backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Berapa Lama Anda Idealnya Harus Menggosok Gigi?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Berapa Lama Anda Idealnya Harus Menggosok Gigi?

    Meskipun menjadi salah satu bagian tubuh terkuat, gigi yang tidak dijaga dengan baik bisa terkikis, berlubang, dan akhirnya copot. Itulah sebabnya Anda perlu menjaga kebersihan gigi dengan rajin menggosok gigi. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak tahu berapa lama sebaiknya harus menggosok gigi.

    Durasi menyikat gigi yang ideal

    Menyikat gigi merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Pasalnya, gigi dan mulut yang sehat memudahkan Anda untuk mendapatkan berbagai nutrisi dari makanan.

    Jika tidak Anda jaga dengan baik, bakteri di mulut akan menumpuk menyebabkan infeksi. Bahkan, pada beberapa kasus parah dapat menyebar ke area tubuh lain, bahkan ke otak dan menyebabkan infeksi.

    Menyikat gigi Anda dapat mencegah penumpukan plak, air liur, dan bakteri di mulut. Dengan begitu, bau mulut, gigi berlubang, dan masalah gusi lainnya bisa Anda hindari.

    Sayangnya, tidak semua orang menerapkannya dengan benar, salah satunya tidak lama ketika menggosok gigi. Ini bisa saja Anda lakukan ketika sedang terburu-buru, malas menggosok gigi, atau memang ketidaktahuan.

    Berdasarkan American Dental Association (ADA) menyikat gigi sebaiknya dilakukan selama 2 menit sebanyak 2 kali sehari, yakni pagi dan malam hari.

    Kenapa harus ada durasinya?

    berapa kali sikat gigi dalam sehari

    Logikanya, menyikat gigi dengan cepat atau terburu-buru memungkinkan gigi tidak dibersihkan secara menyeluruh. Ingat, baik itu bakteri maupun sisa makanan bisa melekat di antara sela gigi dan gusi sehingga membuat Anda butuh waktu lebih lama untuk membersihkannya.

    Studi pada Journal of Dental Hygiene memperkuat adanya kaitan antara durasi menyikat gigi dengan kondisi plak di mulut. Sebanyak 47 partisipan diamati kebiasaannya dalam menggosok gigi. Setelah diselidiki, kebanyakan dari mereka menggosok gigi selama 45 detik.

    Setelah diamati lebih dalam, periset menyimpulkan kaitan lama menggosok gigi dengan kondisi plak, yakni:

  • Menyikat gigi selama 180 detik atau 2 menit dapat menghilangkan 55% lebih banyak plak ketimbang menyikat gigi selama 30 detik.
  • Menyikat gigi selama 120 detik dapat menghilangkan 26% lebih banyak plak ketimbang menyikat gigi selama 45 detik.
  • Hasil studi ini menunjukkan bahwa menggosok gigi selama 2 menit jauh lebih baik dalam menghilangkan plak ketimbang hanya 45 detik saja.

    Untuk membiasakan diri menyikat gigi selama 2 menit, Anda mungkin perlu latihan. Awalnya, setel pengatur waktu saat menggosok gigi. Jika dilakukan berulang kali, Anda akan terbiasa untuk menyikat gigi dengan waktu yang ideal.

    Selain durasi, perhatikan waktu menggosok gigi

    Selain memerhatikan durasi menyikat gigi, Anda juga perlu tahu waktu yang tepat untuk melakukan hal ini. Idealnya, menyikat gigi dengan pasta gigi dilakukan sebanyak dua kali. Nah, Anda bisa melakukannya di pagi hari setelah sarapan dan di malam hari sebelum tidur.

    Namun, penerapannya bukan “benar-benar’ setelah sarapan. Anda perlu menunggu setidaknya 1 jam sebelum menggosok gigi. Sisa makanan di mulut, terutama yang rasanya asam dapat meningkatkan kadar asam di mulut. Asam ini dapat menyebabkan pengikisan di gigi.

    Jika Anda langsung menyikat gigi, lapisan gigi akan semakin terkikis oleh gosokan sikat gigi. Untuk mencegah hal tersebut, Anda perlu memberi jeda untuk menggosok gigi setelah makan.

    Sementara sikat gigi di malam hari, dilakukan saat Anda ingin beranjak tidur. Ini memungkinkan gigi tidak lagi kotor oleh makanan sehingga tetap bersih hingga keesokan harinya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan