan kondisi tulang belakang. Hanya saja, CT scan biasanya jauh lebih detail ketimbang X-ray biasa.
  • MRI: Tes kesehatan ini dapat memberikan gambaran kerusakan pada intervertebralis di antara tulang belakang dan bergesernya tulang belakang dari posisi sebenarnya.
  • Setelah tes diagnosis dilakukan, dokter akan memberikan nilai spondylolisthesis yang Anda miliki, seperti:

    • Tingkat rendah (Tingkat I dan Tingkat II): Pada tingkat ini, Anda tidak perlu menjalani operasi pembedahan. Kebanyakan kasus ini terjadi pada remaja dengan spondylolisthesis istmic dan di hampir semua kasus spondylolisthesis degeneratif.
    • Tingkat tinggi (Tingkat III dan Tingkat IV): Pada tingkat ini, Anda memerlukan operasi pembedahan karena rasa nyeri yang kadang tidak tertahankan atau hilang dengan pengobatan biasa.

    Apa saja cara mengobati spondylolisthesis?

    Pengobatan spondylolisthesis biasanya ditentukan berdasarkan hasil penilaian setelah tes diagnosis dilakukan. Berikut ini cara untuk mengobati spondilolistesis adalah:

    Pengobatan tanpa operasi

    Perawatan awal untuk masalah bergesernya tulang belakang tanpa proses pembedahan, meliputi:

    • Mengistirahatkan tubuh dari berbagai macam aktivitas, mulai dari membungkuk, mengangkat, atau melakukan gerakan-gerakan olahraga tertentu.
    • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen. Bila tidak efektif, dokter akan menaikkan dosis atau mengganti dengan obat yang lebih kuat efeknya dalam meredakan nyeri.
    • Mendapatkan suntikan kortikosteroid di sekitar saraf yang tertekan atau di bagian tengah tulang belakang. Ini dilakukan jika Anda mengalami nyeri, mati rasa, atau kesemutan di kaki.

    Terapi fisik

    Terapi fisik biasanya mengharuskan Anda untuk mengikuti fisioterapi. Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan rentang gerak pada punggung bawah dan paha belakang. Biasanya, terapi ini berupa sekumpulan gerakan peregangan.

    Ada beberapa gerakan peregangan yang bisa Anda lakukan jika punya spondylolisthesis, yaitu:

    Gerakan untuk menguatkan otot perut dan otot di sekitar lumbar

    Posisikan tubuh berbaring dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menyentuh lantai. Kemudian, angkat sedikit kepala Anda diikuti dengan merentangkan tangan di samping tubuh dan sedikit mengangkatnya ke udara. Lakukan gerakan ini beberapa kali sambil mengatur napas.

    Pelvic tilt

    Baringkan tubuh dengan posisi telentang. Kemudian, tekuk lutut Anda dengan telapak kaki menempel lantai sambil meletakkan kedua tangan di depan dada. Lalu, angkat punggung tengah Anda sedikit ke atas dan tahan dalam beberapa detik dan kembali tempelkan punggung ke lantai. Lakukan peregangan ini beberapa kali sambil mengatur napas.

    Operasi spondylolisthesis

    Pembedahan mungkin direkomendasikan jika perawatan yang dilakukan sebelumnya tidak ampuh mengatasi gejala bergesernya tulang belakang. Namun, jenis operasi yang dipilih akan disesuaikan dengan dengan jenis spondilolistesis yang Anda miliki.

    Umumnya, operasi yang dilakukan adalah menyatukan tulang yang bergeser menggunakan instrumen tambahan, seperti sekrup, batang logam, potongan tulang dari bagian tubuh lainnya yang paling dekat. Sekrup dan batang logam dibiarkan terpasang secara permanen.

    Dalam beberapa kasus, cakram di antara tulang belakang akan diangkat dan diganti dengan cangkok tulang agar menjadi penahan antar tulang agar tetap terpisah.

    Pengobatan spondylolisthesis ini umumnya dapat meredakan banyak gejala spondilolistesis, terutama nyeri dan mati rasa di kaki. Ini merupakan operasi besar sehingga mengharuskan Anda untuk opname selama seminggu dan istirahat total selama berbulan-bulan, sekitar 2-6 minggu.

    Meski ampuh meredakan gejala, pengobatan spondilolistesis ini dapat menyebabkan efek samping diantaranya infeksi pada lokasi operasi, penggumpalan darah di kaki, kerusakan saraf, atau kelumpuhan.

    Perawatan di rumah untuk spondylolisthesis

    Selain pengobatan dokter, spondilolistesis juga memerlukan perawatan rumahan. Tindakannya melingkupi penerapan gaya hidup yang lebih sehat, seperti

    • Mengikuti pengobatan maupun perawatan yang dianjurkan dokter secara rutin atau sesuai jadwal.
    • Mengonsumsi makanan yang menyehatkan tulang, otot, dan saraf, seperti buah, sayur, ikan, daging tanpa lemak, dan kacang-kacangan.
    • Menyesuaikan aktivitas dengan kondisi tubuh Anda. Sebagai contoh, membatasi aktivitas berat, berdiri terlalu lama, dan menghindari mengangkat benda-benda yang berat.
    • Me;akukan olahraga yang direkomendasikan dokter maupun terapis secara rutin untuk menjaga fleksibilitas dan kekokohan tulang.

    Pencegahan spondylolisthesis

    Bergesernya tulang belakang bisa dicegah dengan beberapa tindakan. Cara untuk mencegah spondylolisthesis atau spondilolistesis antara lain:

    • Lakukan olahraga teratur untuk memperkuat otot-otot sekitar punggung dan perut.
    • Jaga berat badan tetap sehat karena kelebihan berat badan bisa menyebabkan adanya tekanan besar pada punggung bagian bawah.
    • Konsumsi makanan yang menyehatkan tulang, yakni yang mengandung vitamin D, fosfor, dan kalsium. Anda bisa mendapatkannya dari bayam, susu sapi atau yogurt, kacang-kacangan, dan ikan. Di samping itu, imbangi dengan rutin konsumsi buah dan sayur.
    • Pada orang yang berisiko, jangan ragu untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter ortopedi, agar spondylolisthesis bisa dicegah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.


    Artikel Terkait


    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 04/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan