backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ibu Hamil Didiagnosis Kanker Ovarium, Apa yang Harus Dilakukan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 16/03/2021

    Ibu Hamil Didiagnosis Kanker Ovarium, Apa yang Harus Dilakukan?

    Kanker ovarium merupakan kanker yang menyerang sel indung telur. Kanker ini termasuk dari sepuluh kanker yang sering terjadi pada wanita Indonesia. Risiko kanker ovarium selama masa kehamilan pada umumnya cukup rendah, yakni 1:18.000 dari tiap kehamilan. 

    Kanker ovarium yang terjadi pada masa kehamilan biasanya dapat terdeteksi lebih cepat. Hal ini dikarenakan orang yang sedang mengandung lebih sering periksa ke dokter kandungan untuk melihat kondisi janin yang dikandungnya. Jika Anda didiagnosis menderita kanker ovarium saat hamil, Anda harus mengonsultasikannya pada beberapa ahli agar mendapatkan solusi terbaik, misalnya pada ahli kanker, dokter kandungan, dan dokter anak.

    Gejala dan tanda kanker ovarium saat hamil

    Gejala dan tanda kanker ovarium pada saat hamil sama dengan gejala saat tidak sedang hamil. Pada fase awal biasanya tidak ada gejala dan ciri yang berarti. Kalaupun Anda merasakannya, mungkin terasa ringan hingga sulit dibedakan dari ketidaknyamanan yang ditimbulkan karena kehamilan itu sendiri.

    Berikut beberapa gejala yang biasanya menandai kanker ovarium:

    • Perut terasa kembung dan nyeri
    • Mulas
    • Kurang nafsu makan
    • Merasa cepat kenyang saat makan
    • Sering buang air kecil 
    • Kelelahan
    • Nyeri punggung
    • Sembelit (susah buang air besar hingga berhari-hari atau berminggu-minggu)

    Beberapa gejala di atas umumnya memungkinkan muncul saat kehamilan. Namun, jika Anda merasakan kondisi yang lebih buruk, segara konsultasikan ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Tes yang biasa dilakukan untuk kanker ovarium

    Biasanya dokter akan melakukan serangkaian pengujian untuk mendiagnosis kanker. Diagnosis biasanya dilakukan dengan ultrasound (USG), MRI, serta CT scan. Namun, CT scan menghasilkan radiasi yang tidak aman untuk bayi yang dikandung. Sehingga MRI dan ultrasound bisa menjadi alternatif karena cenderung jauh lebih aman.

    Tes darah CA-125 (penanda tumor untuk kanker ovarium) juga biasanya dilakukan untuk mendiagnosis kanker ovarium, tapi tidak sepenuhnya akurat selama kehamilan. Ini karena kehamilan dapat meningkatkan CA-125 itu sendiri.

    ibu hamil kurang gizi

    Langkah yang perlu diambil untuk pengobatan kanker ovarium saat hamil

    Tujuan pengobatan kanker ovarium selama masa kehamilan ialah untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Pengobatan yang akan Anda pilih tergantung pada seberapa parah kondisi kanker Anda dan bagaimana efeknya pada tubuh. Dalam hal ini, dokter akan lebih mengetahui mana solusi terbaik untuk penyembuhannya.

    Umumnya terdapat dua jenis pengobatan yang biasa dilakukan, yaitu:

    1. Pembedahan

    Jika diperlukan pembedahan, maka hal itu bisa dilakukan setelah Anda melahirkan. Lain halnya jika selama kehamilan Anda merasakan rasa sakit yang luar biasa atau ada komplikasi lain seperti perdarahan. Maka pembedahan saat kehamilan mungkin diperlukan. Semua ini kembali pada keputusan dokter yang memahami mana langkah tepat yang seharusnya diambil.

    Pada stadium awal, biasanya pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat bagian dari ovarium yang terkena sel kanker. Namun, jika kanker telah telah menyebar ke seluruh ovarium, ada kemungkinan pengangkatan rahim akan dilakukan.

    Jika kehamilan kurang dari 24 minggu, pengangkatan rahim jelas akan mengakhiri kehamilan dan janin tidak akan bertahan. Tetapi, jika usia kehamilan sudah lebih dari 24 minggu tapi masih kurang dari 36 minggu, diperlukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi.  Selanjutnya proses pengangkatan rahim baru akan dilakukan. Semua pertimbangan mengenai pembedahan bisa Anda konsultasikan langsung pada dokter kandungan dengan sejelas-jelasnya.

    2. Kemoterapi

    Studi di Eropa menyatakan kemoterapi bisa dijalani pada masa kehamilan. Janin yang ibunya mendapat kemoterapi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dapat berkembang secara normal. Namun, kemoterapi umumnya tidak dianjurkan selama trimester pertama, karena berisiko cacat lahir. Terapi radiasi di trimester pertama juga dikhawatirkan akan membawa dampak berbahaya bagi bayi Anda.

    penyakit lupus saat hamil

    Efek kanker ovarium pada janin

    Menurut para ahli, kanker ovarium bukan salah satu jenis kanker yang bisa menyebar ke janin. Jika Anda dalam perawatan dokter, biasanya tim dokter akan terus melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa kanker Anda tidak memengaruhi bayi yang ada dalam kandungan.

    Apapun pengobatan yang Anda jalani, perlu pemantauan yang ketat demi terjaganya kondisi ibu dan bayi. Selain itu, konsultasikan selalu perkembangan kondisi Anda pada dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 16/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan