backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Olahraga, Cara Paling Mudah dan Murah Agar Hidup Lebih Bahagia

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh dr. Ivena · Tanggal diperbarui 19/12/2020

    Olahraga, Cara Paling Mudah dan Murah Agar Hidup Lebih Bahagia

    Setiap orang tentu pernah lelah, stres, dan merasa tidak bahagia akibat berbagai tekanan yang harus dihadapi. Nah, tahukah Anda untuk menghalau hal-hal tersebut, ada cara yang mudah dan tidak membutuhkan biaya besar? Ya, cukup dengan olahraga, Anda bisa membangun pikiran yang lebih positif dan bahagia. Namun, sebenarnya bagaimana bisa olahraga bikin bahagia? Ini dia penjelasannya.

    Benarkah olahraga bikin bahagia?

    Ketika kita berolahraga, akan terjadi peningkatan hormon endorfin. Istilah hormon endorfin pertama kali ditemukan pada tahun 1970 oleh Roger Gulemin dan Andrew W. Hormon ini berfungsi sebagai neurotransmiter (pembawa sinyal-sinyal pada sistem saraf manusia), diproduksi oleh kelenjar pituitari dan memiliki struktur yang unik menyerupai morfin sehingga endorfin juga memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit.

    Hormon endorfin inilah yang menjadi kunci mengapa olahraga bikin bahagia sekaligus menurunkan kadar stres Anda.

    Selain meningkatkan hormon endorfin, olahraga ternyata juga dapat meningkatkan hormon dopamin, serotonin, dan triptofan. Dopamin sering kali disebut hormon kebahagiaan, karena memang akan menyebabkan seseorang merasa bahagia. Sedangkan serotonin berfungsi untuk mengatur emosi, daya ingat, dan menurunkan kadar stres pada tubuh akibat kelelahan fisik.

    Dopamin dan serotonin kemudian akan bekerja sama dalam mengatur mood seseorang dan menimbulkan perasaan senang serta menciptakan pikiran-pikiran positif pada diri Anda. Hal ini tentu akan sangat bagus bagi kehidupan sosial dan karier Anda. Melakukan olahraga secara teratur dapat meningkatkan produksi dan metabolisme serotonin pada korteks otak dan batang otak.

    Apakah ada manfaat unik lain dari olahraga?

    Selain itu, ternyata berolahraga juga memiliki dampak positif lainnya. Olahraga rutin bisa membantu dalam penanganan masalah kejiwaan, mendukung pemulihan dari cedera pada otak, dan membantu mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

    Olahraga juga dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Hal ini disebabkan karena penyakit-penyakti kronis akan meningkat risikonya bila berat badan Anda berlebihan. Dengan olahraga teratur, berat badan Anda akan lebih terjaga sehingga Anda terhindar dari obesitas.

    Di samping olahraga bikin bahagia, kegiatan ini juga sering kali digunakan untuk mengurangi depresi. Mereka yang aktif berolahraga ternyata memiliki penurunan dalam tingkat kecemasan, stres dan depresi. Bahkan berolaharga juga dapat digunakan untuk salah satu terapi bagi mereka yang mengalami depresi tingkat ringan hingga sedang jika dipadukan dengan konseling dan jadwal tidur yang benar.

    Panduan awal untuk berolahraga bagi pemula

    • Sebelum memulai dan sesudah selesai melakukan olahraga jangan lupa untuk melakukan pemanasan, kira-kira selama 5-10 menit.
    • Saat Anda melakukan pemanasan dan peregangan, lakukan secara perlahan, kira-kira sekitar 20-30 detik.
    • Anda dapat mencoba melakukan jalan sehat yang dimulai dengan tempo lambat. Tingkatkan kecepatan berjalan Anda secara bertahap.
    • Cobalah lakukan senam aerobik tiga kali setiap minggu dengan durasi 20-60 menit setiap kalinya.
    • Bila Anda sudah mulai terbiasa berolahraga, Anda dapat melakukan olahraga yang lebih berat seperti bersepeda, berenang, bermain basket, menari, atau mendaki gunung.
    • Jangan lupa minum air putih sebelum, saat, dan sesudah Anda olahraga.
    • Anda dapat mengajak teman, keluarga, atau pasangan untuk melakukan olahraga bersama agar lebih bersemangat.
    • Pilih naik tangga daripada naik lift atau eskalator. Bila gedung kampus, sekolah, atau kantor Anda terlalu tinggi, Anda bisa naik sampai lantai tiga atau empat dulu, baru kemudian lanjutkan dengan lift.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh dr. Ivena · Tanggal diperbarui 19/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan