backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bisa Berakibat Fatal, Kenali Risiko Barotrauma Saat Menyelam dan Cara Pencegahannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    Bisa Berakibat Fatal, Kenali Risiko Barotrauma Saat Menyelam dan Cara Pencegahannya

    Scuba diving merupakan salah satu aktivitas yang seru, namun kegiatan ini tak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Jika Anda berniat melakukannya, maka perlu mengetahui teknik diving dan mengikuti kursus persiapan hingga mendapatkan sertifikat atau izin menyelam. Pasalnya, risiko aktivitas ini sangat tinggi dan fatal, salah satunya adalah barotrauma saat menyelam.

    Risiko barotrauma saat menyelam yang mengancam nyawa

    Kegiatan scuba diving yang tidak dipersiapkan dengan baik bukan tidak mungkin malah bisa mengancam nyawa. Barotrauma merupakan salah satu jenis cedera yang bisa terjadi saat menyelam dan kondisi ini bisa berdampak fatal.

    Barotrauma adalah cedera yang terjadi pada jaringan tubuh akibat tekanan gas yang masuk ke dalam tubuh. Perbedaan tekanan udara tubuh dengan kondisi bawah laut saat menyelam bisa menimbulkan gangguan pernapasan, akibatnya jaringan tubuh bisa rusak bahkan mati.

    Dikutip dari MSD Manuals, gangguan kesehatan ini mungkin saja terjadi pada seluruh bagian tubuh. Tetapi, bagian tubuh yang sering terdampak barotrauma, yakni telinga dan paru-paru.

    1. Barotrauma telinga

    Barotrauma yang menyerang telinga diidentifikasi sebagai sakit telinga saat menyelam. Kondisi ini terbilang umum terjadi akibat perubahan tekanan udara di sekitar. Dalam kondisi normal, organ dalam telinga bernama tuba Eustachius akan bekerja mengatur tekanan udara pada telinga bagian dalam kurang lebih sama dengan tekanan udara luar. 

    Ketika Anda menyelam, tekanan air akan semakin tinggi saat menambah kedalaman. Masalah ini umumnya baru terjadi ketika terjadi perubahan tekanan secara cepat dan mendadak yang membuat telinga belum sempat beradaptasi untuk menyamakan kondisinya.

    Akibat ketidakseimbangan ini, gendang telinga akan membengkak hingga menimbulkan rasa sakit. Jika kondisinya parah, bisa saja terjadi gendang telinga pecah yang memicu vertigo, disorientasi, mual, dan muntah, bahkan bisa membuat penyelam tenggelam.

    2. Barotrauma paru

    Ketika menyelam, barotrauma akan sangat fatal apabila menyerang paru-paru. Saat menyelam, sebenarnya tubuh Anda berusaha beradaptasi dengan tekanan di sekitarnya. Semakin dalam Anda menyelam, maka kadar atau volume gas akan semakin menipis.

    Tekanan udara yang begitu tinggi membuat volume udara dalam paru-paru semakin sedikit. Bila hal ini terus-menerus terjadi, paru-paru akan kekurangan udara dan bisa menyebabkan jaringan paru mati. Bagi penyelam yang belum berpengalaman, biasanya akan menghirup udara lebih cepat dan dapat berakibat merasa kekurangan udara saat menyelam.

    Barotrauma paru biasanya akan menjadi masalah yang lebih besar ketika penyelam kembali ke permukaan. Saat naik ke permukaan, tekanan udara akan menurun dan volume udara di dalam paru-paru akan meningkat.

    Apabila penyelam terlalu terburu-buru saat naik ke permukaan atau menahan napas dalam air, maka udara yang ada dalam paru-paru akan semakin mengembang. Kondisi ini yang membuat kantung udara paru (alveoli) pecah akibat kebanyakan gas. Akibatnya, penyelam akan mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, hingga batuk berdarah.

    Bagaimana cara mencegah barotrauma bagi penyelam?

    scuba diving pemula

    Semua penyelam berisiko untuk mengalami barotrauma saat menyelam, bahkan kondisi ini adalah penyebab kematian utama saat melakukan scuba diving. Maka dari itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kondisi ini.

    • Lakukan ekualisasi (equalize) dengan menghembuskan udara sambil menutup hidung saat berpindah kedalaman saat menyelam. Hal ini bertujuan mencegah barotrauma telinga dengan memaksa telinga cepat beradaptasi dengan kondisi tekanan tinggi.
    • Jangan pernah menahan napas saat berada dalam air. Meskipun semua penyelam tahu kalau mereka tidak boleh menahan napas, namun penyelam pemula bisa saja melakukannya pada kondisi tertentu, misalnya ketika panik.
    • Naik ke permukaan dengan perlahan dan jangan terburu-buru. Sebaiknya, kecepatan berenang ketika naik ke permukaan tidak lebih dari 9 meter per menit.
    • Pastikan bahwa Anda sudah siap secara fisik dan mental. Tak hanya hafal teknik dasar diving saja, tapi Anda juga harus siap secara mental. Persiapan scuba diving haruslah matang, karena hal ini memengaruhi kondisi Anda ketika sedang menyelam. 

    PADI menerbitkan Guidelines for Recreational Scuba Diver’s Physical Examination yang memberikan anjuran pada orang yang mengalami masalah kesehatan tertentu sebelum menyelam. Pasalnya, risiko cedera saat menyelam bisa meningkat jika Anda memiliki gangguan kesehatan sebelumnya. 

    Lebih baik untuk tidak menyelam jika Anda memiliki gangguan pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), ataupun kondisi lainnya. Untuk mengetahui apakah Anda boleh menyelam atau tidak, sebaiknya lakukan pemeriksaan fisik (medical check up) dan konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 06/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan