backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Mitos Kuno Seputar Olahraga yang Tidak Perlu Anda Percayai Lagi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 29/10/2021

    7 Mitos Kuno Seputar Olahraga yang Tidak Perlu Anda Percayai Lagi

    Selain dari asupan makanan dan istirahat yang cukup, olahraga memang memiliki beragam manfaat kesehatan yang tak perlu Anda ragukan lagi. Tak hanya membuat tubuh sehat dan bugar, rajin berolahraga juga membantu membuat suasana hati terus-menerus membaik. Sayangnya, masih banyak mitos olahraga menyesatkan yang beredar di masyarakat, lho.

    Berbagai mitos tentang olahraga yang perlu Anda ketahui

    Ada berbagai manfaat olahraga yang bisa Anda rasakan, mulai dari menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan jantung dan paru, membentuk otot, hingga memperbaiki suasana hati. 

    Namun, mitos yang beredar di masyarakat mengenai aktivitas ini mungkin saja menghambat Anda memperoleh manfaatnya. Misalnya, berolahraga hanya akan meningkatkan risiko cedera atau malah menjadi hal yang sia-sia untuk Anda lakukan.

    Nah, untuk menghindarinya Anda perlu mengetahui beberapa fakta dan mitos tentang olahraga yang keliru seperti berikut ini.

    1. Olahraga harus banyak berkeringat

    hidung berkeringat

    Salah satu mitos yang masih banyak kalangan percayai adalah semakin banyak keringat saat berolahraga, artinya makin efektif dan berat badan yang turun makin banyak. Itulah sebabnya banyak orang yang akhirnya berolahraga hanya agar bermandikan keringat, misalnya dengan olahraga di siang hari

    Faktanya, hal ini hanya mitos belaka. Ada banyak faktor yang memengaruhi seberapa banyak Anda berkeringat saat olahraga. Beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut di antaranya metabolisme tubuh, jenis olahraga, hingga di mana dan kapan Anda melakukan olahraga.

    Tubuh setiap orang berbeda, sehingga Anda bisa saja mendapatkan manfaat olahraga seperti penurunan berat badan tanpa banyak keringat. Selain itu, berolahraga terlalu berat dan berkeringat terlalu banyak berkeringat malah bisa berbahaya, lho.

    Bagi sejumlah orang dengan kondisi tertentu, seperti ibu hamil dan lansia, keringat yang keluar terlalu banyak dapat memicu dehidrasi, pusing, dan tekanan darah rendah.

    2. Semakin lama berolahraga, semakin baik

    Debbie Mandel, pakar fitness dan penulis buku Turn On Your Inner Light: Fitness for Body, Mind, and Soul mengatakan bahwa olahraga dengan durasi lebih lama dari umumnya tidak menjamin Anda bisa merasakan manfaatnya lebih baik.

    Seperti dikutip dari American College of Sport Medicine, seseorang harus melakukan olahraga aerobik dengan intensitas ringan minimal 30 menit selama lima hari per minggu. Aktivitas fisik ini efektif untuk meningkatkan kebugaran dan membantu menurunkan berat badan.

    Sebaliknya, olahraga lebih dari 90 menit malah dapat merusak tubuh hingga menyebabkan cedera otot dan persendian. Hal tersebut menunjukkan pada dasarnya tidak penting seberapa lama durasi olahraga yang Anda lakukan. Konsistensi adalah kunci utama agar Anda bisa merasakan manfaatnya.

    3. Bersakit-sakit dahulu, senang-senang kemudian

    Setelah kemarin berolahraga, keesokan harinya Anda mungkin bangun dengan rasa nyeri dan pegal pada sekujur tubuh, bahkan untuk menggerakkan tangan saja terasa sakit. Katanya, rasa sakit ini pertanda baik karena itu artinya olahraga yang Anda lakukan berhasil.

    Tetapi faktanya, olahraga yang ideal dan berkualitas justru tidak membuat Anda menderita setelah melakukannya. Walaupun rasa sakit setelah olahraga umum terjadi, kondisi ini umumnya tidak menetap dan akan berangsur pulih dengan cepat.

    Jennifer Solomon, MD, dokter spesialis tulang belakang dan olahraga dari Hospital for Special Surgery, New York City seperti dikutip dari Everyday Health mengatakan, sering kali rasa sakit yang Anda rasakan ini adalah peringatan cedera karena melakukan olahraga berlebihan.

    Itulah sebabnya, Anda tak perlu melakukan olahraga ekstrem sampai tubuh terasa nyeri untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Anda sudah bisa mendapatkan banyak manfaat meski hanya olahraga jalan cepat selama 30 menit.

    4. Rajin sit up agar perut rata

    Banyak kalangan percaya kalau gerakan sit up efektif untuk mengecilkan perut buncit. Padahal efek pembakaran lemak perut melalui gerakan olahraga ini tidaklah terlalu besar. Sit up sebetulnya termasuk olahraga yang khusus bertujuan untuk membentuk dan meningkatkan massa otot agar lebih kuat.

    Sit up bukanlah satu-satunya olahraga untuk memperkuat otot inti tubuh dan bisa mengecilkan perut. Meski begitu Anda tak perlu khawatir, masih ada banyak pilihan olahraga lain yang membantu Anda mendapatkan perut rata nan sixpack

    Olahraga kardio, seperti jogging, lompat tali, dan latihan HIIT cardio efektif untuk membakar lemak, termasuk juga tumpukan lemak perut. Anda juga bisa memadukan dengan berbagai gerakan senam perut, seperti side plank, swing kettle pose, atau cross crunch.

    5. Olahraga lari tidak baik untuk lutut

    sakit lutut

    Mitos tentang olahraga lainnya yang keliru dan tidak terbukti adalah berlari bisa menyebabkan masalah lutut. Hal ini didasari karena aktivitas lari memberikan memberikan tekanan berlebih pada kaki sehingga bisa menyebabkan cedera lutut.

    Padahal, penelitian menunjukkan hal yang sebaliknya. Jurnal Human Movement Science meneliti sejumlah studi dan menemukan bahwa olahraga lari justru bisa meningkatkan massa otot kaki dan kepadatan tulang semakin kuat. Selama Anda memiliki kondisi lutut normal dan berat badan ideal, maka berlari tidak akan memberikan dampak buruk pada lutut.

    Tetapi, lain halnya jika Anda mengalami masalah tulang, seperti osteoarthritis dan berat badan berlebih (obesitas), Anda sebaiknya jangan berlari secara terus-menerus. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai olahraga lari.

    6. Pagi hari adalah waktu ideal berolahraga

    Anda mungkin sering mendengar bahwa waktu terbaik untuk berolahraga adalah pagi hari. Mungkin benar, karena olahraga di pagi hari bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh setelah tidur. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan lebih banyak udara segar sekaligus menghindari berbagai gangguan pada siang atau sore hari.

    Namun faktanya, tidak ada waktu yang tepat bagi tubuh Anda untuk berolahraga. American Heart Association bahkan menjelaskan bahwa kunci untuk mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik adalah melakukannya secara konsisten. 

    Anda yang tidak terbiasa bangun pagi, bisa memilih berolahraga pada siang atau sore hari. Tetapi, apabila olahraga malam malah membuat Anda kesulitan tidur, maka cobalah alihkan sesi ini lebih awal dari jadwal sebelumnya.

    7. Satu program olahraga cocok untuk semua orang

    Untuk mendapatkan kebugaran tubuh, tidak jarang Anda mengikuti panduan program olahraga dan nutrisi yang tersedia di majalah atau internet. Sayangnya, tidak semua orang berhasil saat mengikutinya. Hal ini karena karakteristik dan kebutuhan fisik setiap orang yang berbeda.

    Pertama kali, Anda perlu menilai tingkat kebugaran tubuh yang berfungsi sebagai tolak ukur kemajuan setelah latihan. Selanjutnya, Anda bisa memilih program latihan yang sesuai dan lakukan secara perlahan dan kemudian tingkatkan. 

    Jangan terlalu cepat berganti program olahraga jika tidak berhasil. Sebaiknya coba satu program latihan selama 4 hingga 6 minggu untuk mengetahui apakah latihan yang Anda lakukan berhasil atau tidak. Jika iya Anda bisa melanjutkan atau meningkatkan latihan, sementara jika tidak Anda bisa berganti ke program lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 29/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan