backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Ingin Memasang Tindik? Coba Pertimbangkan 5 Bahaya Ini Terlebih Dulu

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Ingin Memasang Tindik? Coba Pertimbangkan 5 Bahaya Ini Terlebih Dulu

    Seiring bertambahnya popularitas tindik, semakin banyak metode pemasangan tindik bermunculan. Setiap metode mengklaim dapat memasang tindik dengan risiko minimal. Padahal, pemasangan tindik paling aman sekalipun pada dasarnya tetap memiliki bahaya bagi kesehatan. 

    Risiko kesehatan dari memasang tindik

    Menurut survei yang dimuat pada laman National Health Service, setiap 1 dari 4 orang yang memasak tindik akhirnya mengalami komplikasi. Wajar, mengingat pemasangan tindik sedikit banyak akan menyebabkan luka yang mungkin saja membawa risiko.

    Bagi Anda yang hendak memasang tindik, waspadalah terhadap risiko kesehatan berikut:

    1. Infeksi pada area tindik

    5 fakta tentang tindik piercing

    Bahaya paling besar dari memasang tindik adalah infeksi. Setiap kali ada bagian tubuh yang terluka, risiko infeksi pada area tersebut akan turut meningkat.

    Terlebih lagi jika Anda tidak memahami cara tepat untuk merawat area pemasangan tindik.

    Infeksi akibat tindik dapat terjadi pada area kulit mana pun, tapi bagian tubuh yang paling rentan adalah pusar. Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi dapat menghambat penutupan luka tindik dan akhirnya memperlambat penyembuhan.

    2. Reaksi alergi

    Logam tertentu seperti nikel dapat memicu reaksi serius. Gejalanya antara lain muncul ruam, kemerahan, gatal, bercak kering, hingga luka lepuh berisi cairan.

    Sebelum memasang tindik, berkonsultasilah dahulu dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda memiliki alergi terhadap logam. Hindari memasang tindik ataupun memakai aksesori apa pun jika logam di dalamnya memicu reaksi alergi.

    3. Luka robek dan pembentukan keloid

    Luka robek dapat terjadi akibat kesalahan memasang tindik ataupun terjatuh, benturan saat berolahraga, serta tertariknya tindik secara tidak sengaja. Tanpa penanganan, luka robek akibat tindik akan menimbulkan bahaya infeksi yang lebih besar.

    Luka yang telah sembuh sekalipun juga bisa mengakibatkan komplikasi lain, yakni terbentuknya keloid. Keloid adalah bekas luka yang terbentuk akibat pembelahan sel kulit secara berlebihan.

    Bekas luka ini tidak bisa hilang dengan sendirinya, kecuali dengan tindakan medis.

    4. Tertular penyakit

    Sebelum memasang tindik, pastikan bahwa prosedurnya benar-benar dilakukan secara higienis. Pasalnya, jarum tindik yang tidak steril memiliki bahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi sarana penularan hepatitis B, hepatitis C, tetanus, hingga HIV.

    Jangan ragu untuk bertanya mengenai cara dan waktu pembersihan alat, jenis logam yang digunakan, prosedur tes alat, serta hal lain yang ingin Anda ketahui. Jika Anda merasa ragu, carilah studio tindik yang lebih tepercaya.

    5. Masalah mulut dan gigi

    jenis tindikan yang berbahaya

    Pemasangan tindik pada lidah dapat menyebabkan gigi patah, masalah gusi, merusak email gigi, dan memengaruhi bentuk rahang. Perawatan yang keliru juga bisa membuat tindik lepas dan menimbulkan bahaya tertelan.

    Kondisi ini akhirnya meningkatkan risiko infeksi pada mulut, bibir, dan gusi. Pada kasus yang parah, pemasangan tindik lidah dapat mengakibatkan efek jangka panjang berupa gangguan berbicara, mengunyah, serta menelan.

    Risiko memasang tindik tidak hanya terbatas pada masalah luka dan infeksi. Tanpa perawatan yang tepat, tindik dapat menyebabkan bahaya jangka panjang hingga menjadi jalur penularan penyakit.

    Jadi, pastikan Anda telah mempersiapkan diri dengan matang sebelum memasang tindik. Pilihlah studio tindik yang tepercaya dan carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai cara merawat tindik.

    Jika Anda masih ragu, mungkin Anda perlu mempertimbangkan ulang sebelum memasang aksesori ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan